08

479 75 51
                                    

;

Lisa dan Jungkook itu sama, sama-sama tau rasanya ditinggalkan tersayang dalam konteks lama dan selamanya.

Jika Lisa Ayah, maka Jungkook ibu.

Atas dasar itu, kata Bambam mereka cocok.

"Kenapa gak coba dulu?"

Maka mereka setuju untuk jadi satu, berharap bisa saling menyembuhkan dan melengkapi bagian rumpang di hati masing-masing.

Lisa sering bilang ke Jungkook; "Kook serius deh, lo tuh kayak ayah gue tau nggak?"

Sebab itulah dia selalu datang kepadanya, merecok, membuat onar, membuatnya sibuk mengurusi segala kekacauan yang dara Thailand itu buat hingga lupa rasa akan lara ditinggal mati.

Awalnya Jungkook bahagia direpoti sepanjang waktu, bahagia dengar celotehannya bahkan jikalah semua itu cuma omong kosong.

Sampai di suatu malam sunyi, di atas ranjang setelah pergumulan panas dengan gadisnya, Jungkook sadari dirinya total hancur lebur.

Jungkook lelah, lelah dengan Lisa yang makin lama makin parasit.

"Lisa! Gue juga butuh ruang buat sendiri!" Atau, "Gue selalu ngertiin lo tapi kenapa lo gak mau ngertiin gue Sa???"

Teriakan itu bukan sekali dua kali terlontar lalui kerongkongannya, Lisa punya kuping, tapi Lisa gak pernah mau dengar.

Muak, sebab harapan awal gak sama dengan realita.

Saling menyembuhkan, halah, tidak ada yang namanya saling, dari awal yang sembuh hanya Lisa, Jungkook masih tetap terluka.

Jadi untuk pertama kalinya saat si Manoban lantang menyuarakan "Gue bisa jadi obat buat lo!" Jungkook dengan berani meludah tepat diwajahnya,

"NGOMONG SANA SAMA MAYAT MAMA! LACUR!"

Karena nyatanya Lisa malah jadi beban, beban yang makin lama makin kikis kesabarannya hingga titik dimana semua indra peraga terasa ringan untuk menyakiti.

Luka Jungkook gak sesedarhana itu, ceria Lisa jelas gak cukup kuat untuk tutup sedalam apa lukanya terbuka.

Demi Tuhan Jungkook cuma butuh di urus, seperti ibu yang mengurus anaknya kala tergelincir; menenangkannya, mengusap air matanya, mengobati lukanya dengan hati-hati hingga pulih seperti sediakala. Tak masalah dengan bekas yang gak akan pernah bisa hilang, Jungkook cuma butuh diurus.

Dan disaat semuanya jadi kacau, disaat Lisa dengan egonya yang setinggi langit memilih pergi bersama tangisan yang memekakkan rungu-

-disaat itulah, Taehyung datang dengan cengiran kotaknya.

Logika Jungkook tiba-tiba terhempas berantakan. Otak cemerlang yang selama ini ia eluh-eluhkan gak lagi berfungsi.

Taehyung laki-laki, Jungkook tau betul.

Tapi, dibanding Lisa yang perempuan, Taehyung lebih menjajikan sesosok ibu yang selama ini ia butuhkan.

"Bro it's okay, ga ada hukumnya cowok gaboleh nangis. Nangis aja gausah ditahan, gue disini."

Hari itu juga Jungkook percaya, cinta memanglah buta.

;

"SUMPAH DEMI APA??!!!!"

"GAUSAH TERIAK JUGA BODAT! Jigong lo kemana-mana!" Hardik Lisa sambil usap wajahnya yang kena mucratan liur Bambam.

Xukun meringis, kupingnya dengung.

"Anj- liat nih kudu gue berdiri semua!" Pekik Bambam, "Lagian kok bisa sih??? Gaul sama siapa tuh orang sampe belok gitu??? Jadi takut kan gue anjing!" Cerocosnya.

Lisa dengus, "Dia bilang kak Tae temen sekosnya--"

"APA SEKOS??!! Mingyu kos disana bukan???? Anjir gue harus selametin Mingyu woy! Ntar kalo tu bocah belok juga gimana????!"

"Lebe lu, Mingyu biar sengelekan gitu agamanya kuat. Emang elo yang inget Tuhan cuma pas susah doang????"

"NGACA DONG MBAK GOBLOK!"

"GOBLOK TERIAK GOBLOK!"

"Hey cukup, tidak sakit teriak terus?" Ujar Xukun.

Diem akhirnya.

"Lo gausah bocor ke orang-orang ya nyet." Kata Lisa sambil tunjuk Bambam.

"Masih aja dibelain."

Lisa cemberut kemudian.

Hari ini harusnya Xukun udah dapat tempat tinggal, minimal udah survei sana-sini, tinggal milih doang.

Tapi gara-gara Lisa mendadak ilang, mereka gak jadi jalan.

Bambam sempet panik tadi, takut sepupunya kenapa-napa sebab Lisa kalo udah kumat biasanya suka nekat.

"Wow enak, ini namanya apa?" Tanya Xukun tiba-tiba, tunjuk kuah coklat gelap yang baru iya tuang dari bungkusnya.

"Rawon, suka?"

Denger pertanyaan Lisa, Xukun angguk, "Boleh besok makan ini lagi?"

Bambam ketawa, "Gue beliin segerobaknya dah besok!"

"Gerobak?"

"Udah gausah didengerin!"

Tawa Bambam mengudara, buat sudut bibir Lisa ikut tersungging keatas. Hari ini adalah hari paling baik menurutnya.

Berdamai dengan Jungkook, berdamai dengan perasaan.

Lega rasanya.

Iya, sebelum Xukun lempar pertanyaan random yang buat moodnya drop sampai inti bumi.

"Your ex sudah dapat yang baru, lo kapan Lisa?"

Lisa langsung terbatuk gara-gara keselek rawon, sedang Bambam langsung ketawa setan sambil tepuk tangan, seneng banget Bambam.

"Ya pelan-pelan lah anjir, lo kira move on gampang apa??" Ketus Lisa ke Xukun.

Xukun terkekeh lagi.

"Bisa kok cepat." Jawab Xukun yang waktu Lisa lirik ekspresinya nampak annoying.

"Apaan sih? Sana makan rawonnya, keburu dingin ntar."















"Move on ke gue, pasti cepat."

Keselek lagi, tapi gak cuma Lisa, Bambam juga.






















Tbc.
Di ff ini mental issues bakal jadi topik yang sering diangkat. Buat yang ga suka yaaaaa yaudah mogimana lagi?

Udah itu aja hehe

Sampai ketemu di chap depan ya

Bubye

manoban || 𝙡𝙞𝙨𝙖-𝙭𝙪𝙠𝙪𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang