Selamat membaca👐🏻🌸
[] [] []
"Livy!" Perempuan itu sontak menolehkan kepalanya saat suara familiar terdengar memanggil namanya.
Ternyata sahabatnya dari kecil yang memanggilnya, Adara. Disusul oleh Delica—sepupu Adara— yang juga merupakan sahabatnya.
"Lama banget lo datengnya, gue tinggal baru tau rasa!" Adara hanya cekikikan, "Hehe, lo kan tau sendiri setiap pagi gue ngapain dulu." Livy hanya memutarkan kedua bola matanya malas.
Ia tahu sahabatnya itu setiap pagi harus buang air besar, kalau tidak siang sampai sore harinya Adara akan merasakan sakit perut yang tak sudah-sudah. Belum lagi ia melakukan rutinitas skincare pagi hari agar selalu glowing katanya.
Dahi Livy berkerut melihat tingkah Delica yang tidak seperti biasanya. Sangat murung, tidak ada rasa semangat sama sekali. "Del, lo kenapa?"
Delica pun mendongakkan kepalanya yang sedari tadi menunduk entah mengapa. "Gak papa."
Adara mengerti apa yang terjadi dengan sepupunya, "Lo mimpi itu lagi?" tanya Adara. Delica hanya mengangguk pelan.
Livy dan Adara cukup mengerti perasaan Delica saat ini. Hari ini mereka akan ke Indonesia. Bukan tanpa tujuan, mereka harus mencari jawaban atas kecelakaan yang menimpa kakak Delica. Kakak yang sangat dekat dengannya, Denico.
Denico ingin mandiri dan mencoba untuk tinggal di negara dengan iklim tropis. Lalu pilihannya jatuh kepada Indonesia.
Mereka harus rela meninggalkan Prancis karena sepertinya bukti-bukti pelaku ada yang hilang atau sengaja disembunyikan. Walaupun keluarga Wycliff sudah menugaskan seorang detektif handal, percuma jika ada orang dalam yang membantu menyembunyikan bukti yang dibutuhkan sehingga menghambat investigasi.
Mereka pun sudah siap lalu berpamitan kepada orangtua mereka yang merupakan pengusaha terkaya di negara Menara Eiffel ini. Keluarga Kenneth menawarkan jet pribadi untuk digunakan putri mereka.
"Livy, hati-hati disana ya! Jaga kesehatan jangan begadang terus." Livy hanya mengacungkan jempolnya mendengar ayahnya berucap.
"Jangan bersedih disana, semoga bisa ketemu pelakunya ya."
Delica menatap orangtuanya yang memang tahu apa yang ia alami setiap malam.
Setelah mendapat mimpi buruk yang selalu muncul, ia pasti tidak dapat melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu. Alhasil, waktu istirahatnya sedikit.
Delica menghabiskan sisa malamnya dengan duduk di balkon menatap bulan. Memikirkan kenangan bersama kakaknya. Kedekatan mereka, kakaknya yang pengertian, yang selalu menjaganya.
Sudah hampir setahun namun bayang-bayangnya selalu datang menghampiri. Rasanya rindu sekali ingin memeluk sang kakak.
"Semoga ya, mom, dad.." lirih Delica.
Delica kehilangan salah satu penyemangatnya.
[] [] []
Untung saja fasilitas di jet pribadi keluarga Kenneth sangat lengkap. Lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka selama penerbangan. Lumayan lama untuk sampai ke negara tropis tersebut, kurang lebih 17 jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EVIL ANGELS
Roman pour AdolescentsKetika semua dipertemukan di suatu sekolah elite di Jakarta, siapa sangka mereka memiliki tujuan yang sama. Mencari petunjuk yang berhubungan dengan insiden satu tahun yang lalu, peristiwa dimana membuat kehidupan mereka berubah. Perempuan dengan se...