PART 6{PENASARAN}

47 8 1
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Happy reading
Don't forget vote this part
Love you 🥰

Jangan melupakan seseorang dengan seseorang, usahakan untuk tak menyakiti sesuatu bahwa kan tak nampak untuk di sesekali

Fitriannisa

______________________

Di menutup pintu kamar mandi dengan rapat, dan tak dapat dia menahan tangis untuk ini, dia menangis tanpa suara agar tidak ada yang mendengar kan menangis.

"Wawa buka pintu nya nak" panggil seseorang dari luar pintu.

Zahwa tau itu ibu nya, dari suara nya saja dia sudah mengenali ibu nya.

"Wawa ini ibu nak, ibu tau kamu memikirkan soal perjodohan ini" panggil ibu nya lagi.

Jelas terlihat bahwa ibu Zahwa mengkhawatirkan Zahwa yang sedang menjalani perjodohan ini, dia sangat mengenal putri nya.
Banyak hal yang selama ini di sembunyikan Zahwa yang pada akhirnya pun di ketahui oleh ibu nya. Termasuk dengan perjodohan ini, walau Zahwa nampak tidak membantah dengan apa yang di katakan Abi nya kemaren, tapi dia tau betul bahwa sebenarnya Zahwa sangat tertekan.

"Buka pintu nya wa, biar umi masuk" umi Hafsah-umi Zahwa memanggil nya lagi, karna tak mendengar suara dari dalam.

Umi Mira mulai khawatir dengan anak gadis nya itu, niat nya hendak mengetuk lagi pintu itu, tapi Zahwa dengan cepat juga membuka pintu.

"Iya mi, kenapa?, Wawa lagi buang air " Zahwa menjawab dengan tenang tanpa menunjukkan kesedihan nya dengan umi nya.

"Kamu jangan bohong sama umi nak, kamu berat dengan perjodohan ini? Jangan bohongi perasaan kamu, kalau kalau keberatan ngomong sama umi" tanya umi dengan penuh rasa bersalah dengan putri sulung nya itu.

"Umi apa apaan sih" ujar Zahwa tersenyum dengan umi nya.

"Umi tau sayang, walau kamu berusaha untuk menyembunyikan nya dari umi" jelas umi lagi.

Saat itu Zahwa pun terdiam tanpa berkata apa-apa dengan umi Hafsah-umi Zahwa, dia tau uminya pasti khawatir dengan nya, dan itu juga lah yang di khawatir kan Zahwa tentang orang tuanya, kelak mereka tau dengan perasaan Zahwa saat ini, dia sungguh sungguh tidak ingin menyakiti hati Abi Zul dan umi Hafsah, mereka sangat berati untuk Zahwa sampai tak sanggup Zahwa memasang wajah bersedih didepan umi nya.

"Hehehe umi apaan sih umi, ngawur aja, siapa yang keberatanan sama perjodohan ini, umi sama Abi kan tau Zahwa tidak pernah dekat dengan laki-laki, makanya Zahwa masih agak sedikit canggung sama suasana seperti tadi, hehehe "jelas Zahwa panjang lebar tak lupa pula di tambah sedikit senyum di bibir nya, berharap umi nya percaya dengan yang dia utarakan.

Dengan hati yang lega pun umi Hafsah tersenyum dengan penjelasan putri sulung nya itu, walau masih ada keraguan tapi umi Hafsah pun berusaha tidak memikirkan hal yang terlalu jauh.

"Alhamdulillah, tapi kalau kamu merasa ragu sebaik nya kamu cerita sama umi, umi pasti akan dengar keluh Kesah kamu sayang" tutur umi kepada Zahwa.

"Iya insyallah mi" Zahwa kembali tersenyum saat itu.

"Ya udah deh Zahwa bikinin teh deh buat Tante Sarah, ehh lupa, maksudnya itu umi Sarah sama ayah Rizal" Zahwa pun Mengalihkan pembicaraan mereka berdua di dapur cantik itu, dengan menawarkan air minum kepada dua orang tamu mereka yang akan menjadi calon mertua Zahwa.

Aisyah UntuknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang