1

324 40 20
                                    

Enaknya menjadi mahasiswa adalah, mereka nggak perlu bangun subuh-subuh untuk bersiap berangkat ke sekolah yang sintingnya mewajibkan para murid untuk datang sebelum jam tujuh pagi. Itu sangat menyusahkan seorang Edgar Rudian yang notabennya adalah seorang kebo pemalas bersertifikat internasional yang kancahnya sudah diakui di ranah perkeboan duniawi.

Masa-masa sekolahnya begitu sulit, matanya selalu berasa beraaaat banget pas bangun. Maka dari itu, Edgar adalah langganan disetrap guru piket sampai-sampai mereka menyediakan gorengan dan teh manis karena Edgar nggak pernah sempat sarapan.

Edgar sebenarnya bukan anak yang nakal atau gimana, cuma kelewat malas saja.

Tapi, datang lagi tantangan yang lebih berat di perkuliahan. Hadir pada kelas dengan jam tidak terduga seperti saat ini. Edgar ada kelas Psikologi Kepribadian pukul satu siang, benar-benar waktu yang pas untuk meningkatkan produktivitas tidur siangnya.

Padahal sudah tidak perlu masuk sebelum pukul tujuh pagi, tapi Edgar masih tetap saja telat.

"Edgar Rudian, kenapa kamu telat?"

"Maaf pak, saya di jalan harus membantu nenek tua yang renta dan tidak berdaya menyebrang jalan, tapi tiba-tiba datang E.T berkepala monyet dan berbadan kebo dari langit dengan membawa laser pencuci otak untuk mengambil alih dunia. Saya harus lari untuk menyelamatkan nenek tua tersebut yang ternyata adalah seorang chairwoman dari Payung Corporation yang menciptakan senjata biologis untuk mengubah manusia menjadi zombie dan membawa revolusi. Saya kemudian--"

"Silahkan duduk, Edgar."

Pak Ridwan mempersilakan Edgar duduk sebelum dia mengarang satu novel fantasi acak di depan kelas karena terlambat sambil memijat pelipisnya. Bukan sekali dua kali tentu dosen tersebut mendengar alasan acak Edgar, karena dia langganan telat di hampir semua mata kuliah.

Sementara teman-teman kelasnya tertawa tertahan mendengar satu dari sekian banyaknya alasan acak Edgar. Hebatnya dia bisa memberi alasan aneh ke setiap dosen dengan wajah yang meyakinkan.

"Gar, nanti lo coba cari alesan ke luar angkasa dan ketemu Kekeyi yang ternyata selama ini adalah alien gurita berkepala sepuluh."

Edgar yang sudah duduk, hanya terkekeh mendengar tanggapan Bintang. "Boleh juga."

Kelas berjalan dengan tenang, tapi tidak dengan perasaan Edgar. Perasaan itu datang lagi, dia selalu merasa ada yang mengawasinya dimana-mana. Meskipun terlihat bodo amat, sebenarnya Edgar sangat risih. Dia menolehkan kepalanya ke penjuru kelas, namun kelihatannya semua orang sedang fokus dengan perkuliahan.

Sebenarnya ini sudah berlangsung cukup lama, semenjak dia SMA. Awalnya hanya hal-hal sepele dan menyenangkan seperti cokelat di laci mejanya, makanan yang diantar penjaga kantin sambil bilang kalau sudah ada yang membayar dan minuman isotonik segar di tasnya seusai jam olahraga. Namun, lama kelamaan menjadi semakin mengerikan saat kue-kue dan makanan lainnya mulai dikirim ke rumahnya melalui Go-Jack. Darimana dia tahu alamat rumah Edgar? Dan kemudian itu semakin parah ketika terkadang orang yang 'mengawasi' Edgar mulai menyertakan sticky notes dengan tulisan-tulisan seperti;

'diminum ya, lo keliatan capek bgt pas baru bangun td'

'ini obat tdr resep dokter, knp lo begadang smpe jam 3 sih?'

'gw denger nyokap lo suka bgt brownies ini :)'

Setelah itu semuanya menjadi semakin membuat Edgar tidak tenang. Begitu lulus, dia pindah ke kos-kosan meskipun kampusnya berada di kota yang sama dengan rumahnya. Dia takut orang tersebut berbuat macam-macam kepada orang tuanya. Namun kini, dia merasa orang itu mengikutinya bahkan sampai mengikuti ke kelas yang sama.

Dear: MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang