Gadis itu bernama [Surname] [Name].
Tidak terkenal sama sekali.
Hidupnya damai一menurutnya一dan dia mengelola toko warisan ibu yang menjual berbagai benda dalam satu ruang.
Butuh garpu taman? Ada. Wortel? Masih tersisa satu boks di gudang. Dia bahkan menawari Todoroki sebuah lompat tali berwarna biru kemarin. Benar-benar beragam dan acak-acakan.
"Bagaimana? Apa anjingmu suka?" tanyanya.
[Name] memakai rok selutut dan kemeja yang digulung di bagian lengan. Parfum yang ia semprotkan sewangi lavendel. Todoroki berharap itu mampu mengusir nyamuk.
Ini siang yang terik, jadi baling-baling kipas berputar cepat. Furin yang ditiup angin menyumbang melodi khas musim panas. Untuk kali ini, gorden velvet menjuntai itu disibak.
Todoroki mengangguk. "Choco tidak berhenti melompat ke pelukanku."
Anjing tersebut teramat manis, sayangnya dia sekarat. Todoroki tidak menepis kenyataan bahwa dia berduka, tapi membuat kenangan bagus adalah prioritasnya.
"Kau putra pahlawan profesional yang terkenal itu, kan? Aku melihatmu dan ayahmu beberapa kali di televisi," ujar [Name] memastikan sembari mengarahkan kemoceng ke ujung-ujung lemari.
Si laki-laki menatap ke mana mata oniks [Name] berpusat. Dia mengalihkan muka sejenak, lalu menyesap teh hijau yang disuguhkan.
"Iya."
Ia ditugaskan untuk menjaga keamanan desa terpencil ini dalam sebulan. Tidak banyak kejahatan yang terjadi, namun Todoroki tetap waspada.
Tempat tinggal Todoroki tidak jauh dari toko anonim. Terhitung delapan hari pria setengah-setengah menempati rumah sementaranya.
"Kekuatanmu luar biasa," sang gadis memuji, "api dan es? Kombinasi super."
Helai rambut merah putih disisir dengan jari, mengusapnya ke belakang. Todoroki yang kalem mengiakan dengan segan. [Name] kembali sibuk bersih-bersih.
Dibanding meneruskan topik dua elemen tadi yang berkaitan dengan figur ayah menjengkelkan dan trauma masa lalu, Todoroki memikirkan sikap ramah [Name].
Meski secuil, Todoroki mengutuk prasangka jelek yang terbit di pertemuan perdana.
Bagaimanapun, sisi villain tidak terdeteksi di diri [Name].
Lagipula, interior toko ini mengingatkannya pada film fantasi. Kecuali yang nyentrik di sini bukan Howl, melainkan Sophie.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗲𝗻𝗰𝗵𝗮𝗻𝘁𝗲𝗱
Fanfiction𖥻𝐒𝐇𝐎𝐔𝐓𝐎 ᳝ ֙⋆ ˑ ⠀⠀ ⠀⠀barangkali, 𓄵 memang aku ⠀⠀yang terpikat di sini. ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ bnha © kohei horikoshi