4. PIKIRAN JOVAN

6.3K 75 2
                                    

- AUTHOR POV -

Pagi kembali datang menyongsongkan sinarnya yang berhasil menembus masuk ke dalam kamar Jovan dan juga Keisha. Malam yang menyeramkan bagi Keisha, di mana ia yang harus pasrah menerima perlakuan suaminya. Badannya terasa remuk setelah percintaan yang tak terduganya semalam dengan Jovan. Ia juga masih merasakan perih pada bagian sensitifnya, bahkan rasanya sangat sakit kalau ia melakukan pergerakan. Keisha menatap Jovan yang masih terlelap dalam tidurnya, bayangan semalam kembali terlintas di benaknya saat ia meminta Jovan untuk berhenti tapi Jovan mengacuhkannya dan melakukannya lagi dan lagi.

Keisha dengan begitu hati-hati meraih piyamanya yang berada di samping ranjangnya saat Jovan menanggalkannya tadi malam. Ia perlahan beranjak dari ranjang meskipun selangkangannya terasa begitu perih. Matanya terlihat begitu sembab pagi ini, bahkan tampilan dirinya tampak kacau sat ia memandangnya pada pantulan cermin. Keisha mengenakan kembali piyamanya lalu berjalan dengan begitu hati-hati menuju kamar mandi.

Keisha mencuci wajahnya sambil menatap ke arah cermin dengan kejadian semalam yang kembali terlintas di kepalanya hingga ia menatap ke bawah dan melihat sisa darah yang berada di pahanya. Suara berat Jovan menyadarkannya di dalam kamar mandi dan dengan cepat ia menyeka air matanya kemabali.

Jovan menatap ke sekeliling kamar dan tidak mendapati istrinya di sana. Kejadiaan semalam pun terlintas di kepala Jovan. Di mana ia dengan kasarnya memaksa Keisha menerima semua perlakuannya. Ia bagaikan lelaki yang haus akan gairah semalam. Ia juga masih merasakan kepalanya yang terasa berat.

"Keisha.." sahut Jovan.

Mendengar teriakan itu, Keisha keluar dari kamar mandi dan berjalan pelan. Jovan menatapnya dan menegur istrinya.

"Kenapa dengan cara jalan mu?"

"Tidak apa-apa. Hanya masih terasa perih saja" balas Keisha.

"Nanti juga baikkan.." ucap Jovan masa bodoh. "Siapkan semua keperluan ku! Mulai sekarang, Aku sudah putuskan kalau kamu akan melakukan semuanya. Bukannya sangat rugi, Aku menikahi mu tapi kamu tidak melakukan apapun tugas mu menjadi seorang istri?" lanjutnya beranjak dari ranjang dan berjalan meninggalkan Keisha.

Perkataan Jovan lagi dan lagi menggores hati Keisha setelah semalam apa yang ia lakukan padanya. Tak ada rasa bersalah dan kasihan, hanya sikap kasar yang selalu ia lemparkan pada istrinya.

Keisha berjalan pelan menuju ruang pakaian Jovan dan menyiapkan pakaian yang akan di pakai suaminya ke kantor. Lalu ia juga menyiapkan sarapan seperti biasanya. Rasanya Keisha benar-benar merasakan kalau ia sekarang sudah menjadi seorang istri. Bukan hanya patung yang di pajang di dalam rumah suaminya.

Jovan kembali setelah selesai mengenakan setelan kantorannya dan duduk di hadapan Keisha yang tampak menyantap sarapannya.

Tak ada percakapan yang terjadi dari keduanya hingga Jovan meninggalkan Keisha dan berangkat ke kantornya.

Keisha menghela napas kasar saat Jovan sudah meninggalkannya untuk ke kantor. Ia merapikan meja makannya dan kembali ke kamarnya. Lalu suara deringan ponselnya menyandarkannya. Ia menatap nama mamanya yang tertera pada layar ponselnya.

"Iya.. ma?" ucap Keisha menjawab panggilan dari Arnelita.

Arnelita tampak menanyakan kabar putrinya dengan suara yang penuh semangat. Keisha berusaha menormalkan suaranya agar terdengar ceria di panggilan mamanya. Kebohongan Keisha soal rumah tangganya membuat Arnelita tidak menyesali soal pernikahan anaknya. Ia berharap kalau rumah tangga Keisha juga harmonis seperti rumah tangga Meysha anak pertamanya yang juga menjadi korban pernikahan pria pilihannya.

Arnelita mengajak Keisha untuk datang malam ini menemui Geisha adiknya yang besok akan terbang ke San Fransisco untuk melanjutkan pendidikannya. Kini giliran Geisha yang akan melanjutkan pendidikannya di luar negeri setelah Keisha dan Meysha menjalaninya.

Dipaksa Menikah! [Pria Pilihan Mama]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang