Kebakaran
Masih di meja makan dengan sejumlah makan siang yang begitu nikmat kelihatannya. Tak sadar air hujan langsung turun tanpa adanya mendung
“Dani !!! mama” ,teriak mama dari lantai 2 .
akupun langsung menghampiri mama yang sedang kerepotan memegangi ember yang dipakai untuk menampung air bocor dari atas rumah .
“kenapa ma?” ,tanya ku
“Pake nanya lagi !, cepet ambil ember di kamar mandi terus bantu mama tampung air rembesan nih" , suruh mama” .
aku langsung bergegas ke kamar mandi dan mengambil ember yang ada .
“nih ma embernya ", sambil menyerahkan ember yang mama minta.
"sekarang kamu tampung yang ada di deket kamar sebelah kamu itu , cepet !”,suruh mama dengan tergesah dan nafas yang terengah.
aku langsung menuruti apa yang mama minta dan karena aku lelah sehabis pulang sekolah aku taruh saja embernya di bawah. Dan aku keluar untuk menghampiri mama.
“ma kok rumah ini bocor sih ma, kenapa ?” , tanyaku penasaran sambil memandangi langit-langit rumah.
“jadi tuh kalo kamu mau tau sejarahnya , dulu tuh rumah ini sempet kebakaran”,ujar mama.
“kebakaran gimana ma?”, tanya ku heran sambil menatap atap rumah yang sudah rapuh
“mama juga ngga tau pasti, tapi kata alm.umi (nenek) katanya gara gara lilin atau puntung rokok mama juga ngga ngerti, tapi yang pasti semua yang ada di atas terbakar habis tak tersisa”,ujar mama.
Wajar memang rumah ini tak pernah di perbaiki setelah kebakaran mungkin atap bocor karena itu, namun yang tak wajar adalah setiap hari selalu ada saja debu atau bebatuan yang entah berasal dari mana selalu mengotori lantai 2.
“udah lah mama mau mandi dulu , daritadi ngurusin rumah capeee”, celoteh mama
Aku sekarang berdiri di lantai 3 rumah ku, semuanya terlihat bagus dan tidak ada tanda tanda bekas kebakaran disini , aku muai menyusuri sekitar daerah tersebut dan banyak sekali bunga yang bermekaran aku sekarang berdiri menghadap ke timur dan meninggalkan tempat barat tadi.
Aku merasa nyaman disini dan tak ada tanda tanda yang mengancam ku daritadi, aku bingung dimana letak kebakarannya.
Tiba tiba aku melihat sesosok anak kecil yang lari lari menuju ke bilik barat tadi tempat aku berdiri dan setelah dia keluar, secara bersamaan ada api besar yang membuyarkan pikiran ku sampai aku terjungkal ke tanah dan merasakan panasnya api itu, aku tak tau apa yang terjadi tadi , akankah api ini berasal dari puntung rokok?.
semua tak begitu jelas yang jelas sekarang aku harus mencari cara untuk memadamkan api ini.
Tolong.....
Tolong......
Aku mendengar seseorang meminta pertolongan dan aku hendak mencarinya, dia sudah ada di bawah kayu api yang terbakar itu dan aku ingin menarik tangannya namun tangan ku menembus tangannya yang sedang merengek minta pertolongan itu .
Tolong....siapapun tolong.....
Wajahnya yang sudah terlihat lelah dia pun berhenti berteriak dan tangan yang tadinya bergetar hebat sekarang sudah lemas tak berdaya.
Aku ingin menolongnya namun aku tidak bisa menolongnya. entah aku sudah mati atau belum yang jelas tubuhku sekarang merasa ringan dan segala yang ku sentuh menjadi tembus.
Pria tak berdaya itu mulai kelelahan dan mungkin nyawanya berangsur melepas raganya dan pada akhirnya tak bernafas.
aku sungguh menyesal dan aku sungguh sedih, air mataku tak bisa aku tahan, tangisan ku mulai bercucuran dan entah ini apa namun rasanya aku sangat menyesal melihat kematian pria itu, tubuhnya habis terbakar yang tersisa hanya tulang belulang dan bau bangkai nya.
Aku memejamkan mata sejenak untuk menetralisir pikiran ku dan setelah aku membukanya pria penyiksa datang entah dari mana asalnya dan menatap ku tajam seperti ada kebencian yang tersirat di dalamnya, nafasku mulai tak teratur dan terengah karena merasa takut dan terkejut karena kejadian tadi.
Bau tak sedap muncul kembali dan pria penyiksa itu mulai jalan perlahan kearahku tak lupa tatapan tajamnya, aku perlahan mundur ketakutan karena wajahnya begitu menyeramkan.
Bayangkan saja penyiksa ini mempunyai wajah yang tak lagi mulus seperti manusia, dan aura panas pun mengelilingi, matanya kadang kala keluar dari posisinya dan bau yang tak sedap kerap muncul dari badannya.
“DASAR ANAK SETAN !!” Ucapnya dengan penuh penekanan dan kebencian. Suaranya yang begitu berat persis seperti suara IBLIS
KAMU SEDANG MEMBACA
Cek kamar sebelah
HorrorKetika kamar sebelahmu terdengar jeritan dan siksaan bagai di neraka ! Apa yang kalian pikirkan atau lakukan jika terjadi jeritan dan teriakan setiap malam di sebelah kamar mu? Langkah kaki yang selalu muncul setiap malam dan beberapa bercak darah d...