Setelah beberapa kasus serupa telah terpecahkan, aku diberi libur 1 bulan oleh ketua. Ah aku merindukan ibu, ayah dan juga adik laki-lakiku. Tibalah aku dirumah, ayah dan ibu datang menjemput di depan pagar rumah. Aku lari dan memeluk ibu sambil menangis. Tidak banyak bercerita tentang bagaimana pekerjaanku kepada mereka. Apalagi pada adikku, bahkan dia tidak mengetahui apa pekerjaanku saat ini. Aku hanya bilang kepadanya bahwa aku adalah seorang pekerja keras.
Tak lama dari itu, tetangga berhamburan keluar rumah dan mulai memberi serangan mendadak dengan pertanyaan 'Kamu dari mana?' 'Apa pekerjaan kamu?' 'Kenapa kok menghilang beberapa bulan?'. Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan mereka. Ibu menyuruhku masuk kedalam rumah dan segera beristirahat. Hal yang normal terjadi pada negara kita bukan? Seseorang hanya ingin mengetahui, bukan karna benar-benar peduli.
Selama libur tugas, hidupku normal-normal saja. Menjadi putri sulung kesayangan ayah dan ibu, membantu ibu masak, bahkan sesekali hangout dan bergosip dengan teman seusiaku. Bahkan pertanyaan-pertanyaan yang sering dikeluarkan oleh tetangga kini mulai tak terdengar. Tentu saja aku tidak memberi tahu mereka bahwa pekerjaanku adalah seorang intelijen. Aku tidak bermaksud untuk membohongi mereka. Tetapi menyembunyikan identitas termasuk bagian dari tugas seorang intelijen.
Walaupun putri kesayangan ibuku, tapi aku lebih sering bertukar cerita dengan ayah. Jika menceritakan garis besar kasus yang aku tangani kepada mereka, ayah selalu memanggilku untuk memberikan saran. Aku menerimanya, walaupun sebenarnya kasus yang aku ceritakan sudah lama berlalu. Harus diingat bahwa seorang intelijen tidak akan memberitahu siapapun tentang kasus yang sedang ditangani. Termasuk kepada keluarga.
Jika menurutmu pekerjaanku mudah karna hanya duduk seharian atau nongkrong nongkrong. Nyatanya tidak semudah itu. Seperti yang sudah aku jelaskan, bahwa seorang intelijen bisa saja mempertaruhkan nyawanya. Duduk seharian atau bahkan nongkrong hanya untuk mendapat informasi untuk tugas. Orang yang akan kami intai pun tidak jarang yang pintar. Bisa saja identitas terancam (terbongkar) saat melakukan penyamaran, dan nyawalah yang menjadi taruhannya.
Aku dibekali beberapa peralatan canggih seperti talkie-walkie, jam tangan yang dilengkapi dengan camera, juga earphone yang terhubung dengan talki-walkie. Aku juga dibekali ilmu salah satunya cara menembak. Jika situasi darurat seperti nyawa akan terancam, tentu saja boleh menembak musuh sebagai bentuk pertahanan. Jika harus memilih setelah melewati perjalanan yang panjang dan melelahkan ini, aku akan tetap memilih pekerjaan ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/224491946-288-k75864.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelir
General FictionAku pikir kasus yang berusaha aku ungkap ini adalah salah satu adegan di cerita dongeng, ternyata memang sungguhan. Dimana dari sebuah kasus berubah menjadi jalan antara hidup dan mati seorang Intelijen. Cerita ini adalah Fiksi yang saya buat, semua...