Malam tidak selamanya gelap dan menakutkan. Itu semua tergantung pandangan kita sebagai manusia. Ada sebagian yang sangat menikmati dinginnya angin malam dan gelap yang menenangkan.Keindahan senja sudah menghilang dari pandangan manusia. rena tak pernah melewatkan detik-detik hilangnya senja dibalik awan. Setiap sore ia selalu duduk dijendela yang menghadap langsung ke arah barat, menyajikan pemandangan yang tidak semua orang dapat menikmatinya. Setelah matahari terbenam dengan sempurna, melepas tugas dan digantikan oleh malam rena masih duduk dijendela kamarnya. Itu merupakan tempat pavorit rena. Duduk dijendela menikmati senja diiringi kebisingan kota jakarta.
“rena cepat turun, kita makan dulu” teriak anisa dari lantai bawah. Rena tidak menjawab, ia langsung turun menuruti perkataan mamanya.
“papa belum pulang mah” tanya rena pada anisa yang sudah duduk dihadapannya. “papa hari ini lembur sayang, cepet makan, abis itu belajar dan tidur” jawab anisa sambil sedikit menyunggingkan senyuman pada rena.
Sebenarnya anisa juga sedih karna suaminya jarang pulang ke rumah, tapi dia tidak bisa terlihat bersedih didepan buah hatinya, ia harus tetap tersenyum dan bersikap seolah semua baik-baik saja.
“mah” ucap rena pelan pada mamanya. “iya sayang” balas rena dengan raut wajah yang sedikit terkejut. “mama baik-baik aja kan?” tanya rena sambil menggenggam jemari tangan anisa. “mama baik-baik saja sayang, kamu fokus sekolah aja ya, bikin mama bangga sama kamu” jawab anisa sambil mengeratkan pegangan tangan mereka. Rena hanya tersenyum kemudian bangkit dari kursinya dan memeluk erat tubuh mamanya. Sebenarnya rena tau mamanya sedang tidak baik-baik saja, tapi rena tidak cukup berani untuk menanyakan lebih dalam pada mamanya.***
“mas sebenarnya kamu sesibuk apa sih, sampai jarang pulang dan tidak ada waktu untuk ku dan rena”, gumam anisa lirih sambil melihat foto suami, rena dan dirinya.
Sebenarnya ia sangat kesepian, karena hampir setiap malam ia tidur sendirian. hati dan pikirannya selalu berdebat hebat. Pikirannya selalu meyakini bahwa suaminya tengah bekerja dengan giat untuk menghidupi keluarganya, namun dalam hatinya apakah suaminya tengah asyik dengan wanita lain sampai lupa jalan pulang kerumah?***
“pah rena kangen papah, papah kapan pulang?” gumam rena lirih. Pertahanan gadis itu kian runtuh. Ia tak bisa menahan rasa yang sedang bergemuruh dihatinya. Rasa yang membuat moodnya malam ini hancur sehancurnya.
Rena terdiam menatap langit malam, membiarkan hembusan angin meniup wajahnya lembut, membuat tubuhnya merasa sedikit kedinginan namun pipinya sangat memanas.
Tetes demi tetes berhasi turun melewati pipi chabinya, isak tangis mulai terdengar. Ya rena menangis. Ia tak bisa menahan rindunya pada papanya, ia khawatir papa tidak lagi mencintai dia dan mamanya. Ia takut jika harus memilih akan tinggal dengan siapa, karna baginya mama dan papanya adalah sumber kebahagiaan dan semangatnya. Jika keluarganya hancur, maka kebahagiaan dan semangatnya akan ikut hancur, dan rena tidak mau itu terjadi.
“renata anandita” suara berat itu berhasil membuat rena terkejut dan terbangun dari tidurnya. Ia terkejut karena yang barusan memanggil namanya dengan lembut dan penuh kasih sayang adalah papanya. Tanpa berkata apapun rena langsung memeluk tubuh lelaki paruh baya itu dengan erat, rena bisa merasakan tangan yang membelai puncak kepalanya dengan lembut. Rena menangis membasahi pundak lelaki tersebut, ia tak bisa mengatakan sepatah katapun pada papanya, ia hanya mencurahkan rindunya dengan memeluk tubuh papanya.
“rena bangun sayang, kamu kan sekolah hari ini. Nanti kesiangan lagi”. Suara itu berhasil membangunkan rena dari mimpi indahnya. Rena tidak menjawab, ia hanya menatap kosong ke depan dan bergumam dalam hati “ternyata cuman mimpi”***
“pagi sahabat acu paling cantik, paling baik, paling gumush” teriak rena pada tary yang sedang memainkan jarinya diatas layar ponsel. “gini nih kalo ada maunya” balas tary tanpa melirik rena sedikitpun. “anterin gue ke wc” rengek rena pada tary. “tuh kan bener tebakan gue, kalo pagi-pagi udah muji pasti ada maunya” dengus tary kesal pada rena. Rena hanya nyengir tak berdosa kemudian menarik lengan tary untuk segera mengikuti langkahnya. Tary hanya mengikuti sahabatnya, karna ia tau jika ia menolak maka akan ada cerocosan luar bisa dari bibir rena.
“ahhhhh legaaa’ucap rena sambil mengelus perutnya. Tary sibuk memainkan ponselnya tanpa mengubris keberadaan rena disampingnya. “lo lagi ngapain sih tar, asyik banget main hp nya”gerutu rena pada tary yang belakangan ini lebih sering memainkan ponselnya. Tary tidak menjawab, ia hanya nyengir kemudian lari meninggalkan rena dengan ekspresi keheranan. “punya sahabat gitu amat ya” gumam rena sambil melangkahkan kakinya keluar dari toilet.
Tepat diambang pintu rena melihat tary tengah asyik mengobrol dengan rendi juga rangga, sebenarnya ia ingin menghampiri sahabatnya, tapi ia malas jika harus berdebat dengan raga, moodnya masih belum pulih. Jadi ia memilih untuk kembali ke kelas sendirian.***
Tary masuk kelas dengan muka yang berseri-seri seperti orang jatuh cinta. “tar lo ga papa kan?” tanya rena sambil menempelkan punggung tangannya pada jidat tary. “apaan sih lo ren, sahabatnya lagi seneng juga” balas tary sambil melepaskan tangan rena dari jidatnya. “gue takut lo kesambet setan tar” jawab rena sambil tertawa pelan. “iya, setan feeling in love” jawab tary sambil memegang ponsel dan memeluknya. Rena hanya nyengir melihat sikap sahabatnya yang tiba-tiba bucin.
***
“temen-temen bu indah ga masuk, jadi dia kasih kita tugas ini”, ucap raka ketua kelas XI IPS 2 setengah teriak agar bisa mendapat perhatian dari teman kelasnya. Tanpa jawaban apapun anak-anak dikelas IPS 2 bersorak hore.
Rena memilih menundukan kepalanya kemeja, ia senang bu indah tidak masuk karena matanya sangat mengantuk, jadi ia bisa melanjutkan mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shvsjdjbchcbfhduwgksk
JugendliteraturRencana tuhan memang tidak bisa ditebak oleh siapapun. kadang kita telah dengan baik menyusun rencana untuk hidup kita, namun tuhan memberikan jalan lain untuk kita tempuh. begitupun cinta! sekuat apapun kita mencintai seseorang jika tuhan tidak men...