BAB 4

18 1 0
                                    

Aku sudah melakukan pendaftaran ulang seminggu yang lalu, ditemani Ayah. Aku juga sudah membawa kain seragam ke penjahit langganan ibu. Rasanya tak sabar bagiku untuk berangkat sekolah hari ini. Ya, walaupun masih masa MPLS.

Aku bersiap-siap dengan seragam yang rapi. Bahkan sangat rapi. Sebelum berangkat, tentunya berdoa adalah hal utama. Dan sudah menjadi rutinitas ku sejak kecil.

Di atas motor, Aku bertanya pada Ayah.

"Ayah bisa nganterin Sherin setiap pagi ke sekolah?"

"Apa Rin?"

"AYAH BISA NGANTERIN SHERIN KE SEKOLAH TIAP PAGI?" ~ ucapku berteriak.

Memang konyol, jika aku bertanya pada Ayah saat berkendara. Tentunya dia tidak akan dengar.

"NANTI DI RUMAH AJA RIN"

"APA YAH?"

"NGOMONGNYA KALO DI RUMAH AJA"

Spontan jariku membentuk simbol OK di pantulan kaca spion.

***

Hembusan angin pagi membuatku lebih bersemangat. Entahlah, aku sekarang merasa biasa saja walaupun harus sekolah di SMA kecamatan.  Semua sekolah itu sama saja. Tergantung orangnya kalo emang cerdas ya pasti tetap cerdas. Begitu kata Ibu.

Tak terasa gerbang sekolahku yang baru sudah di depan mata. Ku-lepas helm berwarna hitam milik ibu. Tentunya aku berpamitan dengan Ayah dan meminta doa restu.

"Rin jangan pergi dulu"

"Kenapa yah?"

"Tadi mau bilang apa?"

"Oh tadi itu Sherin mau tanya sama Ayah , apa bisa gitu nganterin Sherin sekolah tiap pagi?"

"Oh kalo itu, ga bisa Rin, setelah hari ini tentunya kamu harus naik angkutan umum"

"Yah kok gitu sih, Ayah ga asik"

"Udah udah ga usah cemberut, nih Ayah kasih tambahan uang jajan"

"Hehe tau aja yah, makasih ya yah"

"Giliran duit aja langsung hmm..., Yaudah Ayah harus cepat-cepat pulang"

"Oke yah, hati-hati" ~ kataku melambaikan tangan.

***

Banyak murid yang sama- sama diantar orang tuanya di hari pertama sekolah. Huft, rasanya aku ingin berkenalan dengan mereka semua.

Aku berjalan melewati lorong-lorong. Sekolah itu tidak terlihat mengerikan. Semua bangunan masih terlihat baik. Bahkan, masih ada gundukan pasir dan tumpukan batu bata yang menandakan berlangsungnya pembangunan.

"Sekolah ini bagus, tapi aku merasa asing disini" ~ kataku dalam hati.

Menjumpai teman SMP ku untuk bersama-sama tidaklah buruk. Walaupun kami tidak begitu dekat. Tapi apa salahnya? Daripada sendirian.

"Hai Sherin? Apa kabar?"

"Hai juga Nin, baik"

"Kamu ga jadi sekolah di SMAN 2?"

"Hmm iya ga jadi, sekolah ini satu satunya pilihan"

"Udah gapapa Rin, disini sama aku aja, ngomong-ngomong Elisa gimana? Sekolah di mana dia?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Manusia!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang