Ehm... jadi karena aku terlalu susah untuk ngambil dari sisi aku, jadi aku bakal ngambil dari sisi tokohnya aja hehe. Dan aku bakal revisi ulang part sebelumnya juga. Jadi ya kalo mau nih ya hehe kalian baca dari awal lagi cerita ini karena ada beberapa kata yang kurang sreg bagiku jadi bakal ada yang ku ubah kata-katanya. Ya kalau mau aja aku gak maksa hehe.
Yaudah kalau gitu selamat membaca!
Aku sekarang sudah berada di kelas kembali setelah selesai makan di kantin bersama teman-teman baruku. Agak aneh sebenarnya, entah kenapa tidak ada kecanggungan diantara kami walaupun baru saling mengenal.
"Parah banget lo ren, bisa-bisanya ninggalin gue dari kamar mandi", kesal Tzuyu. Ya, aku memang meninggalkannya karena dia terlalu lama di dalam kamar mandi.
"Ya maaf, lagian lo ngapain aja sih di kamar mandi lama banget?"
"Ya buang air kecil lah, yakali pipis".
"Serah lo".
Kring... Kring....
Aktivitas belajar mengajar pun kembali dilaksanakan tetapi aku merasa ada yang aneh. Aku merasa ada yang kurang dikelas ini, tetapi aku tidak tau apa yang kurang.
"Woii Ren!! kok ngelamun?", aku tersentak kaget karena suara Tzuyu.
"Ah gak apa-apa, gue cuma ngerasa ada yang kurang aja dikelas ini"
"Ya iyalah si Lucas lagi ngilang", pantas saja aku merasa ada yang kurang ternyata si tukang ribut sedang menghilang.
"Iya juga deng", kulirik bangku yang seharusnya ditempati oleh Lucas.
"Eh"
Entah bagaimana aku malah bertemu dengan sorot mata tajam Mark yang sedang melihatku, cepat cepat aku pun mengalihkan pandanganku kedepan.
﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌
"
Beneran nih gapapa kalo gue duluan mending bareng gue aja?", aku pun mendengus. Sudah kelima kalinya Tzuyu berkata seperti itu kepadaku.
"Iya beneran, udah sana nanti Kakak lo kelamaan nunggu", dia memang dijemput Kakaknya dengan mobil oleh karena itu aku diajak pulang bareng dengannya.
"Yaudah deh, gue duluan ya!!Babai"
"Babai", aku pun ikut melambaikan tangan padanya.
Sudah sekitar beberapa jam aku menunggu supir ku tetapi dari tadi dia belum menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Hari pun juga sudah semakin gelap karena mendekati waktu magrib.
Tak lama, datanglah mobil mewah yang berhenti tepat didepan tempatku menunggu jemputan. Kaca mobil pun terbuka dengan menampilkan seorang anak SMA yang memakai seragam yang sama denganku.
"Kakak belum dijemput", tanya anak itu yang sepertinya dia adik kelasku karena memanggil ku kakak.
"Eh iya nih belum, ada apa ya?"
"Kakak aku anterin aja kalau gitu, mumpung belum mau magrib nih"
Aku pun melirik jam yang ada dipergelangan tangan ku, benar saja ternyata jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore.
"Gak usah aja deh kayaknya sebentar lagi supirku jemput", tentu itu hanya alibi ku saja.
"Udah sama aku aja, kasian Kakak daritadi masa belum dijemput-jemput".
"Yaudah deh", aku pun memasuki mobil mewah itu.
"Oh iya aku Chenle kak"
"Aku Moreen", dia pun terkekeh yang aku tidak tau penyebabnya.
"Aku tau kali Kak, kan Kakak anak baru yang lagi booming", aku tak heran karena memang akupun merasa sedang dijadikan trending topik disekolah ku.
Aku dan Chenle pun melanjutkan perjalanan menuju rumahku dengan aku yang menunjukan jalan kerumahku.
"Aku gak nyangka loh, ternyata Kakak tetanggaan sama sepupu ku", Aku dan Chenle memang sudah sampai didepan rumah ku.
"Emang yang mana rumah sepupu kamu?"
"Yang itu", dia menunjuk ke rumah disamping kanan rumahku.
"Aku pulang ya Kak, takut dicariin Mama",
"Anak Mama ternyata", ucapku dalam hati
"Oh yaudah hati-hati, btw makasih ya jadi ngerepotin"
"Ga ngerepotin kok Kak, kan aku yang mau. Duluan ya Kak", dia pun langsung masuk kedalam mobil mewahnya. Kulambaikan tanganku kearahnya dan aku pun memasuki rumahku saat mobilnya sudah tidak terlihat lagi.
"Hayoo dianter siapa?"
"Eh Mama kok udah disini", ucapku saat melihat Mamaku yang sedang duduk didepan tv sambil menonton drakor yang sedang booming dimana-mana.
"Gitu ya, emang kamu gak kangen sama Mama"
"Kan ketemu Mama setiap hari, ngapain harus kangen?"
"Iya juga ya, yaudah sana kamu langsung mandi. Tadi Pak supir ijin pulang kampung, makanya gak jemput kamu"
"Iya Ma". Dia adalah Mama tiriku. Papa ku menikah lagi saat tepat dua tahun Mama meninggalkanku yang saat itu masih berumur empat tahun.
Hal pertama yang aku bayangkan saat papaku bilang ingin menikah lagi adalah aku yang akan dianiaya oleh Mama tiriku seperti di film-film yang biasa kutonton. Tapi yang terjadi sangat jauh berbeda dari pikiranku, ternyata Mama tiriku tidak jauh berbeda dengan Mama kandungku.
Dia menyayangiku layaknya anak sendiri, ah aku jadi terharu mengingatnya. Dia juga mempunyai anak laki-laki yang sama baiknya dengannya, umurnya empat tahun lebih tua dariku. Kapan kapan saja aku menceritakan lengkapnya tentang keluargaku.
﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌
Sudah seminggu Moren bersekolah di sekolah barunya. Dia pun sudah akrab dengan semua teman sekelasnya. Moren pun sudah tahu sifat-sifat dari teman-temannya, dari Haechan yang usil, Lucas yang tukang ribut, Renjun yang pemarah, Sampai Mark yang receh Abiezzz.
Sekarang pun Moren menjadi dekat dengan Chenle, rupanya Chenle memang orang yang sangat kaya. Tak heran kalau Chenle setiap hari selalu berganti mobil-mobil mewahnya.
Sepupu Chenle juga ternyata murid di sekolah barunya, namanya Hyunjin anak kelasnya juga. Tetapi Moren tidak terlalu dekat dengannya, hanya sesekali mengobrol itupun memakai bahasa Mandarin campur Indonesia karena ternyata Hyunjin masih belum terbiasa memakai bahasa Indonesia. Untung saja sekolah Moren sekolah Internasional.
"Ren, kekantin yok. Gue belum sarapan di rumah tadi"
"Yaudah yu, gue juga belum sarapan", Moren dan Tzuyu hari ini ada jadwal piket pagi, makanya mereka berangkat lebih pagi dari biasanya.
"Lu mau mesen apa ren", ucap Tzuyu saat mereka sudah sampai di kantin.
"Ngikut lu aja deh", Tzuyu pun langsung meninggalkan Moren untuk memesan makanan.
Seseorang menepuk bahu Moren, Moren pun langsung membalikkan badannya melihat siapa yang menepuknya.
"Eh", Moren langsung terkejut melihat siapa yang menepuknya.
▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄
Maaf ya kalo updatenya telat, soalnya aku lupa gais. Mohon dimaklumi hehe.Tbc
—jara jodoh johnny
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH
Teen FictionIni bukan kisah tentang sosok lelaki bersifat dingin yang tidak peduli dengan sekitarnya. Ini pun juga bukan kisah tentang sosok lelaki bersifat nakal yang sering mengganggu kehidupan orang lain. Tapi, ini adalah kisah seorang Mark Lee. Sosok pembaw...