rumah Yuni💚

2K 277 6
                                    

Begitu ketiganya masuk kedalam rumah, mereka disambut oleh bibinya Jennah/ ibunya Yuni.

"Sudah lama kamu tidak kemari nak." Ucap bibi

"Iya bi, Jennah baru sempat kemari hari ini." Ucap Jennah

"Siapa ini? Sepertinya bibi pernah melihatnya." Tanya bibi sambil menatap Taufik

"Saya Taufik bi, mungkin bibi pernah melihat saya karena saya anaknya Bu Fatimah." Ucap Taufik

"Anaknya Fatimah, pantas bibi kaya gak asing liat kamu." Ucap bibi

"Hehe iya bi," ucap Taufik

"Jadi, Taufik ini apanya Jennah?" Tanya Bibi

"Kak Taufik bilang sih temannya buk." Jawab Yuni

Jennah mengangguk, "Taufik temannya Jennah bi."

"Aah begitu yaa, Taufik belum punya calon istri?" Tanya bibi

Taufik diam mendengar pertanyaan dari ibunya Yuni, ia melirik Jennah yang juga menatap kearahnya. Jennah memutuskan tatapan dengan Taufik dan lebih memilih menatap meja didepannya.

Taufik menghela nafas, matanya masih menatap Jennah lekat. "Sudah bi," jawabnya.

Ada sorot kekecewaan yang terpancar dari mata ibunya Yuni, ia menatap Jennah dengan tatapan sendu, tadinya ia berharap Taufik mengatakan jika pria itu belum memiliki calon istri, jadinya ia bisa meminta kepada bu Fatimah untuk menjodohkan anaknya dengan keponakannya. Ibunya Yuni cukup dekat dekat dengan bu Fatimah karena kedua sudah berteman sejak lama.

"Begitu ya.. bibi kira belum ada calon istri." Ucapnya dengan nada kecewa

Taufik mengerutkan dahinya, ia dapat menangkap dengan jelas perubahan bibinya Jennah ini.

"Kalian mengobrol bertiga saja, bibi pamit ke dapur mau melanjutkan masak." Ucap Bibi

"Iya bi," ucap Jennah

"Kalian berdua buka puasa disini saja, Hannan juga akan datang kemari nanti." Ucap Bibi sebelum melangkah kedapur

"Iya kak, mbak, berbukalah disini. Bukankah mas Hannan seumuran dengan kalian?" Ucap Yuni

"Hannan lebih muda setahun dariku." Ucap Taufik

"Aah berarti kak Taufik dan mbak Jennah juga beda setahun, karena mas Hannan dan mbak Jennah lahir ditahun yang sama, cuma beda beberapa bulan." Ucap Yuni

"Jadi kamu lahir tahun 1996?" Tanya Taufik kepada Jennah

"Lebih tepatnya 16 Januari 1996." Jawab Yuni

Jennah langsung menatap Yuni tajam, bisa-bisanya adik sepupunya itu membeberkan tanggal lahirnya.

"Kalau kamu kak?" Tanya Yuni mengabaikan tatapan tajam mbaknya

"30 Desember 1995." Jawab Taufik

"Woaah kalian hanya selisih 16 hari." Ucap Yuni tak percaya, Yuni cepat sekali jika soal hitung-menghitung

"Sepertinya begitu." Ucap Taufik

Sementara Jennah diam menyimak percakapan antara Taufik dan Yuni.

Toktoktok!

"Assalamu'alaikum." Suara seseorang dari luar rumah

"Itu mas Hannan." Ucap Yuni lalu beranjak

Tersisa Taufik dan Jennah berdua diruang tamu. Keduanya diam dengan pikiran masing-masing, beberapa kali saling menatap lalu membuang pandangan lagi.

"Ekhem," Taufik berdehem guna mencairkan suasana

Jennah melirik kearah Taufik, "Kenapa?"

"Aku tidak bisa bebas mengungkapkan apa yang aku rasa jika kita berada disini." Ucap Taufik

"Kenapa begitu?" Tanya Jennah sambil menatap kedepan

"Aku merasa ada yang sedang memperhatikan kita." Jawab Taufik

"Bukannya selalu ada yang melihat kita?" Tanya Jennah

"Maksudku, Allah selalu melihat setiap gerak-gerik manusia." Lanjut Jennah

"Bukan itu maksudku, aku merasa jika sepupumu itu sedang menguping." Ucap Taufik lebih pelan

"Bagaimana kak Taufik tau jika aku sedang menguping?" Celetuk Yuni dari arah depan diikuti Hannan dibelakangnya

"Tuhkan benar apa yang aku bilang," ucap Taufik yang diangguki Jennah

"Lama tidak bertemu Taufik." Ucap Hannan

"Bagaimana kabarmu?" Lanjutnya

"Seperti yang kau lihat, aku baik. Kurasa kau juga baik 'kan?" Kata Taufik

"Tentu saja aku baik." Ucap Hannan

Keempat orang itu duduk kembali di sofa yang terletak diruang tamu.

"Kapan kalian akan menikah?" Tanya Taufik

"Aku sudah membicarakan ini dengan Yuni, kita akan menikah satu tahun lagi." Jawab Hannan, Yuni mengangguk menyetujui

"Lalu kau?" Tanya Hannan

Taufik menggeleng, "Tak tahu pasti, yang jelas aku akan mempercepatnya."

"Lebih cepat lebih baik Taufik." Ucap Hannan

"Kau benar Nan." Sahut Taufik

"Sepertinya aku harus membantu bibi didapur." Ucap Jennah, ia tak sanggup lagi mendengar Taufik yang membicarakan akan melamar calon istrinya

"Ayo mbak, kita ke dapur. Biarkan para lelaki ini mengobrol berdua." Ucap Yuni

Akhirnya kedua gadis itu pergi ke dapur. Tersisa Taufik dan juga Hannan.

"Siapa calon istrimu?" Tanya Hannan

"Jennah." Jawab Taufik pelan, namun masih terdengar oleh Hannan

Hannan membelalakkan matanya, terkejut dengan ucapan Taufik.

"Sepertinya aku membutuhkan bantuanmu." Ungkap Taufik

"Aku akan membantumu sebisaku. Katakan saja." Ucap Hannan

"Lain waktu aku akan mengunjungimu." Ucap Taufik

"Baiklah."

.
.
.

.
.
.

Bersambung....

Kira-kira apakah yang akan Taufik lakukan dengan meminta bantuan Hannan?

Masih nungguin adzan kan?

Semangat, sebentar lagi💪

Selamat membaca🤗

@Nusya03, 6 Mei 2020💚

Niqob💚 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang