PLAY ~ SEE YOU - JOHNNY ORLANDO 😙
Sudah satu Minggu Dinda sekolah di HSA. Karena Dinda gampang berbaur dengan orang lain, jadi dia sudah dikenal satu angkatan anak MIPA, anak dari jurusan lain juga kenal Dinda anak yang ramah dan hyper active. Soal peraturan kemarin? Alhamdulillah berjalan lancar sampai sekarang. Dinda mulai sedikit panik, karena hari ini ada pembagian kelompok. Semoga saja tidak berdasarkan urutan absen kelas.
"Rel, kasih bocoran dong.. Nanti gue sekelompok sama siapa?" Dinda sedari tadi merayu, membujuk, menyogok berbagai hal cara dia lakukan supaya Farel, ketua kelas MIPA III itu mau memberi bocoran ke dia.
"Gak," jawabnya acuh.
"Farel jahat! Hiks jahad sama Dinda," Dinda berpura pura menangis karena Farel itu orangnya tidak tegaan dan cara seperti ini lah menurut Dinda yang paling ampuh.
"Ck! Yaudah iya, udah jangan nangis lagi. Gue bakal umumin sekarang," Farel mengalah.
Dinda senyum semangat, lalu dia duduk dibangkunya. Akmal yang sangat kesal dengan tingkahnya Dinda, membuat dia bertekat bakal isengin musuhnya.
"Perhatiannya sebentar! Gue mau umumin pembagian kelompok buat semester satu sekarang sampai kedepannya. Ingat yaa ini udah sepakat dan gak boleh diganggu gugat." kata Farel, sedikit naik satu oktaf suaranya.
Dinda menunggu namanya disebut, dan berdoa semoga tidak satu kelompok dengan teman sebangkunya. Eh teman, salah salah maksudnya musuh sebangkunya.
"Kelompok lima. Raden Akmal Reynald Saputra, Raden Roro Raihanah Adinda, Rani dan Rina alias kembar, Rayyan Farelsyah alias gue-" ujar Farel terpotong.
"Farel sayang, ganti dong kelompoknya ya ya ya.. Masak mau nanti pacar kamu ini ribut terus pas lagi ngerjain tugas, nah ntar bisa bisa gak selesai tugasnya. Ganti yaa sayang," rayu Dinda berucap sok manis. Dinda orangnya sangat peka, dia tahu Farel suka dengannya tapi Farel tak mau pendekatan dulu dengannya. Dinda tidak suka berhalu bakal disukai Farel, tapi memang kenyataannya. Dinda itu pernah tak sengaja mendengarkan percakapan Farel dengan sahabatnya, Farel ngaku kalau dia suka sama anak dirinya.
"Gue gak pernah nembak lo," kata Farel.
"Tembak sekarang aja, nanti Dinda terima kok tapi hadiahnya ganti kelompok ya? Apa harus Dinda aja yang nembak Farel?" Dinda menaik turunkan alisnya genit.
Rayyan Farelsyah, memang tampan. Farel itu berkulit tidak gelap bahkan cenderung putih, matanya coklat, hidungnya mancung, sangat famous, anak basket, tidak nakal bahkan cenderung anak pintar, Papanya donatur di HSA. Perfect bukan?.
"Terima Rel, gas aja dah," kata Rion teman sebangkunya.
"Terima! Terima! Terima!" yang lain ikut ikutan berteriak.
"Gak!" teriak salah satu cowok.
"Ribet lo! Amal Masjid!" kesal Dinda.
"Buruan lanjut Rel, bikin suasana rusuh aja," cibir Akmal.
"Oke."
"Ck! Betapa begonya lo Mal, kan udah gue bilang, bujuk ketua kelas atau guru kalo kita sekelompok! Hukuman buat lo..." Dinda mengeluarkan file pribadinya lalu mengambil surat peraturan itu.
"Cewek kok nembak cowok," sinis Akmal tanpa melihat ke arah Dinda.
"Tadi cuman akting goblok!" kesal Dinda.
"Akting kok kayak tulus," balas Akmal.
"Mintak di gorok lo yak? Hukuman buat lo.. Ajarin gue main gitar mau gak?" tanya Dinda sedikit berhati hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGITARIUS
HumorDari nama aja udah sama, ternyata kita emang ditakdirkan jodoh ~ Raden Akmal Reynald Saputra. Cover by @divolh_21