Hari ini adalah hari keduaku menjadi siswa di sekolah baruku. Aku belum terlalu kenal dengan teman temanku hanya seberapa yang kuingat namanya.
Sekarang aku sedang berada didepan pintu kelas karena aku tidak tau akan duduk dimana. Teman sebangku Mark sudah duduk dibangku yang kemarin duduki olehku.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundak ku pelan.
Saat menoleh aku disuguhkan oleh seorang perempuan cantik bak bidadari. Rambut pirangnya tergerai sampai pinggul, matanya indah dengan perpaduan bulu mata lentik nya, kulitnya mulus seperti kulit bayi.
"Eh anak baru ya? Pasti belum kenal gue", kata-kata itu terucap dari bibir mulutnya.
Yang ditanya hanya mengaguk bermaksud mengiyakan pertanyaan gadis pirang tersebut.
"Kenalin gue Tzuyu yang kemarin gak masuk", lanjutnya sambil mengamati tangan kananku bermaksud ingin menjabat tangan.
"Gue Moren, tpi bukannya kemarin yang gak masuk cowok itu", ucapku sambil menunjuk pria yang duduk di bangku yang berada disamping Mark.
"Aduh neng geulis pasti lo gak dengerin guru pas lo masuk ya?, Kalo gak salah yang gak masuk ada dua anak", ucapnya sambil tersenyum sampai terlihat gigi gigi rapihnya.
"Eh iya kayaknya gue kurang dengerin hehe", jawabku.
"Yaudah deh sekarang lu duduk sama gue aja tuh yang bangkunya paling belakang", katanya sambil menunjuk meja yang sudah berisikan dua kursi itu.
"Temen sebangku lu mana? Kok bisa gak datengnya gantian", ucap Moreen bermaksud bercanda.
"Gue duduk sendiri dari dulu", Aku tidak percaya. Bagaimana gadis secantik ini tidak ada yang mau duduk bersamanya, apakah dia dikucilkan seperti cerita² yang pernah kubaca.
"Eh tapi lu jangan salah paham dulu, gue duduk sendirian karena pingin sendirian aja duduknya. Jadi biar agak luas aja gitu", lanjutnya.
"Gue kira kenapa. Tapi karena keberadaan gue buat lu kurang nyaman dong", ucapku dengan bersalah.
"Kagak lah, gue seneng kok bisa duduk ama lo. Nambah pengalaman lah gimana rasanya punya temen sebangku", jawabnya sambil menyengir kuda.
"Oh syukur lah kalo gitu"
"LUCASKU SAYANG INGET BALIK JUGA LU TERNYATA!!!", suara nyaring itu terdengar dari pintu.
Sepertinya dia memanggil anak yang duduk disamping Mark. Aku mengenal anak yang memanggil tadi, karena kemarin dia selalu menggangguku karena dia cemburu aku duduk dengan Mark, sangat aneh.
Dibelakang lelaki itu ada beberapa temannya yang lain. Mereka berjalan menuju meja yang ditempati oleh Mark. Mark yang sedang mengobrol dengan teman sebangkunya pun dibuat kaget oleh gebrakan meja dari teman absurdnya.
"Sumpah Chan masih pagi, gak usah betingkah dulu napa", ucap Mark seperti menasihati anaknya
"Ya maaf bang, gak janji deh dedeq", ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya yang membuat Mark berakting seakan-akan muntah karena melihatnya.
"Hei brader sudah lama kita tak berjumpa", sahut teman sebangku Mark.
"So sweet banget kalian mah. Kagak kayak samping gue noh. Dia mah masuk kelas bukannya kangen-kangenan sama gua dulu malah langsung ninggalin gue, jadinya kan gue neomu lonely tapi pas ada kalian gue langsung neomu happy jadinya", lanjutnya yang membuat mereka yang mendengarkan tidak mengerti dengan bahasa campur campurnya tersebut.
"Lu ngomong apa dah Cas, kagak ngerti gue", ucap salah satu orang yang berada dibelakang Haechan yang Moren tau namanya adalah Na Jaemin.
Seorang lelaki yang berperawakan tinggi, berkulit putih dengan tatapan menyejukkan, dan jangan lupakan gigi putih bersihnya yang dia tunjukan selalu sampai-sampai yang melihat menjadi ingin menyanyi shining shimmering splendid.
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH
Подростковая литератураIni bukan kisah tentang sosok lelaki bersifat dingin yang tidak peduli dengan sekitarnya. Ini pun juga bukan kisah tentang sosok lelaki bersifat nakal yang sering mengganggu kehidupan orang lain. Tapi, ini adalah kisah seorang Mark Lee. Sosok pembaw...