Bukan tanpa alasan Sarawat sangat kesal kepada adiknya Phukong. Bagaimana tidak? Sarawat selalu menjadi kakak yang baik yang selalu bisa diandalkan kepada adiknya.
Sarawat selalu ada saat adiknya itu sedang dalam masalah. Pernah suatu hari Phukong tertangkap mabuk saat masih SMA yang membuat orang tua mereka sangat marah. Sarawat membantunya kabur dari rumah, membantunya memasukkan semua isi kulkas ke dalam mobil ayahnya. Meskipun saat itu Phukong masih di bawah umur, Sarawat tetap mendukungnya. Phukong kabur selama 2 hari dengan mobil ayahnya sampai ia kehabisan makanan, uang dan bensin dan orangtua mereka harus menyeret Phukong kembali ke Bangkok dari Patthaya.
Sarawat juga yang membantu Phukong membuat alasan kepada orang tua mereka untuk bisa mendapatkan uang lebih seperti buku-buku 'fiksi' koleksinya sebagai contoh. Like benar-benar buku fiksi yang keberadaannyapun fiksi. Berkat kreativitas Sarawat pula dalam membuat struk pembayaran, Phukong bisa mendapatkan uang jajan ekstra.
Masih banyak pengorbanan yang Sarawat lakukan kepada adiknya. Tapi apa balasan yang ia dapatkan?
Phukong mengadu kepada orang tua mereka bahwa Sarawat kehilangan mobilnya. Dan sekarang Sarawat harus bekerja di salah satu cabang toko ritel milik ayahnya, yang secara teknis juga miliknya, jika ingin mendapatkan kembali mobilnya.
Parahnya lagi, manajer mereka tau bahwa Sarawat adalah penerus (ya, Sarawat memang kadang terlalu percaya diri) perusahaan ritel itu, tapi ia memperlakukannya seperti kacung. Bahkan membiarkan pegawai lain membulinya. Manajer sialan itu bahkan membiarkan salah satu anak buahnya menyuruhnya membantu menyusun snack di rak. Come on! Sarawat (dipaksa) bekerja sebagai kasir. Tapi rekan kerjanya malah membulinya untuk menyusun barang! Tidak bisa diterima.
Saat Sarawat protes kepada manajer mereka tentang abuse of power yang dilakukan rekan kerja yang juga seniornya itu, sang manajer membalas Sarawat dengan "Berhenti menjadi drama queen!" The fuck was that supposed to mean? Sarawat sedang ditindas.
Semua penindasan dan perlakuan yang tak pantas Sarawat dapatkan itu bermula dari dua minggu yang lalu.
__
Malam itu, Sarawat yang mendapat dukungan dari dua sahabatnya Man dan Boss serta dukungan para penonton, sangat yakin ia bisa menang dan mendapatkan mobil Honda Civic Type R terbaru milik Mil senior sialannya.
Sialnya, saat Sarawat sedang memacu kendaraannya melawan Mil, Ia melihat sesuatu yang sangat indah. Sangat menakjubkan.
Seorang pria yang sepertinya seusia dengannya baru saja keluar dari sebuah toko ritel (yang tentu saja toko ritel miliknya) membawa plastik belanjaan ingin menyeberang jalan. Pria yang masih mengenakan seragam kuliah dan kardigan pink itu bertubuh tinggi dan berwajah glowing. Sarawat mungkin terdengar berlebihan, tapi Sarawat berani bersumpah bahwa pria itu terlihat seperti malaikat (Sarawat belum pernah bertemu malaikat, tapi jika malaikat memang benar ada, Sarawat yakin mereka akan terlihat seperti pria itu). Sialnya pria itu menyeberang bertepatan dengan Sarawat sedang melaju cepat di jalan di depannya, membuat pria itu terhuyun ke belakang dan terjatuh di tanah. Sarawat tertawa saat mendengar dengan samar malaikat itu meneriakinya dengan "Saraleo!".
Mil mengambil kesempatan Sarawat yang sedang terganggu konsentrasinya untuk menyalipnya. Yang akhirnya pertandingan itu membuat Sarawat kalah dan kehilangan Mercedes Benz CLS Class putih miliknya pada Mil, senior yang paling ia benci.
Harga dirinya terluka lebih dalam dari sekedar kehilangan mobil.
Tidak.
Kehilangan mobil sama buruknya dengan luka pada egonya.
Dua hari berikutnya ia bergantian ikut mobil Boss atau motor Man untuk berangkat dan pulang kuliah. Selama menyusun rencana untuk mendapatkan kembali mobilnya, ia bisa hidup seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Your Size?
Fanfictiondimana Tine menanyakan berapa ukuran mr. P seorang kasir minimarket bernama Sarawat *sumpah mabok SarawaTine. Suka banget sama mereka.