Setelah shiftnya selesai dan ia sudah mengganti seragamnya dengan baju biasa, Sarawat menyusul Malaikat duduk di bangku di luar toko. Sarawat tersenyum dalam hati karena peactical smile sangat melelahkan, apalagi setelah 8 jam bekerja.
Sarawat duduk di depan Malaikat. "Terimakasih sudah menunggu."
"Siapa bilang aku menunggumu? Aku hanya ingin duduk di sini." Jawab Malaikat ketus.
"Ookee." Jawab Sarawat. Mukanya tidak menunjukkan bahwa ia percaya pada jawaban Malaikat.
Sarawat menyodorkan Samsung A6+ yang ia beli secondhand pada Malaikat.
Terimakasih pada Phukong sudah selama seminggu ini Sarawat menggunakan hanphone Samsung A6+ second.
Seminggu yang lalu ia mendapat telepon dari sekolah adiknya (karena Phukong tidak berani memberikan nomor orangtua mereka pada wali kelasnya). Ia mendapat kabar bahwa sudah 3 hari Phukong bolos sekolah. Setelah ia konfirmasi pada adiknya, ternyata Phukong bolos karena ia terlambat datang sehingga pintu gerbang sudah ditutup.
Aku tidak hafal dengan jadwal bis, P'.
- Phukong, 2020Tentu saja karena Sarawat masih dendam pada adik semata wayangnya itu, ia tidak akan membiarkannya lolos dari penderitaan yang bernama KULIAH.
Jika Phukong sering bolos, bisa saja ia tidak lulus SMA, yang menyebabkan ia tidak bisa kuliah.
Sarawat tidak akan membiarkan itu terjadi. Ia harus merasakan penderitaan yang selama ini Sarawat rasakan.
Sarawat menjual iPhone 11 Pro Max (bukan merk obat sakit lambung) miliknya untuk membelikan Phukong motor Honda Scoopy baru dan Samsung A6+ secondhand untuk dirinya sendiri.
Sialan memang Phukong. Awas saja jika ia masih bolos.
Tunggu.
Kalau dipikir-pikir, kenapa Sarawat tidak menyuruh Phukong menjual iPhone 11 Pro Max miliknya sendiri untuk membeli motor?
Itu adalah teka teki yang Sarawat tidak bisa menemukan jawabannya. Sarawat semakin pusing memikirkannya. Belum lagi harus memikirkan dirinya yang kekurangan uang, bekerja demi mendapatkan mobil kembali, dan memikirkan tugas kuliah.
Biasanya ia akan membayar teman sekelasnya untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Tapi sekarang boro-boro, uang jajannya habis untuk naik bis dan makan siang di kampus. Tugas kuliah harus ia kerjakan sendiri.
Oke. Sudah cukup tentang adiknya yang tidak tau diri itu. Kembali pada Malaikat manis yang duduk di depannya. Sarawat tidak akan melewatkan kesempatan ini hanya karena Phukong.
Wait Phukong who?
Malaikat yang sangat manis itu menatap Sarawat dengan sebelah alis terangkat.
"Berikan nomormu." Jawab Sarawat.
Malaikat hanya menatap Sarawat sekilas lalu memutar bola matanya malas. Ia melanjutkan sibuk chatting dengan teman-temannya sambil minum yogurt.
Sarawat tidak tau bahwa memutar bola nata bisa membuat seseorang semakin manis. "Kau tau, semakin kau jual mahal, semakin membuatku penasaran?"
Sarawat bisa melihat Malaikat menahan senyumnya mendengar gombalannya.
"Kau tau apa lagi yang membuatku semakin penasaran?"
Malaikat mengangkat pandangannya untuk bertemu dengan mata Sarawat.
Kedua mata penasaran nan polos itu benar-benar tidak baik bagi jesehatan Sarawat. Cepat atau lambat, ia akan terkena diabetes.
Lebih cepat lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Your Size?
Fanfictiondimana Tine menanyakan berapa ukuran mr. P seorang kasir minimarket bernama Sarawat *sumpah mabok SarawaTine. Suka banget sama mereka.