berkunjung💚

2.3K 306 23
                                    

Usai berbuka puasa, keluarga Taufik bersiap untuk pergi ke blok B. Sesuai permintaan Taufik, bapak Ali dan ibu Fatimah akan melamar seorang gadis untuk putra bungsunya itu. Sementara itu, kakak Taufik sudah menikah dan tidak tinggal dengan mereka lagi.

"Sudah siap nak?" Tanya bu Fatimah

"InshaAllah siap bu." Jawab Taufik mantab

"Anak ibu sangat tampan saat ini." Puji ibu Fatimah

"Memang sebelumnya Taufik tidak tampan bu?" Tanya Taufik dengan nada sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memang sebelumnya Taufik tidak tampan bu?" Tanya Taufik dengan nada sedih

"Putra ibu selalu tampan." Puji ibu Fatimah sambil tersenyum

"Kakakmu mau kesini apa tidak?" Tanya Ayah Ali

"Kakak tidak bisa kesini yah, katanya mau kesini kalau Taufik sudah mau akad." Jawab Taufik

"Oh begitu, yasudah ayo kita berangkat!" Ajak Ayah

Mereka ke Blok B menggunakan mobil, karena tidak mungkin mereka berjalan kaki meskipun masih satu komplek. Taufik yang menyetir, ayah Ali duduk disamping Taufik sementara ibu Fatimah duduk dibelakang sambil memangku barang yang akan diserahkan kepada pihak Jennah nanti.

Lamaran yang sekarang memang sengaja tidak mengundang keluarga Taufik yang lain, pasalnya ini hanya pengikatan hubungan Taufik dan gadis pujaannya. Baru nanti saat lamaran sesungguhnya bersamaan dengan akad, Taufik akan mengundang keluarga besarnya.

Perjalanan dari blok D ke blok B terasa lebih lama dari biasanya, Taufik menyetir mobilnya dengan jantung yang terus berdetak kencang. Keringat juga mengalir dipelipisnya.

Tak lama, mobil mereka memasuki gang blok B. Ada pak satpam yang setia menjaga di pos.
Taufik sedikit berbincang dengan satpam itu, karena sudah saling mengenal juga soalnya Taufik sering main ke blok B.

Taufik terus melajukan mobilnya sampai berhenti didepan rumah bercat kuning gading, di rumah itu tampak sepi dari luar.

TokTokTok!

Ceklek

Pintu dibuka menampilkan seorang gadis bercadar. Gadis itu Jennah, nampak kaget begitu melihat Taufik serta ibunya Taufik dan satu lagi pria dewasa yang Jennah yakini ayahnya Taufik.

"Assalamu'alaikum." Salam ibu Fatimah

"Walaikumsalam, silahkan masuk." Ucap Jennah sambil memberikan jalan agar tamunya masuk

Ayah Ali yang pertama masuk, diikuti ibu Fatimah dan Taufik dibelakangnya, serta Jennah yang baru menutup pintu.

"Silahkan duduk, saya akan memanggil abi dan umi dulu." Ucap Jennah

"Terimakasih nak." Ucap ayah Ali

Jennah mengangguk lalu berjalan kearah kamar abi dan uminya.

"Abi, umi, boleh Jennah masuk?" Tanya Jennah didepan pintu

"Masuk saja sayang," sahut uminya

Jennah membuka pintu dan masuk kedalam.

"Ada yang ingin bertemu dengan abi dan umi." Ucapnya

"Siapa?" Tanya abi

Jennah menunduk sebentar lalu mendongak menatap abinya, "Taufik dan orangtuanya bi." Jawabnya

Abi langsung bergegas keluar dari kamar, tak mau tamunya menunggu lama. Sementara umi dan Jennah masih dikamar.

"Siapa Taufik?" Tanya umi

"Taufik pria yang ingin melamar Jennah umi. Dia datang bersama orangtuanya." Jawab Jennah

Umi membulatkan matanya kaget, "Kenapa tidak bilang?"

"Memangnya kenapa?" Tanya Jennah

"Kalau umi tahu kau akan dilamar, umi pasti menyiapkan makanan dan cemilan yang banyak." Jawab umi

"Jennah juga tidak tahu jika Taufik dan orangtuanya datang malam ini. Jennah pikir masih lama." Ucap Jennah

"Jadi sebelumnya kamu sudah tahu kalau Taufik akan melamarmu?" Tanya umi yang dijawab anggukan oleh Jennah

"Yasudah, sekarang kita siapkan cemilan serta minuman. Umi tidak sempat memasak untuk membuat makanan berat." Ucap Umi

.

Umi membawa teh, kopi dan kue kering untuk hidangan keluarga Taufik. Kemudian ia ikut duduk disamping suaminya. Sementara Jennah kembali ke kamarnya.

"Tujuan saya kemari ingin melamar putri anda pak." Ucap Taufik

Ayah Ali menatap putranya seolah menyuruh untuk melanjutkan ucapannya.

"Saya menginginkan Jennah menjadi pendamping hidup saya, menemani saya hingga saya tua nanti, menjadi ibu dari anak-anak saya. Dan saya berjanji akan membimbing dan membahagiakan Jennah semampu saya." Ungkap Taufik

"Jika memang ada niat yang baik, InshaAllah saya akan menerima maksud darimu nak." Ucap Abi

"Tapi..."

Ucapan menggantung abinya Jennah membuat jantung Taufik seolah berhenti berdetak, ia takut jika lamarannya ditolak.

"...semuanya saya pasrahkan kepada putri saya, karena dialah yang menjalankan." Lanjut abi

Jennah keluar setelah dipanggil oleh uminya, ia duduk disamping uminya.

"Nak, maksud kedatangan kami ingin melamar kamu menjadi istri putra kami." Ucap Ayah Ali

Jennah menatap kedua orangtuanya

"Abi dan umi pasrahkan semuanya padamu." Ucap Abi

Jennah terdiam sebentar, ia merapalkan do'a dalam hatinya. Jennah sudah sholat istikhoroh, dan ia pun sudah menemukan jawaban. Umi menggenggam tangan Jennah lembut guna memberi dukungan kepada putrinya.

"Bagaimana nak?" Tanya ibu Fatimah dengan nada lembutnya

Jennah menunduk sambil mengangguk malu. Semua orang disana mengucapkan Alhamdulillah.
Taufik sangat senang karena lamarannya diterima.

Ibu Fatimah memberikan bingkisan yang dibawanya, bingkisan itu berisi pakaian yang harus dipakai Jennah saat akad nanti. Ibu Fatimah juga memberikan kalung tanda ikatan antara Jennah dengan Taufik, beliau yang memasangkannya langsung, karena Taufik dan Jennah masih belum muhrim.

"Akadnya akan dilaksanakan tanggal 25 ramadhan. Sementara resepsinya tanggal 10 syawal." Ucap ayah Ali

"Saya setuju, lebih cepat lebih baik." Sahut abinya Jennah

Malam itu, dua keluarga resmi menjadi satu keluarga setelah acara lamaran. Semua orang disana membicarakan tentang pernikahan kedua anaknya.

.
.
.

.
.
.

Bersambung....

Semakin dekat menuju ending🤗

Belum terlalu malam kan?

Selamat membaca🤗

@Nusya03, 11 Mei 2020💚

Niqob💚 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang