Chapter 6

4 1 0
                                    


"Anggep gue siapapun yang lo mau,cerita sama gue...gue bakal jadi pendengar yang baik buat lo"

~Velycia

Arbie melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata,

Sampai akhirnya dia tiba disuatu tempat yang menurutnya tepat untuk keadaannya sekarang.

Vely berjalan menikmati hembusan angin malam dengan earphone ditelinganya. Vely sering mengunjungi tempat ini jika hati dan fikirannya sedang tak bersahabat, karna menurutnya tempat ini bisa membuatnya tenang, tempat dimana terdapat sungai yang mengalir deras disepanjang jalan dan tempat duduk yang terbuat dari pepohonan yang ditebang, bisa dibilang itu adalah taman namun jarang yang minat untuk mengunjunginya karna sepi. Namun bagi Vely suasana sepi akan membuatnya tenang.

Tak sengaja Vely melihat seorang cowok yang menurutnya familiar walaupun hanya terlihat dari belakang.

Vely menghampiri cowok itu, dan...benar saja Vely sangat mengenalinya, sosok yang akhir-akhir ini merusuhi hidupnya, siapa lagi jila bukan Arbie.

"Lo...ngapain disini?"tanya Vely ragu.

Vely terdiam kaget saat itu juga Arbie memeluknya.erat.

Vely masih diam dalam pelukan Arbie, ia tak tau harus apa, mulutnya serasa terkunci.

Sampai akhirnya Arbie melepaskan pelukannya.

"lo...kenapa?"tanya Vely ragu.

"gue...jangan tinggalin gue Vel" lirih Virgo.

Vely menatap raut muka Arbie yang sulit untuk diartikan. Ia tal tau harus apa sekarang.

"kenapa lo ngomong gitu?" tanya Vely.

"gue udah gak ada siapa-siapa sekarang, udah gak ada harus gue pertahanin didunia ini, gue..." Arbie sangat kacau sekarang, sampai Vely tak paham dengan apa yang dikatakannya.

"Arbie....gue gak paham"ujar Vely.

"gue gak tau apa masalah lo sekarang, tapi untuk saat ini anggep gue siapapun yang lo mau, cerita sama gue....gue bakal jadi pendengar yang baik buat lo"ucap Vely tulus.

"gue gak tau Vel, gue udah bener-bener gak berguna Vel, hidup gue udah sia-sia"lirih Arbie.

Vely tetap menunggu Arbie untuk mengatakn sesuatu lagi.

"Mereka cuma nilai gue dari luar tanpa tau apa yang gue rasain, mereka cuma bisa bisa nilai gue jelek tanpa tau perasaan gue..."racau Arbie parau.

"Ada gue" dua kata yang Vely keluarkan, entah keberanian dari mana yang membuat Vely seperti itu.

Arbie menatap Vely dengan tatapan yang sulit diartikan,

"Janji lo gak bakal pergi"ujar Arbie.

"gue gak janji Arbie....tapi gue bakal buktiin kalo gue bakal slalu ada buat lo" ucap Vely tanpa beba.

Entahlah sedang kenapa Vely hari ini, namun hatinya ikut terluka melihat Arbie seperti ini.

Arbie melanjutkan ceritanya pada Vely tanpa ia lebih-lebih atau kurangkan.

Disitu Arbie masih mengenakan pakaian sekolahnya, karna memang ia belum sempat menggantinya, karna pernyataan papah nya yang membuatnya sampai ketempat ini dan bertemu dengan gadis yang akhir-akhir ini mengganggu fikirannya.

****

"Vely dari mana kamu malem-malem gini baru dateng?"

Vely menghentikan langkahnya "eh...mama belum tidur?" tanya Vely basa-basi.

"mama tanya dari mana?" tanya Cia lagi.

"Em...abis main mahh, biasa Vely kalo main ama Shella suka lupa waktu" jawab Vely bohong.

"ya udah sekarang kamu tidur udah malem"

"oke siap ma....good night mamaa..." lalu Vely cepat-cepat menuju kamarnya.

Bad liarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang