[Levatante]

|6|

Tring

Tring

Tring

Hapeku daritadi berbunyi,

El
|Na, lo jadi main ke rumah gue ga?
|Gue tau lo bukan tipe orang yang suka ingkar janji
|na, lo kenapa? Baik-baik aja kan?
Read

—LEVATANTE—

Malam, 11:02

Wonjae's POV

Rasanya malam ini sejuk sekali, aku duduk sambil menyesap kopi di balkon kamar.

"Euna?" Batinku

Kenapa aku selalu melihat sisi terpuruknya? Kenapa aku selalu melihat ia sedang berantakan?

Ia berlari keluar rumah, dengan hoodie yang kebesaran, dan lagi-lagi, ia menangis.

Aku turun, cepat cepat pakai hoodie, mengambil tas, memakai kupluk, dan mengikutinya dari belakang.

Ia pun mulai berjalan sepeti orang yang sudah "mati". Bahunya susut, auranya sangat muram.

Sepanjang jalan, aku mendapati air matanya yang meninggalkan jejak di trotoar.

Ia sedang hancur, jujur, waktu aku melihatnya aku kira lukanya tak sedalam ini. Aku salah.

Ia berhenti di minimarket 24 jam, duduk disana dengan tatapan kosong dan mata yang terus mengeluarkan air. Dia hanya menatap lurus.

Sudah lebih dari 2 jam ia seperti itu. Aku tau, ia menahannya, menahan tangisannya.

Wonjae's POV end

Tap

Seseorang meletakkan coklat hangat diatas meja ku, aku menoleh keatas, dan segera mengusap air mataku.

"Oh, Wonjae?" Tanyaku

"Hm" balasnya sembari duduk disampingku

"Haha kok malem malem masih keliaran si?" Ujarku, tersenyum, menutupi raut wajahku yang asli.

"Lo sendiri?" Balasnya

"Oh, cuma laper aja" wah, skill ku dalam menutup perasaanku bertambah.

"Gausah nangis lagi, mata lo udah sembab banget tuh" katanya sambil memandangku

Aku terdiam, kenapa dia selalu melihatku saat aku sedang berantakan?

"Dari kapan lo ngikutin gue?" Ujarku

"Emang gue ngikutin lo?" Katanya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada

"Terus, kenapa bisa sampe sini, jam segini" tuntut ku meminta penjelasan

"Gue liat lo lari sambil nangis" jawabnya

Lagi-lagi, aku terdiam. Apa dia melihat semuanya? Aku bingung harus apa, aku tidak bisa berbohong padanya.