2 ||Pertemuan

11 3 0
                                    

"Eh acara meet and greet nya udah mau mulai. Kesana yuk!" ajak Diba
Semuanya antusias menuju stand acara berlangsung, kecuali aku.
"Qina, ayo! "Jeanin memaksa sambil terus menarik tanganku.
"Kalian duluan saja, nanti aku menyusul".
Shifa berusaha memastikan jika aku akan kesana. Aku mengangguk, sedangkan mereka langsung berlari menuju stand acara berlangsung.

Lucu juga ya kalau diperhatikan. Mau minta tanda tangan atau sekedar foto saja harus mengantri dan desak-desakan. Memang sih, Nishad Jazteen Anederea itu artis muda yang sedang naik daun. Postur tubuh tinggi, kulit putih, tampan, tapi bukan kataku, kata mereka.

Bukannya tidak suka acara seperti ini, tapi males saja harus berdesak-desakan dengan banyak orang. Lagi pula aku sudah pernah bertemu dia waktu tanda tangan kontrak karya ku, saat selesai syuting film yang diperankannya.

Teman-teman ku itu rame, berisik. Namun, tenang saja, mereka bukanlah makhluk yang akan dikhawatirkan meresahkan banyak orang. Ada Adiba Azkayla Sabrina yang paling perhatian, Calluella Shifa Abyaksa yang paling cantik dan susah move on, Aresha Jeanin Arabella yang paling genit dan bucin tingkat dewa.

Kenyataannya sampai beberapa menit pun aku tidak menyusul mereka. Disinilah aku sekarang di rooftop kafe, sendirian. Cocok sekali dengan suasana hati ku, sunyi.

Tiba-tiba seseorang berdiri tepat di sebelah kanan ku. Aku menoleh kearahnya sebentar lalu diam. Sepertinya dia salah satu pengunjung kafe ini atau mungkin salah satu fans artis itu, aku tidak peduli siapapun dia.
Kulitnya putih, hidung mancung, ia memakai hoodie berwarna navy serta sepatu kets abu-abu.

Secara tiba-tiba dia bersuara, "kesunyian adalah teman terbaik disaat keramaian tidak lagi membutuhkan kita".

Aku menoleh ke sekeliling, hanya ada aku dan dia disitu, jadi masuk akal jika barusan dia sedang bicara denganku.

Aku berusaha menjawab walaupun dengan jeda beberapa menit. "Kakak ngomong sama aku?"

Tanpa menengok, ia menjawab tenang, "Nggak, lagi ngomong sama sunyi nya malam".

Sial. Aku sudah geer dan sok akrab menjawab pertanyaannya yang ku kira ditujukan untuk ku. Karena itu, aku memutuskan pergi ke lantai bawah untuk menikmati segelas jus.

"Mbak, jus alpukat tanpa gula dan es, satu".

Suara itu datang lagi, ikut memesan tanpa tahu jus seperti apa yang aku pesan, "Dua ya mbak! "
"Kamu ngikutin, ya?" Masa bodoh dibilang sok kenal.

Dia tersenyum dan menjawab, "Ini tempat umum, siapa saja boleh datang ".

Lagi-lagi dia berhasil membuat ku seperti orang bodoh. Lalu untuk apa dia membeli jus yang sama kalau tidak mengikutiku? "

"Arkana", sambil menawarkan tangannya untuk dijabat.

"Kakak ngomong sama aku atau pada sunyi nya malam? "

"Gue Arkana Chandrawinata Aldebaran".

"Qina Ayuna Nauna Mackenzie, panggil Qina saja".

Dia tersenyum, lalu memanggil ku. "Nauna".

"Terserah kakak mau panggil aku apa".

"Ini dua jus alpukat nya". Sambil memberikan jus alpukat kepada ku juga pada orang itu. Wajahnya kelihatan terkejut saat meneguk jus itu. Hampir saja aku tertawa, dia pasti mengira aku memesan jus alpukat yang biasa bukan yang tanpa gula dan es. Menurut beberapa orang rasanya bikin perut mual.

"Kakak sih sok tahu",sindir ku sambil menahan tawa.

Setelah itu, aku meninggalkannya dan menghampiri teman-teman yang sepertinya sudah menunggu sejak tadi.




















Terimakasih telah membaca 😘

Jangan lupa vote dan komen 🤩😇

madzneraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang