Part 16

21 11 3
                                    

Kamu dan kenangan jadi satu takkan bisa ku pisahkan, ku mohon jangan mencoba berbalik arah, karena tak akan ku biarkan itu!


"Liburan semester nanti mau ikut gue pulang ke Yogjakarta?"

Satu pertanyaan dari Fairel yang membuat Labiqa tak berkutik. Sudah tujuh tahun lamanya meninggalkan Yogjakarta dan tak pernah mencoba untuk kesana.

"Gue nggak bisa!"

"Lo harus kesana, berdamai dengan masa lalu lo! Lo nggak bisa kaya gini terus Biq. Hidup dalam kebencian yang nggak bisa bikin hidup lo tenang!" ujar Fairel berusaha meyakinkan Labiqa.

Labiqa sudah bercerita semua yang membuat dirinya berubah. Bersama Fairel semua terasa lebih mudah. Labiqa bisa menuangkan keluh kesahnya begitu saja. Mungkin karena kenyamanan yang sudah mereka bangun sejak kecil.

Labiqa bercerita jika tak ingin bertemu sang mama. Karena mamanya adalah penyebab semua ini.
Jika mamanya tak selingkuh, dia tak akan ada di jakarta bersama ayahnya. Dia tak akan menanggung segalanya sekarang. Dia tak akan berpisah dari Fairel.

"

Kadang memaafkan bukan berarti melupakan, hanya saja memberi sedikit ruang pada rasa benci."

Fairel terus memberi apa yang dia bisa, ingin menebus segalanya. Karena kurang cepat menemukan Labiqa. Hingga Labiqa berubah menjadi seperti sekarang.

"Gue kangen lo!" ucap Labiqa mengalir begitu saja.

"Gue lebih kangen lo! Sekarang pun gue udah ketemu lo, gue belum lihat lo yang dulu. Rasanya gue cuma nemuin raga lo, tapi raganya kosong tanpa ada Labiqa di dalamnya."

Labiqa mengiyakan apa yang di katakan Fairel.

"Boleh gue minta sesuatu?" tanya Fairel

"Apa?"

"Jangan pura-pura nggak kenal gue di sekolah, gue mau jadi teman lo dimana pun Biq," ucap Fairel memohon.

"Gue nggak tau kalo itu, karena gue udah biasa tanpa siapapun di sekolah, jadi rasanya aneh kalo gue ngomong sama orang, tanpa cari ribut dulu."

Begitulah Labiqa tak ingin memiliki teman di sekolah, dan mungkin juga tak ada yang ingin berteman dengan gadis bar-bar dan urakan.

"Gue salah nggak kalo punya rasa lebih dari sahabat ke lo?" tanya Fairel, karena percayalah memendam tak semudah keliatannya.

"Nggak ada rasa yang salah Iel," ujar Labiqa santai

Labiqa tak pernah melarang orang untuk menyukainya, karena menurutnya semua rasa memiliki haknya.

Senja berlalu dan Labiqa mulai menggigil, ingat bukan? Labiqa habis hujan-hujanan pagi tadi dan belum pulang atau bahkan berganti baju.

melihat ada yang tidak beres pada Labiqa, Fairel mendekat dan memegang dahinya, ternyata panas sekali.

"Lo kenapa? Lo belum makan ya? Lo sakit?"

Fairel segera menggendong Labiqa dan membawa ke mobilnya. Untung saja hari ini Fairel membawa mobil, tidak terbayang jika Fairel membawa motor, bagaimana nasib Labiqa.

Fairel bingung harus membawa Labiqa ke rumahnya atau ke rumah sakit, tetapi melihat keadaan Labiqa, sepertinya harus di bawa ke rumah sakit.

Fairel melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat, Labiqa sudah pingsan saat Fairel memasukannya ke dalam mobil.
Saat sampai Fairel langsung menggendong Labiqa ke ruang IGD, terlihat sekali raut wajah cemas juga bingung.

Bagaimana Fairel mengabarkan ayahnya Labiqa, dia tidak bisa meninggalkan Labiqa di sini begitu saja.


Halo lagi, yuhuuu Fairel Labiqa update lagi, semoga suka dan selalu baca setiap partnya. terima kasih sudah membaca. stay safe dan stay healthy guys.

Salam sayang,

Adeput

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang