"Zayyy!!! Kamu tuh yah, ini hari pertama kamu masuk sekolah" ucap Nina menarik selimut yang digunakan Zay, anak semata wayangnya.
Alzayneo Gara Marthapura, anak dari pasangan Nina dan Bagas. Pemilik perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sudah lama dibangun oleh Bagas.
"Zay capek mah harus pundah pindah sana sini buat sekolah, karena ngikutin tugas kerjaan Papah" jelas Zay membenarkan posisinya menjadi duduk di sisi ranjang tidurnya.
"Gimana lagi Nak, ini yang terbaik buat kita" ucap Nina duduk di kursi meja belajar di samping ranjang tidur Zay.
"Tapi Zay udah nyaman sekolah di Pontianak Mih, temannya asik semua Mih" kesal Zay menidurkan kembali tubuhnya.
"Mamih sama Papih janji ini yang terakhir kalinya kita pindah, lagian sekolah kamu sekarang Mamih jamin lebih asik, karena Papih milih salah satu sekolah favorit di kota Bandung ini" jelas Nina lembut.
"Tapi Mih..."
"Udah sekarang mandi, siap - siap. Mamih udah siapin sarapan di bawah. Mamih tunggu ya" ucap Nina meninggalkan Zay yang masih termenung .
Zay sosok anak yang patuh terhadap orang tua. Ia tidak pernah membantah perintah orang tuanya, walaupun terkadang ia terpaksa dan kesal melakukannya.
Zay segera bersiap siap dan turun ke bawah untuk sarapan. Ia sudah melihat di meja makan ada dua orang yang ia sangat cintai. Keluarga Zay memang sangat harmonis walaupun Zay terkadang kesal karena harus pindah sekolah dan tempat tinggal mengikuti tugas dari pekerjaan Papahnya.
"Pagi Zay, semangat dong anak laki laki Papah. Maapin Papah ya, Papah janji ini yang terakhir kalinya" jelas Bagas, ayah Zay.
"Iya Pah, Zay ngerti" ucap Zay dengan tangan mengambil sandwich buatan Mamihnya dan memasukkannya ke dalam mulutnya. "Ya udah Zay berangkat dulu"
" Hati hati Zay" ucap Hasan dan Nina berbarengan
"Bye Pah, Mih" ucap Zay langsung menancapkan gas motor sport nya.
Di tengah perjalanan tiba tiba motor yang Zay tumpangi mendadak mogok dengan terpaksa ia membawanya ke bengkel terdekat dengan mendorong motornya. Ia melirik jam tangannya, 6. 40 ia pasti terlambat jika terus menerus mendorong motornya. Ia memutuskan untuk menelepon seseorang.
"Halo" suara di sebrang sana
"Hallo Pak, ini Zay"
" Iya nak Zay, ada yang bisa saya bantu? " ucap Nasir, supir keluarga Zay.
"Zay minta tolong sama Pak Nasir buat jemput motor Zay di deket kompleks terus bawa ke bengkel, Zay udah telat" jelas Zay terburu buru
"Iya siap nak Zay, bapak Otw"
Tuttt
Zay langsung mematikan sambungan teleponnya. Ia melihat ke arah kanan dan kiri mencari angkutan umum. Tak kunjung lama angkutan umum menuju sekolah Zay ada di hadapan Zay dan langsung ia tumpangi. Ia sudah deg degan takut terlambat tapi tidak dengan wajah nya yang masih datar. Jam di tangannya menunjukkan pukul 6.45, ia hanya punya 5 menit lagi. Tanpa berlama lama ia berlari setelah sampai di gerbang utama. Untung koridornya kosong ia berlari dan
Brukk
"Bngst" gerutunya di dalam hati
"Eh maap nak, bibi ga sengaja" ucap Bi Narmi, penjual bakso di kantin sekolah
"Iya" ucap Zay meninggal perempuan tersebut. Bukan tidak sopan hanya ia sedang buru buru. Pasalnya ia bukan siswa yang suka terlambat.
Tanpa sadar saat bertabrakan tadi ada sesuatu milik Zay yang jatuh. Dan Bi Narmi pun tidak sadar karena ia sama sama sedang terburu buru.
Nah? Pasti ke tebak deh benda apa yang jatuh wqwq
KAMU SEDANG MEMBACA
One Only You
Teen Fiction"Ga usah lo ngatur gua dan gua ga akan ngatur lo. Gua ga peduli lo mau jalan atau temenan sama siapa pun, karena gua tau, pasti di hati lu 'you are the one only' buat gua" - Alzayneo "Yes, because I want you to the bone" - Delora