Liburan telah berlalu, cukup sudah menghilangkan penat karna beberapa tugas sebelumnya. Selagi belum ada tugas, kerjaanku hanya duduk didepan komputer, mempelajari apa yang masih kurang dikuasai. Salah satu yang sangat sulit dipahami adalah menghafal bahasa dan logat daerah. Karna Negara kita memiliki setidaknya 652 bahasa daerah, setidaknya kita harus menghafal 30 bahasa. Ya, bahkan setengah dari jumlah aslinya saja tidak.
Tak lama aku mendapat pesan bahwa akhirnya aku diberi tugas. Seperti sebelumnya, aku diberi tugas untuk menemukan salah satu pengedar obat terlarang disalah satu kampus swasta dikotaku. Kita langsung memulai rapat setelah apel pagi. Hasil dari rapat pagi hari ini adalah aku akan dipasangkan kembali dengan 'Jeruk Busuk'.
Tidak masalah aku akan dipasangkan dengan siapa, hanya saja aku tidak menyukainya. Setelah beberapa kali dipasangkan dengannya, aku mulai mengenal banyak tentang dia. Bukan hanya memiliki mata yang cukup menyeramkan ketika menatapnya, sikap dia pun sedikit arogan. Diberikan partner seperti dia aku anggap sebagian dari tugas.
Setelah seminggu lebih mengamati kampus yang akan menjadi target, juga diputuskan bahwa aku akan menyamar sebagai mahasiswa, dan Jeruk busuk itu akan menjadi dosen tidak tetap. Aku diberi fasilitas selama melakukan penyamaran. Karna aku memiliki partner, mau tidak mau aku dan dia saling berbagi fasilisitas, termasuk rumah yang menjadi tempat tinggal kita.Kita menempati rumah yang berjarak dengan kampus, juga memiliki lingkuangan yang cukup dibilang sepi. Demi berjalannya kasus ini juga demi keamanan identitas.
Aku sangat aktif mengikuti banyak kegiatan agar tidak menimbulkan kecurigaan, juga tak lain dan tak bukan hanya untuk sebuah informasi. Setelah cukup lama mengumpulkan informasi, dan kita semakin dekat dengan target. Pulang dari kampus, aku langsung membicarakan informasi yang didapat kepada Jeruk. Seperti awal dugaanku, dia sangat ketus menjawab pernyataanku. "Dasar lelet! Aku sudah menemukannya dari dua hari yang lalu" sungguh, dia ini akan bekerja sendiri atau bagaimana? Aku sedikit kesal karna dia berusaha memecahkan kasus ini sendiri tanpa banyak berkomunikasi denganku.
Beberapa hari sudah terlewatkan, aku masih kesal dengannya. Sampai akhirnya dia menyapaku lebih dulu, "Hari ini kekampus?". Aku menjawab dengan sedikit senyuman diwajah, aku yakin dia menyadari bahwa aku sedang tidak berniat bercanda dengannya. Tetapi dia malah tertawa sambil kembali menyakinkan jawaban yang dilontarkan olehku "Yakin mau kekampus?". Kali ini aku tidak bisa menahan rasa kesalku padanya. "Iya kekampus! Agar tidak dibilang lelet olehmu!" jawabku. Kali ini dia semakin kencang tertawa hingga seperti menangis. Ah, aku tidak peduli dengannya lagi. Kali ini aku benar-benar berangkat menuju kampus.
Setibanya dikampus, gerbang tertutup rapat. aku pikir terlambat, tapi aku bukan siswa yang jika terlambat satu menit gerbang akan ditutup juga tidak masuk. Tak lama datang seorang berpakaian seragam hitam khas seperti security datang mendekat dan mengatakan kalo hari ini adalah hari minggu, dan kampus ditutup. Karna terlalu mallu untuk pulang hingga berpikir pulang malam mungkin akan lebih baik jika tidak melihat si Jeruk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kelir
Fiction généraleAku pikir kasus yang berusaha aku ungkap ini adalah salah satu adegan di cerita dongeng, ternyata memang sungguhan. Dimana dari sebuah kasus berubah menjadi jalan antara hidup dan mati seorang Intelijen. Cerita ini adalah Fiksi yang saya buat, semua...