05

590 97 29
                                    

Eh, gais minta sarannya dong buat work ini~






























;

Apa kabar hati Lisa?

Baik, yang gak baik itu jantungnya. Berdegup gak ukur kencangnya sampai buat sang empu keheranan sendiri.

Langit masih gelap, bedanya ini menjelang subuh dan Lisa tetap terjaga sebab susah baginya buat tidur setelah apa yang terjadi beberapa jam lalu di halaman belakang.

Lisa gak expect kalau kehadiran Xukun berdampak sebegininya buat jantung. Jelas untuk orang yang belum 24 jam mengenal, semuanya terasa berlebihan, dan Lisa sadar betul.

Tapi Xukun beda......

Entah dari segi mananya tapi yang jelas dia berbeda, entitasnya terasa familiar, kekehnya terutama.

Tapi lagi..... ah sudahlah, mungkin Lisa cuman bingung. Orang habis putus cinta itu memang rawan kebingungan, kasus biasa.

Berakhir cewek ini bangkit, coba sepelan mungkin agar gak bangunkan Bambam yang tidur disampingnya.

Kedapur niatnya ambil minum sebab kering kerongkongannya butuh dibasahi. Tapi terhenyak kala seseorang yang buatnya terjaga, duduk di ruang tengah pangku laptop, sama terjaganya.

"Oi, gak tidur? Besok gereja lho." Ujar Lisa kemudian berjalan ke counter dapur yang berjarak lima langkah dari ruang tengah tempat Xukun berdiam.

"Eh? I can't sleep, insomnia, obat gue tertinggal di rumah."

Lisa angguk kemudian buka kulkas dan ambil satu kaleng soda, "Mau susu? Biar cepet tidur." Tawarnya.

Xukun terlihat menimang tapi sedetik kemudian mengiyakan, kebetulan sebelum tidur dia biasa minum susu.

Gak lama Lisa datang bawa sekaleng susu coklat yang tadi dia hangatkan dalam air panas, "Nih."

"Terima kasih."

"Sama-sama."

Lisa duduk disamping Xukun berjarak sekitar 50 centi, kakinya gak sopan ke atas meja dan teguk rakus sodanya.

"Lo, kenapa bangun?" Tanya Xukun.

"Well, gue belum tidur."

"Ooh..."

Setelah itu Xukun diam sebab tunggu yang lebih talkative buka suara. Tapi Lisa malah bungkam, pilih amati cowok disampingnya ini dan memuji dalam diam.

Bagaimana seriusnya raut itu buatnya berkali-kali lipat lebih rupawan, ditambah kacamata bingkai tipis yang bertengger diujung hidung hampir-hampir jatuh, so sexy.

Tapi lama-lama Lisa kepo juga, "Ngerjain apa sih?" Tanyanya kemudian lirik laptop Xukun dan berakhir dengus keras karena gak faham dengan susunan tabel dan diagram yang tertera disana.

Xukun terkekeh, dan kembali Lisa berasa tersengat aliran listrik kala dengar kekehnya.

"Sebenarnya gue disini bukan hanya sekolah."

"Kerja juga? Kantor??"

Dua kali Xukun angguk, dan mata Lisa melebar.

"Lo kaya raya dong anjing! Di Beijing jadi model disini kerja kantor. Kayaknya beasiswa gak perlu tapi kenapa lo apply?? Mana Indonesia murah biaya hidupnya kan, pelit banget lo keluar duit."

Lagi-lagi Xukun terkekeh, "Wanita banyak maunya, bukankah begitu?" Katanya.

Lisa diam, gak sanggup otaknya jangkau dimana letak korelasinya.

"Pria harus rajin menabung karena wanita suka perhiasan, make up, makan, baju, tas. Em, singkatnya- uang." Jelasnya lalu teguk susu hangat dari Lisa.

Mata Lisa melebar, diam sejenak setelahnya cewek poni rata itu berdehem, "Bener sih tapi gak bisa dibenerin juga, buktinya gue nggak gitu." Kata Lisa lalu dongak, coba terawang masa lalunya.

Man, dia dulu pacaran sama Jungkook gak pernah tuh ngeluh karena dibonceng vespa butut yang sering mogok tengah jalanan. Gak ngeluh karena gak pernah dibelanjain. Gak ngeluh karena jarang diajak ke tempat mahal.

Kesederhanaan dan kasih tulus Jungkook kala itu lah yang buat dia bahagia, bukan uangnya.

"Mantan gue miskin, dia jarang kasih hadiah atau semacamnya, palingan ya traktir makan gak lebih. Tapi gue bahagia sama dia." Lanjut Lisa, pedih karena kenyataan akhir gak sama seperti kalimatnya.

"Tapi kalian broke up." Sela Xukun.

"Dan alasannya bukan karena uang, Kun. Lo jangan stereotipin kalo semua cewek itu suka uang doang, gue yang pernah setia ke orang miskin kan jadi tersinggung bangsat." Sungut Lisa.

Kerjaan total diabaiakan, Lisa rebut 100% atensi Xukun hingga pemuda itu memiringkan badannya ke arah Lisa.

"Gue hanya bilang jika cewek suka uang, bukan selalu suka uang. Siapa yang tidak suka uang? Pria juga suka uang, Lisa."

"Gue hanya memikirkan kebahagiannya, selain cinta uang juga bisa buat bahagia. Apa gue salah?" Lanjut Xukun.

Nggak, nggak salah. Tapi hanya terucap dalam hati karena takut degup jantungnya buatnya gagap lagi.

Akhirnya Lisa cuma angkat tangannya tanda kalo dia menyerah, lihatnya Xukun terkekeh lagi.
















"Gue bisa beri lo cinta dan uang, tidak seperti your ex yang hanya bisa beri lo satu."

Sombong, tapi manis di satu waktu.

Lisa bersemu,

lagi.

Kemudian diam.













"B-beri ke siapa?"





Xukun cuman tersenyum simpul.
















Tbc.
Hoaaaammmm......
Jan lupa votenya ya gais
Dan sarannya hwhw

manoban || 𝙡𝙞𝙨𝙖-𝙭𝙪𝙠𝙪𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang