Dengan perlahan Ragra mengulurkan tangannya, mengarah ke wajah gio yang masih dialiri air matanya.
Perlahan tapi pasti, Ragra mengelap air mata Gio yang jatuh menggunakan ibu jarinya.
'kenapa gue jadi deg-degan gini? Ke perawan jatuh cinta' batinya menggila.
"Sorry" hanya kata itu yang sanggup Ragra keluarkan.
Gio menatap Ragra dengan air mata yang masih mengalir.
"Pergi!" Suruh Gio, menatap Ragra sengit.
Ragra bingung harus melakukan apa, tidak biasanya ia merasa bersalah seperti ini kepada korban bulinya, biasanya ia akan merasa senang jika korbannya itu menangis atau kesusahan. Tetapi tidak dengan kasus ini,
Ia merasa bersalah kepada Gio, ia merasa sangat jahat karena telah melecehkan Gio, ia menjadi bingung sendiri.
Ragra menatap Gio dengan tatapan bersalah, Gio masih menangis, memeluk lututnya dan menyenderkan kepalanya di tangannya yang tengah memeluk lututnya.
Dengan keberaniannya Ragra memeluk Gio dari samping, mengelus punggung lelaki imut itu.
"Maaf" lirih Ragra tepat di pundak Gio.
"Per hikss pergi... Salah Gio sebenarnya apa hah? Apa salahnya gio sehingga semua orang membenci gio? Selalu mengucilkan Gio? Gio merasa menjadi sampah" ucapnya mengeluarkan unek-unek yang selama ini ia pendam.
Ragra tertohok, sekejam inikah ia terhadap Gio? Sampai-sampai ia menyebut dirinya sendiri dengan kata sampah? Ragra menyesal, Ragra tidak akan membully Gio lagi, ia sangat amat menyesal.
"Ngga Lo ga seperti itu, maaf gue minta maaf. Gua nyesel tolong maafin gue' lirih Ragra, masih tetap memeluk tubuh mungil Gio.
"Hikss.." tangisan Gio tidak bisa berhenti, itu membuat Ragra sedih tak jelas.
Ia sedih melihat Gio menangis, ia sakit melihat Gio menderita, Haha lucu sekali kau Ragra kau lah yang membuat Gio menderita dan menjadi seperti ini... Kenapa dengan dirinya?
"Lll-lepas pelukan Ragra" ujar Gio terbata-bata.
"Kenapa?"
"Gio mau kembali kekelas gio" ujar Gio sambil berusaha melepaskan pelukannya.
Ragra menghela nafas panjang, ia bingung pada orang satu ini keadaan lagi ke gini masih aja mikirin kelas haduh gio-gio "Gausah balik lagi, ga malu mata sembab kaya gitu?" Tanya Ragra.
"Terus gio harus apa?" Ragra tersenyum, Gio nya sudah tidak marah lagi. Astaga Gionya lagi?
"Ikut gue aja Yo, sekali bolos gapapa kan?" Ujar Ragra.
"Kkkemana?" Tanya Gio ragu.
"Ikut aja"
Gio menatap Ragra dengan takut, ia takut Ragra hanya bicara omong kosong, gimana kalau Ragra menyakitinya lagi?
"Udah ayo" ujarnya sambil menarik tangan Gio.
Gio pun mau tak mau ikut dengan Ragra, bagaimana tidak orang tangannya digenggam keras oleh Ragra, dasar Ragra.
Ragra membawa Gio menuju parkiran mobil, ia tidak lewat jalan depan tetapi melewat jalan samping, bisa gawat kalau ia lewat jalan depan.
Untungnya satpam sekolah nya gampang di sogok, jadi ia aman-aman saja kalau ingin keluar.
Didalam mobil mereka tidak berbicara apa-apa, keheningan melanda mobil Ragra, Gio menatap jalan dengan senyum merekah, ia tidak pernah naik mobil bersama temannya.
Tidak ada yang mau berteman bersama nya kecuali Amora, dan ini pertama kalinya ia naik mobil bersama temannya.
Ragra tersenyum melihat Gio senang, ia bahagia melihat Gio senang, ia sedih melihat Gio menderita. Makin membuatnya penasaran perasaan apa yang ada didalam hatinya ini.
Untungnya jalanan tidak macet jadi mereka hanya membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai di apartemen milik Ragra.
"Kenapa Ragra bawa aku kesini?" Tanya Gio penasaran.
Ragra tersenyum jail dan," kita akan melakukan kegiatan panas sayang" ujarnya tepat ditelinga Gio.
Sontak Gio mundur beberapa langkah.
"Hahaha gausah takut" Ujar Ragra sambil tertawa geli melihat Gio ketakutan.
Gio mencoba untuk percaya, dan mengikuti Ragra masuk kedalam apartnya.
Hello epribade 😊
Author butuh vote, coment and follow gaes hehe.
Maaf katanya cuma sedikit
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGI!
Random"Buka mulut lo" suruhnya, tetapi Gio tidak melakukannya. "Gua bilang buka mulut lo!" Ujarnya sekali lagi dengan menatap gio tajam. Dan mau tak mau gio membuka sedikit bibir mungilnya. Cerita bl! Harap bijak dalam membaca. JANGAN SAMPE SALAH LAPAK:)