1-goals

88 7 3
                                    

"say what?"

°

"love you,"



"kak? kok gabilang mau kesini sih?" aku keluar dari pekarangan rumah dan melihat sudah ada mobil silver kak Seonghwa terparkir tepat didepan rumahku. Ia hanya berdiri di depan mobil sambil senyum dan menyapaku.

"hai ren," sapa dia lalu jalan ke arahku yang masih diam didepan pagar.

"mau keluar ga? mumpung masih jam 7, kalo engga, aku mampir aja kedalem," jelas kak Seonghwa sambil mengelus rambut aku.

"bolehh...mau kemana emangnya?"

"muter muter aja sih, belum ada destinasi, gimana?"

Aku berfikir sebentar. Ya jelas aku mau lah, kapan lagi bisa menikmati waktu berduaan sama kak Seonghwa yang sibuknya tidak main main.

"yaudah aku ganti baju bentar, kaka tunggu sini," kataku lalu masuk ke dalam rumah untuk siap siap.

Cerita sedikit soal aku dengan kak Seonghwa dulu, dia adalah kaka tingkat-ku di kampus. Aku semester pertama dan dia semester akhir. Ditambah dia baru memasuki perkuliahan diumurnya yang ke 24. Katanya sih karna waktu itu ayahnya sedang butuh bantuan di perusahaannya. Perbandingan yang cukup jauh bukan?

Kalau dengar-dengar dari teman-temannya, dia memang sudah tertarik denganku sejak dari awal aku jadi maba. Jadi makanya bisa dekat. Karna lumayan jauh perbedaannya, jadi aku baru akan wisuda, dan dia sudah bekerja meneruskan usaha keluarganya.

Tidak heran sudah bisa sukses begini.

Kembali ke niat awal, aku langsung masuk rumah dan naik keatas untuk kekamar. Karna aku tau kak Seonghwa tidak begitu suka melihat aku memakai baju yang terbuka, jadi aku hanya mengganti baju menggunakan turtleneck dan ripped jeans hitam.

Setelah selesai, aku langsung turun dan keluar rumah, tidak lupa untuk mengunci pintu. "yuk kak," ucapku.

kak Seonghwa tersenyum dan kita berdua masuk mobil bersama sama.

Dia menyalakan mobilnya dan langsung menancap gas. "how's your mom?" tanyanya.

"belum ada kabar, the same as always," balasku sambil berusaha meraih tangan kak Seonghwa, dan karna dia menyadari pergerakkan ku dia akhirnya mengulurkan sebelah tangannya untuk menggenggam tangan ku.

"kamu kalo butuh apa-apa, gausah sungkan minta sama aku ren," balas dia. "ayah kamu juga ga menentu kan?"

Aku mengangguk pelan, "tapi tetep lah kak, aku cuma pacar kamu, bukan istri. im not supposed to ask you such a thing,"

Kak Seonghwa tertawa kecil, "soon to be my wife, no need to worry about, udah kubilang berapa kali, gausah sungkan sama aku, ujung-ujungnya juga kita nikah ren,"

Kupu-kupu rasanya beterbangan di perutku, ah kak Seonghwa selalu bisa bikin aku salting cuma sama kalimat cheesy nya.

"aku tunggu kamu lulus, keluar dari rumah kamu, and stay with me. No need to worry, i promise i'll keep you safe," aku sedikit terkejut.

Aku menengok kearahnya, "are you serious about this? i mean...lagi lagi aku nyusahin kamu?"

"hahaha, nyusahin nyusahin apa sih? ren, listen, soon im gonna promise to make you happy, in front of our god, and put a ring to your ring finger," —

"then i call you wifey,"

stay or defeat? | seonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang