delapan

22 3 1
                                    

" assalamualaikum! bintang pulang nii " teriaknya dengan di sertai senyum yang terus mengembang sejak tadi.

" waalaikumsalam " ucap seorang pria yang tak kalah tampan dari bintang, hanya sayang dia sedikit konslet. Dia langit

" hai adikuu " sapa bintang pada langit

" jijik bang ah " gerutu langit, langit kesal karena acara menonton kartun nya di recoki oleh bintang.

Bintang ikut mendudukan dirinya di sebelah langit. Menyandarkan kepalanya pada ujung kursi sambil melepas penat. Dia melamun sambil memikirkan kejadian yang dia alami tadi di sekolah bersama bulan tentunya. Langit yang merasa perkataanya hanya menjadi angin lewat pun menoleh pada bintang, kening berkerut dan dia bergidik ngeri

kenapa abang gue tersenyum sendiri? apakah dia masih waras? atau jangan jangan dia habis kena hipnotis ni? aduh takut gue - batin langit

" kenapa lo senyum senyum kaya orang sinting? " akibat keponya yang luar biasa langit bertanya

" hehehe gapapa, bocil kepo lu "  jawab bintang dengan cengengas cengenges

" dih gila ni orang " langit tak habis fikir dengan abangnya ini

" ibu sama ayah kemana? kok tenang tenang aja ni rumah dari tadi " tanya bintang

" befe lafan jafa " ucap langit sambil terkekeh

" ha ngomong apasi lo" tanya bintang dengan polosnya

" tua tua bego lo " ejek langit pada bintang, dan membuat bintang kesal

" heh kuda! lo tu ngomong apa gue ga paham anying " semprot nya dengan kesal pada langit

" ibu sama ayah BELANJA " langit sengaja menekankan kata terakhirnya agar bintang paham

" yeuu belanja ternyata, crita dong dari tadii" setelah mengatakan itu bintang mengacak rambut langit dengan sangat kasar lebih tepatnya si seperti menonyor dan langsung kabur menuju kamarnya sebelum ada harimau mengaum

" bazingan sakit bang! " teriak harimau itu dengan menggelegar

sedangkan bintang yang mendengar itu hanya tertawa ngakak akibat amukan sang adik

" gini amat punya adik " ucapnya seakan akan dia menderita mempunyai adik seperti langit, dan setelah itu di terkekeh sendiri.

~~~

Setelah mandi dan memakai pakaian santai, bintang duduk di sofa yang ada di kamar nya dan kembali melamun memikirkan bulan.

" gue kenapa ya"

" bulan kalo senyum tu aduh hilang jiwa gue"

" manis banget anaknya "

" tak kuasa aku menahanya"

" bisa bisa nya ada bidadari kek dia di hidup gue"

" senyum nya tuh adem kaya sprit "

" ya nyatanya dia kalo senyum nyegerin"

" kalo di senyum gue pengen jadi penyebabnya"

" seenggaknya dia senyum bikin gue tenang "

" heheh gue ngomong apasi "

" kapan ya lan aku jadi penyebab senyum indahmu"

BRAKKKKK

Tiba tiba saja pintu kamar bintang terbuka dengan kencang dan membuat sang pemilik kamar terpelonjak kaget

" YAAMPUU BULAN " refleks bintang berteriak seperti itu karena sebelumnya otaknya hanya di penuhi bulan bulan dan bulan

Bintang menatap tajam orang yang telah lancang membuka pintu kamarnya dengan sangat keras

BULAN-BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang