S A T U.

27 4 0
                                    

Perkenalkan nama ku Lergio Syahputra, Biasa dipanggil Gio, aku sekarang tengah duduk di kelas sebelas MIPA satu.

Keseharian ku dulunya baik-baik saja tidak ada masalah ataupun membuat masalah, tetapi berubah dengan adanya murid baru yang sangat nakal dan kejam, ia bernama Ragra Daniar.

Ia selalu membully dan menjadikan ku budak, entah salah apa aku ini. Sering di seret ke gudang sekolah dan disana aku dijadikan bahan Bullyan dan budak dari semua teman-teman Ragra.

Aku selalu sabar, sabar dan bersabar. Tidak menceritakan ke siapa-siapa kalau aku ini sering di perlakukan tidak baik padanya.

Aku mempunyai seorang teman perempuan yang bernama  Amora Learasati, mempunyai sifat cerewet dan sedikit tomboy. Ia selalu membela ku ketika aku di bully dengan orang selain Ragra. Aku memang sering dibully dengan orang lain selain Ragra, alasan ku dibully karena penampilan ku yang cupu ini dan slalu berjalan kaki ketika berangkat sekolah, mereka selalu menganggap ku kampungan.

"Yoo!" Teriak seorang perempuan tepat ditelinga nya.

"Amora! Kenapa teriak ditelinga Gio?" Ujarnya kesal.

"Ya abisnya elo ga nyaut gue panggil-panggil dari tadi"

"Ya tapikan gausah teriak juga kali. Kalo Gio budek gimana ck!" Sungguh kesal Gio dengan Amora yang teriak seenaknya tepat didepan telinga Gio.

"Hehe maapin, kenapa ngelamun? Ada yang bully Lo lagi? Siapa?" Tanyanya sambil mencak-mencak tak jelas.

Gio memutar bola mata malas. "Apaansi Amora gajelas banget, siapa juga yang bully Gio" ujarnya malas.

Plakk.

"Aduhh! Sakit kenapa pala Gio di geplak ck!" sungutnya kesal dengan perbuatan sahabat gilanya ini.

"Lagi Lo bikin gue kesel, Lo kan kebiasaan kalau ada apa-apa dipendem sendiri. Gabaik seperti itu Gio ku sayang, punya masalah itu harus cerita ke sahabatmu yang manis ini siapa tau gue bisa bantu ye kan" ucapnya bijak, sambil menaik turunkan alisnya.

Gio pun merasa bersalah, ia bingung harus bagaimana kalau ia cerita pasti ia akan terus di cecar sama Ragra. Tapi kalau gacerita ia juga merasa bersalah sama Amora sahabat nya yang baik hati dan gila itu.

Gio pun menghela nafas panjang dan membuang nya dengan kasar, " Gaada apa-apa Amora bener dah gaboong Gio" ucap Gio.

"Oke-oke, tapi kalau ada apa-apa cerita awas aja kalau engga!" Sungutnya memperingati.

Gio hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman manis yang ia punya.

Kadang Gio merasa bangga mempunyai sahabat yang baik dan pengertian seperti Amora ini. Ya walaupun sifatnya yang tak karuan tetapi mau bagaimana juga Gio sayang sama sahabat Nya ini.

"Yaudah ayo kantin" ajaknya.

"Duluan aja, Gio ke toilet dulu" balas gio.

"Oke" ujarnya sambil berjalan meninggalkan Gio seorang.

Gio pun berjalan menuju toilet laki-laki, dimana letaknya yang tak jauh dari taman belakang sekolah. Toilet lama itu sangat jarang di pakai sama siswa-siswa, toilet ini dipakai untuk tempat merokok bagi anak yang meroko kecuali Gio, Gio memilih toilet ini karena sepi itu saja alasannya.

Sesampainya di toilet gio masuk dan membuang air kecil dengan bebas.

"Roko gua abis, gua beli dulu" suara seorang lelaki dari arah salah satu bilik.

Gio mematung mendengar suara itu, ia sangat mengenal suara itu. Itu suara seorang Ragra raja Bully.

"Eh ada gio" ujarnya sambil mendekat ke Gio.

Gio hanya menatap Ragra was-was.

"Gausah gitu kali natapnya, takut? Cih" sengitnya sambil meludah sembarangan.

"Ragra mau apa?" Ujar gio takut.

Ragra yang melihat itu hanya tersenyum miring. Ia terus berjalan mendekati Gio, sampai memojokannya di dinding pojok toilet.

Tubuh Gio gemetar, ia takut kalau Ragra mempunyai niat buruk padanya.

"Go" teriak Ragra kearah bilik tengah.

"Nyauttt" saut seseorang yang dipanggil.

"Bagi roko atu, gajadi beli gua" teriaknya lagi.

Yang di ajak bicara pun keluar, sambil mengepulkan asap ke udara.

"Sett, parah lu anak orang dah gemetar gitu juga ahaha" ucapnya sambil tertawa geli, melihat Gio.

Gio hanya pasrah, ia tidak tau apa yang akan dilakukan Gio selanjutnya.

Ragra mengabaikan ucapan temannya itu"Mana sini" pintanya, mengulurkan tangannya.

Figo memberinya satu batang roko, entah roko apa gio tidak tau. Yang pastinya roko.

"Dah sono balik ke dalam lu" usir Ragra.

Figo mendengus mendengar nya, tetapi ia menurut dan langsung balik kearah bilik.

Ragra menyelipkan rokonya di bibir dan menyalakannya, ia mulai mengepulkan-ngepulkan asapnya ke udara.

Gio hanya menyerngit heran melihat tingkah Ragra. Kalau hanya meroko, kenapa gio tidak dibiarkan pergi saja? Kenapa Gio malah ditahan disini? Apa yang akan Ragra lakukan?. Itulah pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam pikiran Ragra.

Ragra mendekatkan wajahnya ke wajah Gio, sontak Gio memundurkan wajahnya tetapi dengan Segera Ragra menahannya dengan tangan.

"Ragra, menjauh dari Gio" cicit gio sambil mendorong tubuh kekar Ragra. Tetapi percuma saja tenaga Ragra jauh lebih kuat daripada tenaganya.

"Buka mulut lo" suruhnya, Gio tidak melakukannya.

"Gua bilang buka mulut lo!" Ujarnya sekali lagi dengan menatap gio tajam. Mau tak mau gio membuka sedikit bibir pink mungilnya.

Ragra menyesap rokonya, mendekati bibirnya ke bibir gio dan mengepulkan asap rokonya kedalam mulut gio.

Gio terbatuk dengan perbuatan Ragra.

Ragra gemas dengan tingkah gio yang kekanakan.Tapi tidak mempermasalahkan nya lebih lama, ia kembali mengesap rokonya sambil memainkan hanphone nya dengan tangan kanannya.

Gio yag melihat itu merasa lega, ini adalah kesempatannya untuk kabur dari Ragra.

Gio pun keluar, menyusul Amora yang sudah berada di kantin.

                           ๑๑๑๑๑๑๑๑๑๑๑๑

Maapnih ya kalo gaseru;(

Vote, coment, and follow:)

Selamat membaca😊

Ig: xxidjessya
tiktok: it's.me(peti_gledek)
Follow yang berbaik hati hehe

RAGI!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang