PLAY ~ WHY DON'T WE - IN TOO DEEP 😚
"Kak! Masa Dinda dirumah sendirian sih?!" dia turun dari anak tangga.
"Kakak pulang mau apa?" tanya Gavan, sambil memakai sepatunya.
"Jonah satu, Corbyn satu, Daniel jangan lupa, trus-" ucap Dinda terpotong.
"Zach? Jack? Eben sekalian? Christian Seavey? Halu! Buru mau apaan?" tanya Gavan sekali lagi.
"Dinda tadi liat pizza di laptop, Dinda jadi pengen makan bakso deh, Kak." kata Dinda.
"Astagfirullah, masih pagi, sabaaarr gak boleh marah." Gavan langsung mengambil bola basketnya lalu pergi keluar rumah.
"Si Papan kenapa sih?" tanya Dinda, ngomong sendiri. Dinda duduk di sofa ruang tamu, dia memencet tombol on di remote tvnya. Dia mencari acara yang sesuai seleranya, tapi nihil. Kartun semua acaranya. Dinda bosan, Papa dan Mamanya sibuk di restoran, Gavan pergi bermain basket sama kembar 'R', siapa lagi kalau bukan Rean dan dek Rean. Reav jalan sama Raden. Jonah? Konser di LA. Taman komplek, ya! Taman komplek, pasti hilang rasa bosannya kalau pergi kesana.
"BI LAS, ISTRINYA JONAH MAU KE TAMAN BENTAR, MAU CARIK COGAN DISANA, BI LAS MAU IKUT GAK?" teriak Dinda memanggil ART-nya.
"Ndak usah Non, Bibik masih ada kerjaan." kata Bik Lastri, menghampiri Dinda.
"Oke, istrinya Jonah gak maksa, dadah Bik Las." pamit Dinda.
"Nanti kalau sudah nemu cogannya, bawa balik satu ya, Non."
"Okay Bik." ucap Dinda.
Dia keluar rumah hanya memakai kaos biru muda dan celana pendek selutut berwarna senada dengan bajunya. Dinda sesekali tersenyum dan menyapa balik ke tetangganya. Tak terasa, sudah sampai di taman komplek, dia berjalan ke arah bangku panjang dekat ayunan gantung. Pas Dinda mau duduk dia berfikir...
Ayunan kan ada, kosong lagi, kenapa gue gak mainin aja ~ batin Dinda.
Dia duduk perlahan di papan ayunan sebelah kiri. Dinda menggoyangkan pelan ayunannya, sambil menikmati udara pagi. Melihat sekeliling, banyak anak kecil yang bermain sama orang tuanya. Dinda jadi ingat masa kecilnya, dimana dia main petak umpat di bawah tampungan air, main sepeda sampai mau Maghrib, mandi hujan lama banget padahal petir besar banget, dan paling serunya lagi, kita main perosotan di lantai rumah Reav, bareng Haikal, Firhan, Kevin, dan Ga... Ga... Galas, ya! Galas. Ah, kemana mereka? Hanya Reav yang ada sekarang, semua sahabat cowok kita sudah lost contact. Dia melihat ke arah ayunan sebelahnya, kosong.
Harusnya Jonah disamping gue, tapi dia kan lagi konser demi kasih gue nafkah ~ batin Dinda.
Astagfirullah, begini amat cast gue_- ini klean gada niatan mau karungin dia? Bungkus gih, ikhlas dunia akhirat gue ~ batin Author.
Dinda masih melamun, memikirkan sahabat lamanya. Sampai-sampai dia tak tahu ada orang menghampirinya.
"Permisi," ucap seseorang baru datang. Dinda yang asik flashback masa lalunya, tak sadar ada orang berbicara dengannya.
"Hei," orang itu melambaikan tangan kananya di depan wajah Dinda, dan berhasil membuatnya tersadar.
"E-eh iya?" kata Dinda.
"Boleh gue duduk disini?" tanya orang itu. Dinda sedikit heran melihatnya, dari atas sampai bawah dia memakai serba putih. Mulai dari topi, hoodie, training, sneakers, putih
"Boleh, duduk aja," jawabnya. Cowok itu duduk di ayunan samping Dinda. Hufft.. Dinda merasa suasana jadi canggung, padahal kita saling kenal juga tidak. Ah, sudah lupakan. Dia sekarang sedang menunduk, memperhatikan sneakers yang cowok itu pakai.
"Hana." Dinda menoleh ke arah cowok itu. Dia tahu namanya? Dan bahkan, orang yang manggil dengan panggilan Hana, hanya teman SMP saja.
"Lo manggil gue?" tanya Dinda, sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ngga, gue manggil anjing lewat." jawab cowok itu.
Anjing cakep amat namanya? Mana itu nama gue lagi, jangan-jangan kita kembar? ~ batin Dinda.
"Kemana aja lo?" tanya cowok itu lagi.
"Hah? Lo ngomong ama siapa sih? Ngomong setengah-setengah kek kue ulang tahun bocah." oceh Dinda.
"Lo ga berubah ya ternyata, masih cerewet."
"Boboiboy kali ah.... HAHAHAHAHAHAHAHA." Dinda ngakak sendiri sama omongannya barusan.
"Heh, jadi cewek tuh harus kalem." tegur cowok tadi.
"Hahahahaha emang lo hahahahahha, bentar-bentar ketawa gue belum habis hahahhahahahhahahaa," ucap Dinda masih terbahak.
"Udah?"
"Udah." jawabnya.
"Emang lo siapa sih?" tanya Dinda penasaran.
"Gue Galas." Galas menjulurkan tangannya ke Dinda.
"Ga-Galas? Galas temen kecil dulu?" beo Dinda.
"Iya."
"Boong lu. Masak Galas tau nama panggilan gue di SMP dulu." kata Dinda sambil menganyukan ayunannya. "Trus, kalo lo Galas temen gue, dia manggil gue itu Dinda, bukan Hana." lanjut Dinda.
"Gue Galas Rafaneich. Temen kecil lo dulu, dan gue juga pernah sekelas sama lo Din, pas awal masuk gue langsung pindah ke New Zeland." jelas Galas.
Dinda matanya berkaca-kaca, dia ketemu lagi dengan teman lamanya? Ini tidak sedang mimpi kan? Dia speechless! Dinda bangun dari duduknya, Galas juga bangun dari duduknya, Dinda dekati Galas dengan tangan yang bergetar menahan tangisannya, Dinda mau marah tapi tidak bisa! Dia bahagia Galas kembali, tapi selama ini, dia kenapa tiba-tiba menghilang?
Bruk!
"Din, jangan nangis." ucap Galas, tapi Dinda tangisannya makin terisak. Galas membalas pelukannya Dinda, dia peluk Galas sangat erat. Dinda menangis di dada bidangnya Galas. Perlahan Galas mengusap rambut Dinda dengan tangan kanannya.
"Udah yaa Sayang, gue salah sama kalian, gue gak ada niatan buat mutusin persahabatan kita, cuma Papa gue ribet, kerjaan dia ada dimana-mana, jadi gue harus ikut." jelas Galas, berusaha menenangkan Dinda.
"Ekhem, i-iya ma-maaf ja-jaket lo-" ucap Dinda terpotong.
"Udah ya, gue gak mau liat lo nangis lagi." Galas mengusap air matanya Dinda. Mata mereka bertemu, cukup lama mereka tatapan.
"E-eum ma-makasi, Gal." ucap Dinda sangat gugup.
"Restoran lo masih buka kan?" tanya Galas mengusir rasa gugup.
"Masih."
"Kesana yuk, sekalian gue mau ketemu Om sama Tante." ajak Galas.
"Ayok!"
Galas merangkul pundak Dinda. Dinda kaget dengan sikap tak biasanya Galas, dia senyum ke arah Dinda, dan Dinda tahu maksudnya, dia mengangguk.
BUGH!!!
"GALAS!" teriak Dinda histeris. Dinda membantu Galas bangun, dan dia menoleh ke pelakunya. Dia? Ada masalah apa dia tiba-tiba nonjok Galas?
🍋🍉🍋
HEYYO!!! POMEN POMEN JAN LUPA. YANG LAGI PJJ, DARING, HOME LEARNING, DAN SEJENISNYA. SEMANGATTTT GESSSSSSS!!!! KITA SAMA:')
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGITARIUS
HumorDari nama aja udah sama, ternyata kita emang ditakdirkan jodoh ~ Raden Akmal Reynald Saputra. Cover by @divolh_21