3. TERPAKSA

7K 80 0
                                    

AUTHOR POV •

Keisha menatap jam yang berada di atas nakasnya dengan suara gemuruh hujan serta petir yang membuat bulu kuduknya meremang. Ia menunggu kedatangan Jovan yang tak kunjung pulang dari kantornya. Sudah pukul 11.30 malam, Jovan belum kembali membuat Keisha khawatir di tengah cuaca seperti ini.

Keisha membungkus dirinya di dalam selimut saat cuaca semakin dingin. Ia menghubungi Jovan sejak tadi, tapi tidak ada jawaban di sana. Lalu suara ketukan pintu menyadarkan dirinya dan beranjak dari tempat tidurnya.

Keisha berlari menuju pintu sambil mengintip pada cela jendela dan mendapati Jovan yang berada di luar tengah basah. Keisha mengambil handuk dan membukakan pintu untuk Jovan.

Jovan tampak begitu basah entah apa yang terjadi dia terlihat mabuk malam ini. Keisha membawa tubuh kekar Jovan sambil melilitnya dengan handuk. Aroma alkohol itu begitu menyengat di penciuman Keisha.

"Astaga.. Kenapa bisa seperti ini" ucap Keisha sambil menyeka tubuh basah Jovan.

Mata sayu Jovan terlihat jelas membuat Keisha semakin khawatir. Keisha tidak mempunyai pilihan lain selain membuka baju Jovan dan menggantinya dengan piyama. Tak ada penolakan dari Jovan, ia dengan tenang menyaksikan Keisha yang tengah mengurusnya layaknya seorang istri.

Keisha berhasil mengganti pakaian Jovan dan membantunya kembali masuk ke dalam kamar. Keisha membaringkan Jovan sambil menyelimutinya lalu kedua pasang mata itu kembali berpaut. Keisha dapat melihat bola mata hitam pekat itu berada di hadapannya. Jantungnya berdegub kencang, tatapan itu tak pernah ia dapatkan dari Jovan sebelumnya. Keisha menelan salivanya saat tangan Jovan meraih dan memegang puncak tangannya.

"Kenapa Aku harus menikahi mu?" ucap Jovan.

Tak ada jawaban dari Keisha, karena ia sendiri juga tidak tau apa yang harus ia jawabkan untuk pertanyaan suaminya. Keduanya memang tidak mengharapkan pernikahan ini, mereka hanya anak yang patuh dengan permintaan mamanya.

"Sepertinya.. Kamu mabuk. Biar ku ambilkan air hangat" balas Keisha menarik tangannya dan berniat meninggalkan Jovan.

Tapi sayangnya aksinya di cegat oleh Jovan membuat tubuhnya terjatuh di atas dada bidang suaminya dengan degub jantung yang sama dengannya.

Keisha dengan cepat menarik tubuhnya yang sedikit terkejut dengan sikap Jovan padanya.

Jovan menatap piyama milik Keisha yang terlihat transparan pada bagian dada hingga perutnya karena tadi ia harus membantu Jovan mengganti pakaian basahnya. Jovan menatap lekat pada bagian dada milik istrinya. Aliran darahnya masih terasa panas karena alkohol itu, di tambah situasi saat ini yang membuat darahnya semakin mendidih.

"Aku akan keluar mengam---"

Keisha tercekat saat wajah Jovan mendekat ke arahnya, spontan saja ia beringsut mundur menjauh dari suaminya.

"Kenapa? Apa kamu tidak ingin ku sentuh?" tanya Jovan.

Keisha semakin mundur dan menjauh dari suaminya tapi pergelangannya di tarik oleh Jovan hingga membuat ia kesulitan bergerak.

"Kamu kenapa? Kenapa jadi bersikap seperti ini?" tanya Keisha gugup.

"Apa Aku tidak boleh menyentuh istri ku?"

Keisha menatap Jovan bingung, sikapnya kali ini membuat dirinya takut. Ini bukan Jovan yang Keisha kenal, ini bukan seperti Jovan suaminya. Keisha begitu di lema dengan pertanyaan suaminya. Ia hanya bisa terdiam dan menatap Jovan dari tepi ranjang.

"Bukannya Aku harus melakukan kewajiban ku sebagai seorang suami?"

Pertanyaan itu membuat Keisha berusaha melepaskan cengkraman Jovan pada pergelangan tangannya. Sekuat tenaga Keisha lakukan tapi hasilnya nihil. Ia tidak sanggup melepaskan diri dari Jovan.

Dipaksa Menikah! [Pria Pilihan Mama]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang