Inyoung berjalan mondar-mandir di lobi Hotel Arizona dengan cemas sambil beberapa kali memperhatikan jam diponselnya.
Satu jam sebelumnya, dia mencoba menghubungi Jungkook di kantornya, tapi sekretarisnya bilang kalau Jungkook sudah pulang kantor. Dia mengira-ngira kenapa Jungkook belum juga sampai di hotel. Mungkin Jungkook terjebak macet. Sudah satu jam Inyoung menunggu di lobi hotel dan satu jam itu terasa lama sekali.
Inyoung yang sedang bertanya-tanya kapan Jungkook tiba, melihat ke luar pintu. Ada sebuah mobil sedan berhenti. Penjaga pintu hotel membuka pintu mobil dan Inyoung bisa melihat Jungkook turun dari mobilnya. Setelah memastikan kalau yang dilihatnya adalah Jungkook, Inyoung berjalan dengan buru-buru ke arah kedai kopi hotel yang berseberangan dengan pintu utama hotel. Dia akan berpura-pura baru saja keluar dari kedai kopi itu. Jungkook memasuki hotel lewat pintu putar. Inyoung pun memulai aksinya.
Inyoung melangkah dengan cepat dan ketika sampai di tengah-tengah lobi, sesuai rencananya, dia menyapa Jungkook.
"Omo, Sajangnim!"
Inyoung berpura-pura terkejut, seakan pertemuan mereka tidak terduga.
"Halo, Penulis Oh. Sedang ada acara di sini?"
"lya. Tadi saya sempat ada janji di sini. Bagaimana dengan Sajangnim sendiri?"
"Saya sedang menginap di sini."
"Oh iya, saya baru ingat. Baru pulang kantor?"
"Iya."
"Kalau begitu, selamat istirahat."
"Terima kasih. Hati-hati di jalan."
Inyoung membalik badannya. Setelah beberapa langkah, dia menoleh dan memandang Jungkook yang terus berjalan lalu memanggilnya kembali.
"Sajangnim belum sempat makan malam kan?
"Iya."
"Bagaimana kalau makan malam bersama saya? Saya masih berutang budi karena beberapa waktu lalu Sajangnim sudah mengantar saya. Lalu, sejujurnya, saya lapar sekali."
"Oh..."
Jungkook ragu bukan karena dia tidak mau makan malam bersama Inyoung, tapi dia tidak mau dijuluki ddongkae karena bertemu dengan sembarang wanita. Seperti yang waktu itu pernah Seokjin ajarkan. Inyoung memang tidak bisa dikategorikan sebagai wanita sembarangan tapi mengingat kata-kata Seokjin, dia jadi merasa tidak nyaman sendiri. Lagi pula, dia masih belum bisa memastikan apakah Inyoung adalah orang yang mencuri naskah Seokjin. Jungkook yang mengetahui fakta itu tetap tidak bisa mendapatkan jawaban dengan menatap mata Inyoung sekalipun. Namun, Jungkook merasa tidak sopan jika dia menolak tarwaran Inyoung.
"Baik."
Lagi pula Jungkook tidak punya janji lain dan tawaran itu datang bukan dari orang lain. Tawaran itu datang dari Inyoung, jadi rasanya salah kalau dia mengatakan tidak.
Karena Inyoung mengatakan kalau dia sedang ingin makan masakan China, mereka pun makan malam di sebuah restoran yang menyajikan masakan tersebut. Sebenarnya Jungkook kurang menyukai masakan China. Terlalu banyak minyak, menurutnya. Dia pun tidak bisa menyembunyikan kalau dia tidak menikmati makanan yang ada di depannya.
"Apakah makanannya tidak enak?"
"Enak."
"Sepertinya Sajangnim salah pesan makanan..."
"Karena saya dari dulu tidak bisa makan terlalu banyak."
Dia menahan diri untuk mengatakan kalau dia tidak suka makanan China dan memberikan alasan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEPACK | KOOKJIN [END]
Fanfiction[Cover by : @hadaku_mi] 'Aku hanya menyentuhnya sedikit saja, namun aku tak kuasa...' 'Kalau aku kesana... apa yang harus aku katakan? Mmm... bilang kalau aku datang karena tasku tertinggal? Atau aku langsung minta tasku? Atau menawarinya kesempatan...