Dear Waktu

Satu team

Terdengar suara klakson motor dari arah belakang motor Lia

Ternyata dugaan di belakang aku benar, ada kak fattan.
Aku pura-pura tidak tau aja kalau itu kak fattan, dan akupun terlihat biasa aja.

"La.. "
"Kenapa Lia?"
"Kita makan di luar yuk"
"Boleh-boleh, ketempat biasa aja ya." Sambil menunjukan jalan yang biasa kita lewat.

Waktu memang sangat sore, terlihat kendaraan sangat ramai menandakan mahasiswa dan pekerja kembali pulang ke rumahnya.
Sudah lama aku tidak menikmati perjalanan sore yang indah di kota, biasanya sepulang dari kampus aku langsung tuh rebahan di kamar sampai akhirnya keluar hanya untuk beli makanan saja.
Hanya membutuhkan waktu 20 menit aku dan Lia sudah sampai di tempat biasa kita makan.

"Li duduk sini aja."
"Oke mau pesen apa la? Nanti aku panggil mbaknya."
"Eh disamain aja sama kamu."
"Oke bentar ya."
Mata Lia segera mencari mbak-mbak yang biasa menghantarkan makanan.
Akhirnya
"Mbaaakkkkk"

"Iya mbak ada yang bisa di bantu?"

Terlihat Lia sedang berbincang dengan mbak-mbak itu, aku mengalihkan pandanganku ke luar jendela. Tak di sangka aku melihat sebuah keindahan kota di sana.
Terlihat pemandangan indah dari atas lantai 3, banyak sekali gedung-gedung tinggi, dan tak di sangka terlihat gunung tipis yang berwana biru muda. Sungguh indah ciptaan Allah.
Tiba-tiba saja ponsel aku berbunyi, sepertinya ada pesan masuk di ponselku.
Tanganku meraih ponselku yang kebetulan berada tepat di dalam tasku.
Aku buka layar handphoneku, terlihat sangat jelas pesan masuk dengan nomer yang tidak aku kenal.

"Assalamualaikum dek"

Sempat aku berfikir siapakah itu? Tapi ya sudahlah aku hanya sekedar membacanya.
Aku letakkan kembali ponsel aku kedalam tas. Tidak lama kemudian mbak-mbak yang biasa mengantarkan makanan sudah datang.
Rasa dalam perutku sudah tak beraturan karena sedari tadi aku menahan lapar.

"La chat dari siapa? Ko ga bales" Tanya Lia penasaran
"Gak tau eh itu nomer baru,nanti juga kalau penting pasti chat lagi " ujar ku sangat tidak memperdulikan chat tersebut
"Ini makan dulu la."
"Oke Li"

Tanpa sadar, nomer yang tidak aku kenal tadi tiba-tiba menghubungi ku lagi.

Aku kembali tidak peduli, akupun melanjutkan hidangan di depan aku.

***

Sesampainya aku di kost, seperti biasa aku menaruh sepatu di rak buku aku lanjutkan langkah kakiku menuju kamar mandi, untuk sekedar membasahi wajah aku.
Kembali aku keluar kamar mandi. Langsung kulihat ponselku untuk melihat tugas yang di berikan dosen ketika di kampus.

"Kak fattan....." Ujar ku

Ternyata nomer yang tidak aku kenal itu nomer kak fattan. berulang kali kak fattan mengirim pesan padaku, sedikit pun tidak aku gubris.
Tetapi pesan dari kak fattan yang terakhir ini tidak seperti pesan kak fattan sewaktu dulu saat pertama kali mengenal aku, sepertinya terlihat lebih profesional untuk ke tugas.
Sambil rebahan aku menatap dinding langit dan berfikir.

"Ya Allah iya aku baru ingat kalo kak fattan itu satu team sama aku."

Aku balas pesan dari kak fattan, untuk membahas tugas yang di berikan oleh teh Cici. karena kita satu team kita pun saling beradu fikiran.

"Dek kamu paham sama tugasnya? Nanti bareng-bareng ya kalo kak fattan ada yang gak paham minta bantuannya."

Salah satu isi pesan singkat dari kak fattan.

Waktu semakin larut malam, entah itu sengaja atau bukan tiba-tiba

"Dek, tidur gih udah malem tugasnya nanti aja nanti kak fattan kerjain."

"Emang kak fattan ga tidur?" Tanyaku sangat polos.

"Engga dek, kan ini tugas team jadi kak fattan harus lebih semangat. Ya udah Ade tidur aja."

"Iya udah kak aku duluan ya."

Aku segera mematikan ponselku, segera kunyalakan alarm jam di sampingku. Aku pejamkan mataku.

"Dear Waktu,
Sebuah perhatian yang dulu hilang kini datang kembali tanpa aku jemput."