Bab 3

10 3 0
                                    

          Karna terlalu bersemangat hingga menumbuhkan kepercayaan diri dengan pergi kekampus untuk mengupas kasus lebih cepat, aku malah terlihat bodoh didepannya karna tidak mengetahui kalau hari ini adalah hari libur. Pulang terlambat akan membantu mengurangi ledekan yang akan dia lontarkan, pikirku. Lampu rumah terliat redup, aku pikir dia tidur. Akhirnya tidak akan mendengarkan dia mengejekku. Dan ya, aku memang tidak melihatnya, langsung buru-buru aku pergi kekamar dan mengunci pintu.

          Pagi ini, aku membuatkan sarapan untuknya, dia keluar kamar dengan muka yang keliahatan sedikit kelelahan. Saat menyadari ada aku yang sedang makan dimeja makan, ekspresi muka yang tadinya lesu sekarang berubah. "Dari mana saja kamu? Enak ya jalan-jalan kesana kesini. Aku cape tahu ga punya partner yang gabisa diandelin kayak kamu" ucapnya sedikit mebuatku bingung, "Kamu tahu ga? Aku semalaman ngejar target. Kamu malah enak enakan keluyuran. Lupa sama tugas? Kalo gitu pulang aja kerumah, gausah jadi intelijen!" lanjutnya. Perkataan dia membuatku semakin percaya diri akan menyelesaikan tugas secepatnya karna tidak ingin melihatnya lagi.

          Malam ini kita berbicara serius tentang tugas ini, aku hanya perlu mengikuti perintahnya dan dia akan memantau semua nya. Aku harus cepat menyelesaikan tuugas kali ini, itu saja. Tepat pukul 20.00 segera kita bergegas ketempat yang diduga target mengadakan pesta disana. Ternyata memang benar, kita beruntung karna pestanya tidak bersifat private, sehingga siapapun bisa menghadiri pestanya.

          Tidak lama setelah memasuki pesta tersebut, aku mulai melaporkan siapa saja yang menjadi target penginntaian lebih lanjut. Terdapat 4 orang tersangka, dua telah dibekukan saat memasuki toilet beserta barang yang akan menjadi bukti. Ketika aku akan bersiap menangkap kedua target lainnya, aku menjatuhkan earphone yang digunakan untuk mendegar arahan dari jeruk. Meski aku langsung menyadari dan segera meninggalkan tempat itu, mereka pasti telah mencurigaiku. Karna aku nyais tertangkap basah, giliran jeruk basah yang turun tangan. Karna tidak mungkin kita akan melanjutkan tugas ini jika telah diketahui keberadaanya oleh target. Maka kerjasama dengan tim sangat diperlukan, jika salah seorang intel diketahui oleh target maka harus bertukar tugas. Seorang yang tadinya menjalankan tugas dilapangan akan ditarik mundur untuk memantau keadaan dan partner yang menemani akan turun tangan menggantikannya.

          Menukar posisi tentu bukan hal yang mudah, tetapi memang harus dilakukan untuk keselamatan nyawa seorang intel tersebut. Tidak mudah juga untuk yang menggantikannya, karna pada dasarnya informasi yang berikan oleh orang yang berada dilapangan hanya ciri fisik mendasar, komunikasinya pun terbatas, hanya menggunakan Talkie-Walkie yang mana tidak bisa menggambarkan dengan jelas bagaimana target tersebut. Dia harus mulai memindai dengan ciri-ciri yang telah diberikan. Untung saja aku memiliki partner yang cukup cerdas. Dalam kurun waktu 10 menit, keempat pelaku akhirnya sudah bisa diserahkan.

          Dengan status nyaris diketahui oleh seorang yang menjadi target bukanlah sesuatu yang bisa saja. Setelah kasus ini ditutup dan dinyatakan berhasil, benar saja aku dipanggil oleh ketua dan ya, aku mendapatkan sanksi pertamaku karna kecerobohan. Tidak ada yang disesali setelah kejadian itu, aku hanya perlu memperbaikinya dilain kasus. Aku hanya perlu menunggu hingga sanksi ini selesai dan memulai tugas kembali dikasus yang baru.

KelirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang