|5|

20 2 19
                                    

Siang,12:37

Sekarang aku dikelas, mendengarkan sebongkah teori fisika yang sangat abstrak.

Masih dengan Wonjae yang tertidur lelap disampingku, memakai earphone pula. Harus kuakui, dia hebat.

Hebat sampe ga ketauan guru maksudnya..

Pak Jaebom memberi kami beberapa nomor tugas, dan langsung pergi keluar.

"Na~ nanana~ euna na" Jackson memanggilku sambil joget exo—love shot

Aku hanya bisa terkekeh,

"Ngapain sih lo, spaneng amat" ujar jackson yang sekarang berada didepanku

"Ya ngerjain tugas lah munaroh" jawabku

"Idih, orang gue lagi ngomong sama Wonjae, ya ga?" Ucap Jackson sambil mengangkat dagunya kepada Wonjae.

Ya..seperti biasa, Wonjae hanya menatapnya.

"Hiih, jadi orang kenapa nyeremin bat dah" kata Jackson sambil bergidik ketakutan atas tatpan Wonjae

"Kenapa sih Jack, lo gabut apa gimana si?" Tanyaku—sudah 2 bulan aku disini, kalau sudah dekat aku cenderung memakai 'gue-lo' , biasanya.

"Jadi gini lo na, jadi, jadi...." katanya sambil pasang muka tonyor-able

"Kaga langsung ngomong, ni tangan nyampe di dahi lo" kataku sambil mengepalkan tanganku

"Maap nyai! Lo nanti jadi main ke rumah El kan ya? Mo nitip chiki ni gue" ucapnya, lagi-lagi dengan muka yang kali ini bawaanya pengen aku misuhin aja.

"Anjir ya emang lo, napa ga beli sendiri deh. Nanti kan klub-klub an an dah mulai, gue ada klub musik, agak nelat" kataku

"Yaudah gue minta Mina aja beliin chikinya, pake uang dia dulu" katanya sambil mengedipkan sebelah matanya padaku.

Aku suka tak habis pikir dengan kelakuan Jackson, kapan dia bisa normal..

Sore, 14:25

Aku berjalan di sepanjang koridor, berjalan menuju klub musik.

Tak terlalu jauh dari kelas, tepatnya berada di depan uks dan taman belakang.

Kriet...

Aku membuka pintu kelas, lampunya masih mati, isinya berantakan, seperti habis di obrak-abrik.

"Klub musik dibatalin, belum baca di papan pengumuman?" Ujar seorang lelaki bersuara berat

Sontak aku menengok kebelakang, mendapati pria dengan seragam dan sepatu yang, ya...bisa dibilang eksentrik.

"Oh, maaf, belum lihat" ujarku sambil membungkuk, dan cepat cepat untuk keluar.

Set

Lelaki itu menggapai lenganku, dan menarikku paksa.

"Lo siapa? Gue belom pernah lihat, anak baru?" Tanyanya

"Iya, baru dua bulan disini" kataku sambil menangkis tangannya yang menggenggam lenganku

"Siapa...ya?" Lanjutku

"Simon Dominic, panggil aja Samdi" ujarnya

Aah...rupanya dia teman dekat Wonjae, yang waktu itu anak anak cerita di kantin ya..

"Oh, Samdi, teman Wonjae?" Balasku

Ia tak menjawab dan malah berkata,

"Balik sana, ini klub udah ga idup, mending lo cari klub lain" tukasnya dengan nada berat.

[Levatante]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang