One

30 6 1
                                    

"Lora lo telat masuk ya?" tanya Linka menyenggol tubuh Lora.

Linka Zelyas Franska, sabahat Delora sejak kecil. Mereka selalu nempel kemana mana berdua, sehingga teman-temannya menyangka mereka kembar kakak beradik. Kedekatan mereka pun semakin erat, karena orang tua mereka pun bersahabat sejak mereka remaja.

"Iya tadi gua ke kelas udah kosong aja" kesal Lora pada Linka. Sekarang posisi mereka sedang memesan minuman di kantin sekolah.

Upacara hari ini sangat melelahkan, membuat semua siswa-siswi SMA Dirgantana berhamburan mengantri membeli minum. Pasalnya kepala sekolah mereka tak henti-hentinya terus berbicara membahas tentang ujian untuk kelas XII.

"Maap tadi gua ga nungguin lo habisnya lo lama banget"

"Iya gapapa. Gua kesiangan karena malem gua gadang maraton film, terus gua kira tadi gua bangun masih subuh eh ternyata jam setengah tujuh. Fuck tuh jam mati di kamar gua" kesal Lora dengan wajah kusut sedari tadi.

"Gua mah kadang - kadang mikir, lo kan kalau malem suka maraton film tapi gua liat tugas lo beres mulu"

"Otak gua kan pinterr" canda Lora dengan sedikit tertawa "Eh Lin, tadi ampir aja gua mati"

"Kenapa?"

"Tadi topi gua ilang, biasanya gua taro di bagian depan tas gua, tapi tadi gua cari mendadak ilang"

"Terus itu topi siapa?" Tanya Linka menunjuk topi yang sedang di pegang Lora.

"Tadi gua nemu topi ini di koridor, karena gua butuh gua pake aja"

"Rezeki anak sholeh banget, kalau engga lo kena hukuman Pak Sid... " ucapan Linka terpotong karena guru yang sedang ia bicarakan dengan Lora ada di sisi sampingnya sekarang.

Terlihat Pak Sidik sedang memarahi satu siswa yang seperti tidak membawa topi saat upacara tadi.

"Kamu Alzayneo kan murid baru itu?" Tanya Pak Sidik pada siswa tersebut, tak lain adalah Zay.

"Iya Pak"

Linka penasaran siapa yang sedang Pak Sidik marahi. Ia berinisiatif untuk melihat siswa tersebut. Tapi nihil ia hanya melihatnya sekilas, tangannya tiba-tiba ditarik Lora.

"Ayo Lin, palingan itu si Geri" ucap Lora menarik tangan Linka. Geri adalah anak bad boy kelas XII yang selalu melanggar aturan. Membuat Lora sebagai sekretaris OSIS bosan menulis namanya di buku catatan guru.

Lora dan Linka pun pergi dari kerumunan orang - orang yang hanya sekedar melihat Pak Sidik memarahi si pelanggar aturan tersebut.

"Murid baru udah ngelanggar peraturan saja. Saya masih baik sama kamu, saya beri toleransi. Sekarang masuk ke kelas dan jangan ulangi lagi" jelas Pak Sidik meninggal Zay yang masih berdiri dengan wajah datarnya.

Zay langsung pergi dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celana dan tas yang di gendong sebelah di lengan kirinya. Ia menaiki tangga menuju lantai dua.

Sedari tadi saat ia di marahi oleh guru killer. Ia di perhatikan oleh seluruh siswa yang ada di SMA Dirgantana. Ia tidak begitu risih, sama seperti sekarang saat ia masuk kelas IX IPA 2. Ia masuk kelas XI IPA 2 yang bersebelahan dengan IX IPA 1 yang notabe nya murid pintar semua. Zay seharusnya masuk ke dalam kelas tersebut, karena pasalnya ia memiliki otak yang cerdas. Tapi kelas tersebut sudah penuh terisi sesuai standar sekolah.

"Eh lo murid baru ya"

"Ih ganteng sumpah parah"

"Songong tuh anak" ucap sekelompok laki laki yang merasa risih.

"Aduh kelas kita beruntung banget"

"Parah sih, dikasih makan apa anjir bisa bening gitu"

Zay sudah terbiasa dengan bisikan para cewek-cewek di sekitarnya. Ia sudah pindah lebih dari sepuluh kali untuk sekolah dan responnya sama. Zay tidak menanggapinya, ia membuka buku pelajaran dan memahaminya.

__________________

Dua jam berlalu, kegiatan belajar mengajar jam ke satu dan dua selesai. Semua siswa siswi SMA Dirgantana berhamburan menuju kantin sekolah.

"Lora let's go otw kantin" ajak Linka pada Lora yang masih merapikan bukunya di atas meja.

"Lo duluan aja, gua bawa sandwich buatan Bunda tadi pagi, kalau mau sini duduk" titah Lora menepuk kursi di sebelahnya.

"Ga akan kenyang Lora kalau makan sandwich doang" protes Linka

"Buat ganjel perut aja, gua males kantin pasti penuh"

"Kalau mau sepi ke kuburan bukan kantin" kesal Linka dengan tangan mengambil sandwich milik Lora dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"WOYYYY" teriak Wulan, sang ketua kelas di ujung pintu.

"Anjir" ucap Lora dan Linka berbarengan dengan ekspresi kagetnya.

"Bisa seloww ga neng?" tanya Linka dengan sedikit ngegas

"Gua ga bisa seloww kalau tentang cogan" ucapnya ceria mendekati Lora dan Linka

"Cogan?" ucap Linka antusias melompat dari kursi yang sedang ia duduki.

"Iya, dia lagi di kantin sekarang"

"MASA?"

"Iya cepetan kita ke kantin keburu dia balik ke kelasnya anjir" ajak Wulan dengan hebohnya

"Lora cepetan kita liat cogan" ajak Linka menarik tangan Lora yang masi memegang sandwich

"Ga ah males, lo aja sama Wulan" tolak Lora

"Ya udah diem baik-baik di kelas. Byeee" teriak Linka meninggal Lora.

-
-

"Tuh cogannya" tunjuk Wulan ke arah pojok kantin. Benar saja di sana ada seorang cowok sedang duduk sendiri dengan bakso di mejanya juga dengan tatapan-tatapan cewek centil di sekitarnya. Iya termasuk Wulan dan Linka;)

"Eh bentar deh, bukannya tadi dia yang dimarahi Pak Sidik?" tanya Linka penasaran

"Iya dia Alzayneo Gara Marthapura murid baru di sekolah kita" jawab Wulan heboh "Kuy modus" ajak Wulan menarik tangan Linka yang masih meratapi ketampanan Zay dari jauh.

Tanpa penolakan Linka mengikuti Wulan dan menuju meja yang sedang di tempati Zay.

"Hay" sapa Linka dan Wulan bersamaan

Zay tidak merespon mereka ia sibuk dengan bakso yang ada di mejanya.

"Boleh kita duduk disini?" tanya Wulan

Zay hanya mengangguk. Dan seketika Linka dan Wulan cepat-cepat duduk di hadapan Zay, tetapi saat mereka duduk saat itu juga Zay berdiri. Zay menghampiri gerobak bakso Bi Narmi dan mengeluarkan selembar uang sepuluh ribu dan melangkah kakinya lagi ke arah pintu keluar kantin.

"Anjir si Linka sama si Wulan dikacangin"

"Mampos malu tuh muka"

"Yang cantik aja di anggurin apa lagi gua yang buriq"

"Duh Zay cuek banget"

Dan seketika itu Linka dan Wulan berdiri dan berlari dengan muka merah seperti kepiting rebus. Mereka malu dengan kejadian tadi. Mereka tidak habis pikir ada cowok yang cuek pada mereka. Selama ini mereka yang di kejar-kejar banyak cowok karena kecantikan dan body goalsnya. Tapi, hari ini tidak. Mereka semakin mempercepat larinya karena semakin banyak tatapan yang memperhatikannya.

Sial ~ Linka, Wulan

Haiii! I hope you like and enjoy reading this part.

One Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang