Prolog

55 6 0
                                    

           Tiara Adriana , namaku begitu indah saat mereka memanggilku. Aku adalah putri sulung dari keluarga yang sangat harmonis. Ibuku bekerja sebagai guru disalah satu SMA Negri di Bandung,  dan ayahku seorang yang mengabdi pada negara, ya beliau seorang TNI. Aku juga mempunyai seorang adik laki-laki yang saat ini sudah masuk tahun akhirnya di SMA. Aku ingin selalu memakai nama ini. Tetapi pekerjaan yang sedang aku jalani mengharuskan aku menyembunyikannya.

         Dulu, cita-citaku hanya ada dua. Satu menjadi guru seperti ibu, atau menjadi tentara seperti ayah, itu hal yang lumrah bisa terjadi pada siapa saja bukan? Tetapi seiring berjalannya waktu,  pekerjaan yang diimpikan olehku kini mulai berubah. Hanya ada satu pekeerjaan yang cocok dengan impianku yaitu menjadi seorang intelijen. Saat itu aku yang masih duduk dikelas 3 smp mulai mencari tahu yang berkaitan dengan intelijen. Dari menyiapkan apa saja yang akan menjadi test masuk untuk menjadi intelijen sampai dengan resiko yang akan aku hadapi saat bekerja. Dan pada akhirnya test masuk menjadi seorang intelijen pun tinggal menghitung hari.

          Sehari sebelum keberangkatanku untuk mengikuti test, ibu menangis tersedu-sedu. Putri satu satunya yang juga menjadi anak sulungnya akan pergi meninggalkan rumah. Entahlah, aku bingung memilih untuk mengejar impianku, atau menjadi putri sulung kesayangan ibuku. Setelah berbica panjang dengan kedua orang tuaku, akhirnya kuputuskan untuk mengejar impianku.

          Aku tidak pernah merasa se-gemetar ini sebelumnya. Ya, impianku ada didepan mata. Aku menguatkan mental dan percaya diri atas semua usaha yang telah aku siapkan. "AKU SIAP MENJADI SEORANG INTELIJEN" dalam hati terus menyuarakan kalimat yang sama.

          Aku tidak percaya bahwa usahaku bertahun-tahun membuahkan hasil yang baik. Aku menangis dalam gelapnya malam sesaat selesai menerima panggilan telepon dari nomor yang bertuliskan "unknown". Hari ini adalah saatnya, menjalani hari-hari dengan belajar menjadi seorang Intelijen bagi Negara.

          Aku memang belum bekerja secara resmi. Jika boleh menggunakan katanya, saat ini aku sedang dalam masa Trainee. Ah aku tidak sabar ingin mulai melakukan tugas sungguhan. Saat ini aku hanya perlu menunggu sampai aku dipekerjakan dilapangan.

          3 bulan menunggu hingga akhirnya, akupun bekerja. Aku mempunyai partner, nama lapang dia 'Jeruk Busuk'. Aku tidak mengerti kenapa dia beri nama aneh seperti itu. Namaku tidak seaneh nama dia, aku diberi nama lapangan 'Rusa'. Kita emang beda, dia adalah seniorku, makanya namanya tidak binatang melainkan buah-buahan. 

          Aku diberi misi untuk menangkap salah satu Bandar Narkoba daerah di pinggiran salah satu kota terbesar di Indonesia. Setelah mengamati daerah tersebut selama satu bulan , dan mengetahui bahwa Bandar tersebut memiliki Kost-kostan. Sekarang aku paham betul denah daerahnya. Daerah tersebut dekat dengan salah satu kampus. Akhirnya aku mencoba menyamar sebagai mahasiswa dan si jeruk itu menyamar menjadi tukang cilok.

          Setelah satu bulan kita selidiki, ternyata pemilik kostan tersebut menyimpan barang haram tersebut di salah satu kostan yang tidak ia sewakan. Warga sekitar menyangka bahwa kostan yang tidak ia sewakan adalah gudang sembako, karna setiap 1 bulan sekali warga sekitar menerima sembako dari pemilik kostan itu. Ini membuktikan bahwa kita tidak pernah tahu seseorang yang ada diluar sana seperti apa.

KelirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang