Setelah makan malam yang begitu berharga selesai, semua keluarga mulai berpencar--mulai dari Jimin yang sudah pergi dahulu ke kamarnya, sang ayah George dan juga Yeon-seok melanjutkan pembicaraannya di ruang tengah, sang ibu Heeyoung dan juga Ahnjong sedang membersihkan bekas makanan di dapur serta Seokjin dan Kharen yang membantunya.
"Kharen-ah, Ahjumma boleh meminta tolong?" ujar Ibu Jimin.
"Tentu" Kharen pun menghampiri Ibu dari Park Jimin itu.
"Antarkan susu hangat ini kepada Jimin, kau tahu bukan jika Jimin tidak bias tidur sebelum meminum susu." ucap Ibu Jimin seraya memberikan susu hangat yang berbeda di sampingnya.
"Ternyata kebiasaan Jimin dari kecil masih ada. saja." gumam Kharen dalam hatinya.
Kharen pun berjalan menaiki tangga untuk menghampiri Jimin yang berada di kamarnya, ketika Kharen sudah berada di depan pintu kamar Jimin dia tidak langsung memasuki kamarnya. Kharen mengetuk pintu kamar Jimin tetapi tidak ada balasan darinya, Kharen pun meraih gagang pintu kamar Jimin dan membukanya untuk memastikan apakah Jimin sudah tertidur atau belum.
"Jimin.." panggil Kharen yang berada di balik pintu kamar Jimin.
Jimin belum juga mengeluarkan suara Kharen pun melangkahkan kakinya untuk memasukinya kekamar Jimin, ketika Kharen sudah berada di dalamnya ternyata sang pemilik kamar sudah terbaring di ranjangnya sembari menutup matanya.
"Sudah tertidur rupanya" ucap Kharen pelan supaya tidak membangunkan Jimin.
Kharen pun meletakkan susunya di atas nakas dan berniat untuk kembali ke bawah tetapi tiba-tiba suara Jimin membuat atensi Kharen mengurungkan niatnya untuk pergi lagi ke bawah.
"Aku belum tertidur, hanya menutup mata saja"
"Aku kira kau sudah tidur" lirih Kharen
"Ada apa kau kemari?" Jimin Pun menduduki dirinya ditepi ranjang kasurnya.
"Itu, kau pasti belum bisa tertidur karena belum meminum itukan." jawab Kharen yang menolehkan kepalanya ke arah susu yang diatas nakas sembari menduduki dirinya di sofa yang berhadapan dengan keberadaan Jimin.
"Aku sudah tidak seperti dulu tahu.." ucap Jimin sembari meminum segelas susu yang dibawa oleh Kharen.
"Buktinya kau meminumnya" jawab Kharen dengan mengangkat satu alisnya.
"Berdebat denganmu aku memang selalu kalah." lerai Jimin yang sudah meneguk habis susu itu.
"Sepertinya aku mulai mengantuk." lanjut Kharen yang meniduri kepalanya di sofa.
"Kebiasaanmu belum hilang juga ternyata" kekeh Jimin dan menghampiri Kharen sembari membawakannya bantal yang empuk. "Kau tau? kalau sehabis makan terus tidur itu akan membuatmu menjadi gemuk."
"Iyakah? tetapi kenapa aku tidak gemuk-gemuk?"
"Karena kau cacingan"
"Yak! sialan si bantet ini!" jawab Kharen sembari mengambil bantal yg dibawa Jimin dan memukulnya tepat di kepala Jimin.
"Hahaha.. Kiyowo" ucap Jimin sembari meletakkan tangannya di pucuk kepala Kharen. "Tidurlah, nanti akanku beritahu kepada Seokjin-hyeong kalau kau sudah tertidur."
"Arraseo Jiminie bantet"
"Aku sudah tidak bantet tahu!"
"Hanya kurang tinggi sedikit saja" kekeh Kharen yang masih menatap sekeliling kamar Jimin.
Hanya ada keheningan diantara mereka berdua, sebelum Jimin membuka suaranya.
"Seokjin-hyeong tahu jika kau memiliki perasaan kepadaku?" tanya Jimin yang menduduki dirinya diatas karpet dan menyandarkan tubuhnya ke sofa yang berbeda dibelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE |✔️
RomanceJangan patah semangat saat kehidupan ini tak berjalan seperti rencanamu. Ingatlah, hidupmu ada untuk menggenapi rencana Tuhan, bukan rencanamu. Rencana Tuhan yang terbaik, maka jangan berhenti berjuang. Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti l...