15 - Wedding Day

937 61 1
                                    

“Katakan pada orang tuamu untuk datang ke Lotte Hotel, orang tuaku mengajak kalian makan malam,” ujar Mingyu.

Saat ini Ia, Wonwoo, Moonbin, dan Eunwoo berkumpul di kantin fakultas mereka.

“Oho! Bau-bau ada pertunangan, nih!” seru Moonbin.

“Gue boleh datang nggak?” tanya Moonbin.

“Yang bener aja, lo! Makan malam keluarga ngapain ngajak, lo?” seru Mingyu.

“Jam berapa? Biar orang tua ku nggak terlalu mepet datangnya.”

“Jam 7 malam, kamu suruh aja mereka berangkat sekarang atau nanti sore, sekiranya tidak terlalu mepet. Changwon-Seoul cuma berjarak satu jam, dan satu setengah jam kalau macet,” ujar Mingyu.

“Kalau gitu aku bilang sekarang aja, ya?”

“Ya, silahkan.”

Wonwoo mengambil ponselnya dan segera menelpon ayahnya.

Telepon tersambung.
“Halo, pa?”

‘Ya, halo. Ada apa, nak?”

“Papa sama mama ke Seoul, ya? Keluarga Mingyu ngajak makan malam,” ujar Wonwoo.

‘Ah iya, papa sama mama berangkat jam berapa?’

“Sekarang boleh, nanti sore juga boleh. Sekarang saja, pa. Makan malamnya jam 7.”

‘Baiklah, papa akan pulang. Sekarang papa ada di kantor.’

“Papa masih kerja? Papa bilang kak Jiwoo sudah mengambil alih semua?”

‘Tadi ada rapat penting sekali, jadi papa harus terjun.’

“Baiklah, jam 7 acaranya,” ujar Wonwoo mengingatkan kembali.

Sambungan telepon terputus.
“Kayaknya kalian sibuk, kita pulang dulu, ya?” pamit Moonbin. Ia dan Eunwoo pulang.

“Kayaknya kita juga harus pulang, kamu harus tidur. Aku nggak mau melihat ekspresi kelelahan di wajah kamu.”

“Bisa saja! Ya sudah, ayo kita pulang.”

***

Sampai di rumah, ternyata orang tua Wonwoo belum tiba. Jadi ia memutuskan untuk istirahat dan tidur.

Beberapa saat setelah Wonwoo terlelap, kedua orang tuanya telah sampai.

“Dimana Wonwoo? Apa dia masih di kampus?” tanya Jeon Woo Sung.

“Entahlah, aku lihat ke kamarnya dulu, kau istirahat saja.” Jeon Hee Ae pun berjalan menuju lantai dua dan masuk ke kamar Wonwoo yang tidak terkunci.

“Ternyata dia tidur, baiklah.”

Hee Ae berjalan mendekati lemari pakaian Wonwoo. Ia berniat memilihkan pakaian yang cocok untuk Wonwoo. Hee Ae mengeluarkan 2 pasang pakaian untuk Wonwoo.

“Hm, kemeja putih dengan celana putih atau tuxedo lavender? Sepertinya, kemeja putih dengan celana putih ini terlihat lucu jika di kenakan Wonwoo.” Hee Ae mengembalikan tuxedo lavender tadi. Pandangannya beralih pada koleksi topi anaknya itu, tatapannya terpana pada baret berwarna hitam. Jeon Hee Ae sedang menerawang, apakan akan bagus jika baret hitam itu dipadukan dengan pakaian Wonwoo.

“Cocok!”

Hee Ae meletakkan setelan putih dan baret hitam itu di meja rias Wonwoo.

RESEK! || Meanie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang