|2|

31 3 9
                                    

•••

Dari raut wajahnya, ia terlihat lelah. Matanya sayu, mukanya datar, dan rambutnya yang sedikit mencuat dari kupluknya, berantakan.

Entah mengapa, rasanya aku familiar. Ya, familiar.

Aku memilih untuk diam dan tak mengganggunya. Aku takut, jujur, perawakannya seperti gangster.

Akupun melanjutkan menyimak pelajaran, tiba-tiba dari belakang seperti ada yang memanggilku

Sst!

Ssstttt!

Woiiiiiii!

Seseorang berbisik tetapi berteriak /lah/. Akupun otomatis menoleh kebelakang. Tertera nama diatas saku bajunya, Lee El.

"Nanti istirahat, ke kantin sama aku ya" bisiknya disertai gerakan matanya yang tak kunjung berhenti bolak-balik mengamati guru dan wajahku.

Aku hanya membalasnya dengan anggukkan dan senyuman yang samar, untungnya, dia membalasnya dengan kedua jempol teracung keatas.

•••

Ding dong deng dong

Bel istirahat sudah berbunyi, Perempuan bernama Lee El itu beserta beberapa temannya menghampiri mejaku.

"Haiiii! Kenalin gue Lee El, Panggil aja El" Sapanya dengan ceria

"Ah, iya, panggil aja aku Euna" balasku

"hai, gue Jooheon, panggil aja Jojo. Ini Mina, kalo yang itu Jackson" saut seorang lelaki di samping El

"Wooho! Eyyyyyy salam kenal" timbuh jackson

Dan Mina hanya tersenyum sambil manggut-manggut.

"Let's go, ke kantin keburu abis ni mi ayam Bi Sur. Kalo ga i'll go with Mina" saut Jackson lagi tapi saat ini di sambi merangkul Mina

"Apasih kampred! Ngerdus ae lu ama gue" jawab Mina

Aku sedikit tersentak, kukira Mina tipe-tipe cewe lemah lembut yang kerjaannya hanya bisa tebar senyum.

Akupun lekas berdiri, dan mulai berjalan ke kantin bersama mereka. Tapi sampai ditengah jalan, rasanya ada yang kurang. Ups, dompetku, ketinggalan..

"El, aku balik kelas dulu ya, dompet aku ketinggalan" bisikku pada El

"Santuy! Ambil dulu aja, nanti kita di meja paling pojok kiri ya deket taman" jawab El

Aku hanya dapat mengacungkan jempol, dan menepuk bahu El pelan. Aku segera berlari kembali ke kelas.

•••

Sesampainya di kelas, aku hanya mendapati Wonjae mengamati luar jendela, masih dengan earphone nya.

Aku berlari kecil membuka tas dan mengambil dompet, tapi rasanya canggung sekali. Sedari tadi, aku sama Wonjae ga ada conversation apapun.

Akupun mengumpulkan segala tekadku untuk mengajaknya ke kantin.

"Wonjae" panggilku sambil menepuk pundaknya

Dia terlihat sedikit tersentak saat ku tepuk pelan bahunya, dan dia hanya mengecilkan volume musik yang sedang ia putar.

"Ayo ke kantin, kamu ga laper?" Tanyaku

[Levatante]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang