Three

24 5 2
                                    

Sepuluh menit yang lalu, bel pulang SMA Dirgantana berbunyi. Semua siswa-siswi berhamburan keluar gerbang utama. Berbeda dengan Lora dan Linka yang akan bermain basket terlebih dahulu bersama teman-teman eskulnya.

"Aldoo" sapa Linka ketika ia bersama Lora menuju lapangan.

"Hai Lin, Ra" sapa balik Aldo

"Do latihan hari ini ga lama kan?" tanya Lora, melakukan pemanasan.

"Lumayan lama sih bakal seleksi gitu" jawab Aldo

"Bentar itu siapa yang duduk di sana?" tanya Linka pada sosok laki-laki yang sedang duduk di pojok lapangan dengan tubuh membelakangi mereka.

"Dia gua ajak buat ikut eskul basket, katanya dia suka basket" jawab Aldo

"Siapa?" tanya Lora penasaran

"Si Zay"

"WHATT?" Linka loncat-loncat kegirangan

"Iya, lo kenal?"

"Kenal Do, itu kan murid baru ya?" ucap Linka dengan gaya hebohnya  "Yang ganteng parah itu" lanjutnya

Lora dan Aldo memutar males bola matanya.

Linka masih saja menyukai Zay walaupun kejadian tadi pagi membuatnya malu setengah mati.

"Iya, kalau kata Lora mah 'si cowok bisu' " ucap Aldo dengan gaya ledeknya

"Apaan sih Do" ucap Lora, memukul lengan Aldo

"Aduhhh sakit Lora"

"Mampuss"

"Eh lo udah kenal sama si Zay, Ra?" tanya Linka menyelidik

"Engga dan sudi" ucap Lora meninggalkan Linka dan Aldo yang masih melakukan pemanasan di sisi lapangan.

Lora mengambil bola basket dan mulai mendribblingnya, lalu melakukan sedikit loncatan untuk memasukkan bola tersebut ke depan ring dihadapannya dan... masuk.

"Oke latihan hari ini seperti biasa di bagi dua kelompok. Kelompok cewek dan cowok, gua sebagai ketua eskul basket akan melihat dan menilai untuk siapa -  siapa saja yang akan menjadi tim inti dengan persetujuan Pak Darli pembina eskul basket ini. Jadi maksimalkan untuk latihan hari ini" jelas Dito, sang ketua eskul basket SMA Dirgantana.

Masing-masing mengikuti apa yang Dito bicarakan, Lora begitu antusias untuk menjadi tim inti sedangkan Linka sedari tadi ia tidak fokus latihan, ia terus menerus memperhatikan Zay bermain di lapangan sebelahnya.

"Linka!" teriak seseorang di sisi lapangan, Pak Darli.

"Iya pak" Linka dengan ekspresi kagetnya menghampiri Pak Darli

Lora yang mendengar teriakan Pak Darli menghentikan bola yang sedang ia dribling.

"Mampus tuh anak, liatin si 'bisu' mulu" gerutu Lora dalam hati

"Itu hp kamu bunyi terus dari tadi" ucap Pak Darli menunjuk hp yang ada di sebuah meja

"Oh iya Pak, kirain bapak mau marahin saya" ucap Linka cengengesan

"Buat apa saya marahi kamu"

"Ngga Pak. Ya sudah saya izin ngangkat ini telepon pak"

"Iya silahkan"

Melihat Linka keluar lapangan, Lora Menghampirinya.

"Hallo" ucapnya seseorang di sebrang sana

"Hallo, iya Mah ada apa?"

"Linka, sekarang kamu dimana?"

"Di sekolah Mah, lagi eskul emang kenapa?"

"Kamu pulang ya, adik kamu demam"

"Adek demam? Ya udah Linka pulang sekarang"

Tuttt

"Ada apa?" tanya Lora khawatir dengan ekspresi Linka yang mendadak cemas.

"Adik gua demam, gua pulang duluan ya"

"Ya udah, nanti gua pulang sendiri, gua bawa motor tadi pagi" ucap Lora merangkul bahu Linka.

Setiap hari mereka selalu pulang bersama dengan mengendarai motor milik Linka, tapi tidak untuk hari ini.

Linka pergi meminta izin pada Dito dan Pak Darli untuk pulang duluan. Tentu saja mereka mengijinkan Linka untuk pulang.

"Gua duluan, Ra" teriak Linka saat pergi meninggalkan lapangan.

Lora hanya mengangguk dan mengangkat ibu jari tangan kirinya, lalu melambaikan tangannya pada Linka "Hati-hati"

Lora membuka layar utama hpnya, pukul 5.00 pm. Latihan hari ini selesai dengan keringat bercucuran di seluruh tubuh siapapun yang saat ini sedang duduk santai di sisi lapangan.

"Oke thank buat latihan hari ini, informasi buat yang terpilih jadi tim inti nanti gua diskusi kan dulu sama Pak Darli" ucap Dito berdiri dari posisi duduknya "Sekarang boleh bubar"

Zay menggendong sebelah tasnya dan berlari kecil menghampiri Aldo yang sedang berada di parkiran.

"Aldoo!!!" teriak Zay saat keluar dari koridor

"Kenapa, Zay?" tanya Aldo

"Gua nebeng ya!" pinta Zay

Jam Sore seperti ini jarang angkutan umum lewat di depan sekolah SMA Dirgantana dan untuk angkutan online susah untuk di dapat karena jam jam seperti ini waktunya pulang kantor.

"Gua gabisa, Zay" tolak halus Aldo "Emang tadi pagi lo naik apa?"

"Motor gua masuk bengkel"

"Gimana dong?" ucap Aldo bingung "Lora!!!" teriak Aldo melambaikan tangan ke arah belakang tubuh Zay

"Kenapa?" tanya Lora, tanpa menoleh cowok yang berada di samping Aldo

"Lo pulang naik apa?" tanya Aldo

"Gua pake motor, tadi pagi kan gua kesiangan" jawabnya dengan muka cengengesan

"Boleh Zay yang bawa mot... "

"Ga usah" potong Zay ketus

"Terserah lo Zay, kalau lo mau liat Mamih lo di rumah kesakitan, nungguan anaknya" ucap Aldo menaiki motornya.

"Kenapa lo yang repot si Do, dia yang mau balik kok lo yang pusing" ketus Lora sama-sama menaiki motor meticnya

"Kasian Zay lah Ra, dia juga ga bisa di jemput. Mamihnya pusing di rumah" ucap Aldo dengan wajah memohon

Zay sebenarnya sangat malas, tapi ia terpaksa ia harus segera pulang. Pertigo Mamihnya sedang kambuh.

Jiwa sosial yang dimiliki Lora sangat sensitif jika melihat ada orang yang sedang membutuhkan bantuan, apalagi ini menyangkut nyokap.

"Ck, karena gua orangnya baik, oke" ucap ketus Lora dengan merubah posisi yang asalnya di jok mengemudi menjadi duduk di jok penumpang.

Zay hanya mengangguk dan mengambil alih motor Lora. Motor Aldo dan Zay berbarengan meninggalkan sekolah.

Zay menancapkan gas motor milik Lora, ia sangat khawatir dengan Mamihnya. Di jok penumpang Lora diam duduk manis dengan kepala melihat kanan kiri melihat jalanan yang cukup ramai. Sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara, hanya suara deru motor yang sedang mereka tumpangi.

Motor mereka berhenti di sebuah rumah megah dengan taman yang luas sangat indah.

Zay turun dari motor milik Lora dan berlari masuk ke dalam rumah megah tersebut.

"Sama-sama" teriak Lora pada Zay yang sudah berlari masuk ke arah pintu masuk rumahnya. Padahal Zay tidak mengucapkan ucapan terimakasih pada Lora

"Emang bisu lo ya, ga punya akhlak banget jadi orang" batin Lora

Lora kembali ke posisi mengemudi dan kembali ke jalanan menuju rumahnya.

"Dasar makhluk ga ada akhlak" kesal Lora dalam hatinya


Garingggg, gpp buat ngisi waktu luang aje

One Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang