Epilog

5.3K 383 82
                                    

"Lalu?"

"Iya... Lalu?"

Jinseok dan Ji Eun, lalu Hayeong memasang telinga mereka dengan baik.

"Tentu saja Jungkook-ssi memakannya semua. Bukankah memang itu tujuannya?"

"Tentu saja. Tapi yang aku ingin tahu, bagian mana yang pertama dimakannya?"

"Iya. Dia mulai dari atas atau dari bawah?"

"Menurutku yang paling penting adalah bagaimana Jungkook-ssi menikmatinya sedikit demi sedikit. Jadi dia mulai dari atas. Bagian atas... sedikit demi sedikit. Lalu bawah... harus langsung dihabiskan."

Mendengar jawaban Seokjin, menantu-menantu Walden Jeon itu mendesah.

"Kita tidak pernah tahu apakah Walden Jeon bersaudara itu melakukan dengan cara yang sama."

"Omo, Kakak... Kalau Jingwook menyantap bagian bawah terlebih dahulu dan menjadikan bagian atas sebagai makanan penutup."

Mereka langsung memandang Hayeong yang baru saja membagi ceritanya.

"Dia buru-buru sekali ya?"

"Kalian kan sudah tahu. Di saat kami sedang merasa bergairah, gerak cepat."

Mereka langsung tertawa terkikik.

Sudah lama sekali rasanya Walden Jeon bersaudara tidak berkumpul di tempat yang sama. Mereka menghabiskan waktu mereka bersama dalam keadaan damai. Alasan mereka berkumpul adalah Seokjin. Sudah lima belas bulan berlalu sejak dirinya meninggalkan Korea dan berkali-kali dia mengatakan kalau dia rindu suasana rumah. Tapi dia tidak mampu mengatakannya pada kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Bahkan, dia tidak mau mengakui kalau dia rindu makanan Korea. Setiap berbicara dengan kedua orang tuanya, Hani, atau Yoongi lewat telepon pun, suaranya terdengar baik-baik saja. Dengan kepribadian Seokjin yang senang bertemu orang banyak dan berpemikiran terbuka, mereka menyangka Seokjin bisa menyesuaikan diri dengan baik di Amerika. Hal itu memang benar, tapi hanya sementara. Walaupun setiap hari dia bisa tidur dan terbangun di samping Jungkook, dia masih belum terbiasa dengan orang-orang asing yang ditemuinya. Di usianya yang sekarang, sulit rasanya untuk mengulang kembali pelajaran bahasa Inggris. Lalu Seokjin juga memegang posisi Direktur untuk Walden Jeon Pictures. Dan, dia berusaha keras untuk membuktikan dirinya kalau dia memang pantas menerima posisi itu. Tapi tidak mudah. Sebenarnya bisa saja Seokjin tidak perlu melakukan apa-apa kalau dia tidak mau, seperti yang dikatakan Jungkook, tapi berdiam diri saja membuatnya merasa bodoh.

Di tengah-tengah jadwalnya yang padat, Jungkook selalu menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu bersama Seokjin, misalnya dengan mengajak Seokjin dinas ke luar negeri, atau jalan- jalan. Dia pun berusaha sebaik-baiknya untuk memberikan apa yang Seokjin suka. Tapi Seokjin kehilangan energinya. Sehingga semua hal yang terjadi di sekitar Seokjin, dirasanya sangat mengganggu. Karena pola makannya terganggu, Seokjin pun mulai mudah terkena penyakit.

Jungkook, yang tidak bisa memastikan apa yang terjadi pada Seokjin, memutuskan untuk membawa Seokjin ke rumah sakit agar menjalani pemeriksaan medis menyeluruh. Tapi sampai sekarang hasilnya belum mereka terima. Jungkook merasa obat yang paling tepat untuk Seokjin adalah membawanya kembali ke Korea untuk bertemu dengan orang tua, saudara-saudara, dan teman- temannya.

Itulah yang membuat Jungkook menghubungi Jinseok yang ada di Korea. Setelah menceritakan apa yang terjadi pada Seokjin, Jungkook meminta Jinseok mengunjungi mereka di Amerika. Dan, empat hari kemudian, Walden Jeon bersaudara berkumpul di rumah Jungkook.

Seokjin terlihat senang dan kembali menjadi dirinya sendiri. Dia terlihat senang karena pada akhirnya bisa bertemu dengan orang-orang yang dikenalnya, selain Jungkook. Bahkan, dia bisa kembali bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Korea.

LOVEPACK | KOOKJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang