10

341 50 3
                                    

;

Ada Xukun waktu Lisa buka mata, masih diposisi yang sama dari terakhir kali sadarnya hilang.

Bingung, 'ini gimana cara bangunnya?' takut sedikit gerakan ganggu tidur pria yang rengkuh pinggangnya. Alhasil tetap di posisi, lanjutkan lelap sampai partner tidurnya itu bangun lebih dulu, niatnya.

Tapi makin ditunggu waktu makin kerasa lama. Akhirnya dengan hati-hati Lisa coba lepas rengkuhan, tapi yang terjadi bukannya lepas, malah makin dirapatkan oleh sang laki-laki.

Kesal sampai ubun-ubun, mau gak peduli tapi raut damai Xukun buatnya nyerah atas usahanya untuk bangun.

Dekap hangat itu sebenarnya sedikit banyak buat Lisa rindu si Jeon tapi sadar sekarang bukan di waktu yang oke buat mellow dan kenang masa lalu, sebab dia harus bangun sebelum Bambam datang dan liat semuanya.

Oh, tapi fortuna berpihak pada yang lain.

;

Semenjak itu Bambam jadi sedikit lebih strict. Iya Bambam tau Lisa-Xukun tidur bareng, orang dia yang bangunin.

Agaknya gara-gara itu si Bangkok dan Beijing ini jadi lumayan berjarak, apalagi setelah Xukun dapat apartemen dan Lisa mulai sibuk sama tugas akhir.

Kontakan cuman sebatas ingetin makan atau Xukun yang tanya-tanya kalau ada hal yang dia kurang paham. Gak lebih, sebab akan selalu ada esistensi Bambam di sisi Lisa yang siap interupsi.

Bisa apa Lisa selain jengkel karena lawan pun dia paham gak akan mampu; sadar akan salahnya sebab berkali-kali rusak kepercayaan sang sepupu.

Dan sampai detik ke sekian di hari kamis ini dara Tahiland masih betah di sisi Bambam yang sibuk kutat sama sekelumbruk garapannya di laptop, sedang dia sendiri sibuk pikir gimana cara olah kalimat biar bisa bebas dari penjara Bambam.

Tentu legowo bukan pilihan, di otak Lisa penuh sama bayangan 'jadi perawan tua' kalo dikekang sedemikian hingga padahal aslinya udah gak perawan juga sih. Tapi ya ngeri aja gitu.

Sampai kemudian presensi gak asing datang, saat itu lamunan Lisa buyar.

"Lisa!"

Gadis itu pakai gaun putih selutut, rambutnya terurai meskipun gak panjang tapi cukup buat tutup bahunya yang terekspos. Riasannya tipis, sekedar polesan ombre pink dibibir, semu merah disekitar tulang pipi sampai hidung dan eyeliner kucing di ujung mata.

Gadis Jepang itu pernah jadi favorit Bambam pada masanya. Dan mungkin masih sampai detik ini.

"Eh Mina? Anjir jauh banget lo mainnya ampe fakultas gue." Kata Lisa, kemudian lirik Bambam yang sekarang buru-buru rapikan tatanan rambut.

"Anjir lo ya Lis, gak di dm gak di line gak di wa gaaaaaak pernah bales-- Eh hai Bam!" Ujar Mina kemudian hampiri bangku dimana mereka duduk dan daratkan pantat di sebelah Bambam.

Bambam dehem, "Hai, makin cakep ya lo."

Mina kikik kecil sebagai tanggapan kemudian beralih ke Lisa, "Lis kalo lo sekarang lagi longgar ayo ikut gue ke studionya Mingyu, lo di cariin nih dari kemaren tapi lo ga bales, di telfon ga diangkat." jelas Mina.

Sadar ini kesempatan emas buat lepas, Lisa langsung angguk setuju tanpa minat tau apa sebenernya yang dibutuhkan Mingyu darinya. Bambam berdecak, "Sekarang banget Na?" Tanyanya.

Mina angguk, "Iya sekarang, make up artistnya juga udah dateng dari tadi makannya Mingyu buru-buru."

Dalam hati si Manoban pekik 'yes' karena tau selagi kerjaannya belum beres, Bambam gak akan bisa ikut dan gak akan bisa nolak permintaan Mina walaupun itu atas nama Mingyu.

Dan bener aja, sesaat setelah Lisa lirik Bambam, Bambam langsung angguk mengizinkan. "Kelar langsung telfon gue, gausah keluyuran." Finalnya.

Pelukan kencang dan kecupan di kening Bambam jadi tanda terima kasih dari Lisa sebelum pergi dengan tarik tangan Mina antusias.

;

Xukun pergi ke indomart pagi ini kemudian sedikit kaget waktu dapat tegur sapa dari orang yang seumur-umur belum pernah lihat. Cowok itu rautnya jenaka, kulitnya agak lebih gelap dari miliknya tapi tampannya gak main-main.

"Gue Mingyu." Kata orang itu tiba-tiba sambil angkat telapaknya gestur ajak berjabat. Xukun iyakan meski jadi kikuk karena bingung.

Yang mengaku Mingyu terkekeh geli, nampakkan taring yang buat senyumnya makin mempesona. Xukun agak jengkel untuk akui, tapi cowok ini tampannya luar biasa. "Santai-santai, lo temennya Bambam kan? Gue tau lo dari instagramnya Bambam." Jelasnya.

Xukun angguk mengerti, "Ada perlu apa?"

Mingyu berdehem kemudian ajak Xukun keluar untuk duduk di bangku depan indomart. Gak nyaman sebenarnya sebab panas dan bising jalan raya, tapi itu lebih etis daripada tiba-tiba ajak orang asing masuk mobilnya dan bicara didalam.

Sesaat setelah duduk Mingyu jelaskan maksudnya kepada Xukun, panjang lebar kali tinggi dan sejelas mungkin. Xukun paham dengan baik, hanya perlu waktu untuk pikir dan bukti kalau apa yang dikata Mingyu bukan semata bualan.

Xukun ragu, kentara di wajahnya.

"Gue paham sih kalo lo nolak, tapi gue bener-bener butuh. Ini aja cewek gue gue repotin suruh nyari Lisa ke fakultasnya, lo pasti kenal Lisa kan? Emang kampret nih cewek susah amat hubunginnya."

"Oh, sama Lisa?" Tanya Xukun, Mingyu angguk dua kali.

"Oke, gue bisa bantu." Kata Xukun mengakhiri.



















Tbc.
Sori, ini dulu ya, urang lagi butek
TETEP VOTE YA
MAKASI <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

manoban || 𝙡𝙞𝙨𝙖-𝙭𝙪𝙠𝙪𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang