4

31 2 0
                                    

Ify berjalan menuju bangkunya sekarang dan duduk sendiri di situ

"Kok gue sendiri sih duduk nya. Udah gitu paling belakang lagi!" Batin Ify

Pak Lino yang sedang asyik menjelaskan materi terkejut dengan dobrakan pintu yang cukup keras

"Rio! Ngapain kamu disitu?" Ucap pak Lino setelah melihat Rio yang di pintu tersebut

"Maaf pak saya ga sengaja" Ucap Rio

"Habis dari mana kamu? Ini sudah setengah jam pelajaran dan kamu baru datang?" Ucap pak Lino dengan nada tegas

"Maaf pak, tadi saya-" Ucap Rio terpotong

"Mencari alasan saja kamu ini!"

"Sekarang kamu kerjakan semua soal matematika di papan tulis!" Ujar pak Lino

"Hmm...." Rio pun melangkah mengambil spidol lalu beralih ke papan tulis dan mengerjakan semua soal dengan sempurna

"Udah pak!" Ucap Rio

"Nah bagus! Benar semua. Kamu emang yang terbaik" Ucap pak Lino

Ya Rio adalah seseorang yang dingin namun di balik sikap dinginnya tersimpan sebuah kecerdasan yang sempurna, sehingga setiap tahun ia mendapatkan kejuaraan kelas

"Sekarang kamu boleh duduk Rio" Ucap pak Lino. Rio pun hendak melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya. Namun, langkahnya terhenti

"Pak! Di sebelah saya kok ada orangny?" Ucap Rio

"Iya, dia murid baru" Ucap pak Lino

"Hmm..." Rio pun melanjutkan langkahnya dan duduk tanpa memperhatikan seseorang yang duduk di sampingnya

"Duh! Pake jatuh segala" Desis Ify karena pulpennya terjatuh ke arah Rio. Ify pun menunduk ke arah Rio dan berusaha mengambil pulpennya di dekat kaki Rio

"Eh lo ngapain?" Ucap Rio heran sambil memperhatikan yang di lakukan oleh Ify

"Pulpen gue jatuh" Ucap Ify tanpa menoleh

"Gue kok nggak asing sama suara ini?" Batin Rio

"Nah dapat!" Seru Ify. Rio pun Ikut menundukkan kepalanya ke arah Ify. Pandangan mereka saling bertemu di bawah meja sampai sebuah suara menyadarkan mereka

"Rio, Alysa! Kalian ngapain di bawah meja?" Tegur pak Lino

"Jedugg!!" Suara kepala Rio dan Ify yang terbentur meja karena kaget dengan teguran pak Lino

"Aduhh!" Ringis Ify dan kembali ke posisi duduknya seperti semula

"Em... Anu pak, pulpen dia jatuh!" Ucap Rio menunjuk ke arah Ify

"Hm! Yasudah, kembali fokus pada materi" Ucap pak Lino yang di tanggapi anggukan oleh Rio dan Ify.
Rio kembali menoleh ke arah Ify

"Fy!" Ucap Rio

"Siapa Fy?" Ucap Ify

"Lo!"

"Gue Alysa" Ucap Ify berbohong

"Lo beneran bukan Ify?" Tanya Rio

"Gue bukan Ify! Dan gue ga tau siapa Ify!" Ucap Ify mulai kesal

"Hmm...." Rio pun kembali fokus pada materi

-------------------------------

Bel Istirahat telah berbunyi yang menandakan belajar mengajar telah usai

"Fy! Kantin yuk!" Seru Sivia di pintu kelas Ify. Ify yang sedari tadi duduk terdiam di bangkunya pun menoleh ke sumber suara. Ify memperhatikan ke sekelilingnya, berharap tidak ada Rio di dalam kelas karena Sivia tadi memanggilnya dengan panggilan Fy.
Ify pun berjalan menuju Sivia, Shilla, Agni

"Via, Shill, Ag. Kalau di sekolah panggil gue Alysa ya" Ucap Ify

"Lah, kenapa?" Tanya Agni heran

"Gue ga mau kalau Rio tau gue" Ucap Ify

"Etdah! Gue penasaran banget cerita lo sama Rio" Ucap Shilla

"Ayo ah buruan ke kantin. Lo ceritanya di kantin aja Fy" Ucap Sivia karena perutnya sudah keroncongan

"Ayo!" Ucap Ify kegirangan karena perutnya juga sudah keroncongan

Setibanya di kantin, Ify, Sivia, Shilla dan Agni memesan bakso dan mengambil tempat duduk paling pojok kantin

"Akhirnya gue makan juga" Seru Sivia

"Eh gimana Fy lo sama Rio?" Ucap Shilla tak sabar mendengarkan cerita dari Ify

"Hmm... Jadi Rio itu mantan pacar gue" Ucap Ify memulai ceritanya. Mendengar itu Sivia, Shilla dan Agni sontak mengeluarkan kata-kata kekagetan mereka dengan bersamaan

"Whaatttt!!!!" kaget Shilla

"Keselek gue! Minum mana minum?" Ucap Sivia tak kalah kaget

"Eh gila" Celetuk Agni

"Serius lo Fy?" Tanya Sivia

"Demi apa Fy?" Ucap Shilla

"Gue pikir si es batu ga bisa pacaran" Ucap Agni

"Gue serius," Ucap Ify
"Gue putus karena ada orang ketiga" Lanjut Ify

"Ih nyesek" Ucap Sivia

"Kok lo mau sih sama Rio?" Tanya Agni

"Namanya juga cinta Ag" Ucap Shilla

"Gue ga kenal cinta" Ucap Agni dengan suara yang kecil

"Gue denger" Ucap Shilla

"Lanjut Fy ceritanya" Ucap Sivia

Ify pun melanjutkan ceritanya dari awal bertemu dengan Rio hingga perpisahannya dengan Rio

"Dan gue masih... Masih belum bisa ngelupain hal itu" Ucap Ify meneteskan air mata

"Yaampun Fy! Lo maunya bertahan sama cowok brengsek kek gitu" Ucap Agni

"Rio lebih jahat dari kenyataannya" Ucap Sivia ikut prihatin dengan Ify

"Lo tenang aja Fy, kita ga bakal ngebiarin Rio nyakitin lo lagi" Ucap Shilla bijak. Mendengar itu Ify semakin terisak dalam tangisnya

"Nih, hapus air mata lo" Ucap seseorang menyodorkan tissu pada Ify. Ify pun mengangkat pandangannya ke atas dan melihat siapa yang memberinya tissu

"Devano" Ucap Ify

"Iya gue. Lo kenapa nangis?" Ucap Devano sambil duduk di sebelah Ify

"Gue gak kenapa-napa kok, cuma nginget masa lalu" Ucap Ify

"Eh Fy, kok lo bisa kenal Devano?" Tanya Sivia

"Tadi Devano bantuin gue, makanya gue kenal sama dia" Ucap Ify menjelaskan

"Ooo"

"Kalian gak marah kan kalau gue berteman sama Ify?" Tanya Devano pada Sivia, Shilla dan Agni

"Enggak lah! Santai aja kali. Lagian lo juga anak nya baik, ganteng pula" Ucap Shilla. Devano pun tersenyum mendengarkan ucapan Shilla

"Bener tu" Ucap Sivia

"Oh iya, gue cabut duluan ya Fy" Ucap Devano berdiri

"Iya, makasih ya Van" Ucap Ify yang di balas senyuman oleh Devano
Devano pun berlalu dari tempat Ify cs

"Keren banget sih lo Fy" Ucap Sivia

"Kenapa?" Tanya Ify bingung

"Ya keren aja gitu, lo bisa deket sama ketua osis kita yang ganteng, baik, ramah, kapten basket, idola sekolahan, ah segalanya dah pokoknya" Ucap Sivia menunjukkan rasa kagumnya pada Devano

"Hehe... Eh btw Devano kelas mana?" Tanya Ify

"Dia di kelas Mipa 2, sebelahan sama lo" Ucap Agni

"Eh gue sekelas sama Rio" Ucap Ify sedikit kesal

"Nasip dah" Ucap Shilla

Bel jam pajaran ke dua sudah berbunyi yang menandakan jam istirahat telah selesai. Seluruh siswa dan siswi mulai memasuki kelasnya kembali

In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang