00.2

2 0 0
                                    


Pagi ini aku bangun dengan tubuh yang amat sangat segar. Dan sekarang perutku sangat lapar. Untung saja aku bangun tepat waktu.

Aku turun ke bawah setelah mandi dan bersiap-siap tentunya. Papa sudah mengabariku bahwa hari ini aku akan ikut ke kantornya.

Aku menuju ruang makan. Dan melihat papa yang sedang sibuk dengan korannya.

"Morning pa" Sapaku sambil mencium pipinya. Ya, itu lah kebiasaanku dari dulu sebelum pergi ke Seoul.

"Morning sayang" Balas papa yang masih sibuk membaca korannya.

Aku menatap sebal kearah papa karna beliau masih saja sibuk sendiri. Padahalkan aku sedang berada di hadapannya sekarang.

Bibi yang bekerja di rumahku masih sibuk menyiapkan makanan diatas meja. Ini kesempatanku untuk berbasa-basi dengan papa.

"Koran itu lebih menarik ya dari pada aku?" Kataku sarkas. Aku sudah terlampau kesal!

"Maafkan papa sayang, hanya saja berita ini tidak boleh papa lewatkan" Kata papa yang masih saja membaca koran itu.

"Apa papa ga merindukanku sedikitpun? Berbasa-basi pun ga. Huh!" Kesalku.

"Baiklah" Papapun melipat koran yang barusan dibacanya dan meletakkan di sisi kiri meja makan.

"Perhatian apa yang diinginkan putri papa ini?" Kata papa sambil mengusap kepalaku. Hm, aku memang agak manja ke papa semenjak mama meninggal.

"Apa papa tidak merindukanku?"

"Ah papa sangat merindukanmu. Oh ya, nanti papa ingin mengenalkan seseorang. Dia yang akan membantumu menjalankan perusahaan."

Heh? Lagi-lagi bahas tentang pekerjaan.

"Ahh baiklah" Jawabku malas

"Tenang saja, dia orang yang dapat dipercaya. Papa sudah lama bekerja sama dengannya. Dan dia tidak pernah sedikitpun mengecewakan papa." Kata papa dengan binar kekaguman yang muncul di kedua matanya. Hm, sebagus apa sih orang itu sampai membuat papa lebih mengaguminya daripada mengagumiku.

"Jadi, sekarang apa yang sedang kamu rasakan Hani? Apa kamu sedang gugup?"

"Aku tidak gugup sama sekali" Heh? Seorang Kim Hani gugup? Mustahil rasanya. Walaupun aku adalah seorang wanita tapi bisa dibilang jiwaku pria.

Maksudku, aku tidak seperti wanita biasanya. Keberanian adalah nama belakangku.

Setelah bibi siap menyiapkan makanan langsung saja aku dan papa menyantap makanan tersebut tanpa tersisa. Dari kecil mama dan papa selalu mengajariku untuk tidak membuang-buang makanan.

______________^°^________________


Aku berangkat ke kantor bersama papa. Perjalanan yang tidak terlalu lama ini berjalan hening. Karna aku dan papa yang sibuk dengan urusan masing-masing.

Aku yang sibuk membalas chat-chat dari teman SMA ku dulu. Sedangkan papa yang sibuk menelpon rekan bisnisnya.

Sesampainya di perusahaan papa, semua pegawai yang melihatku dan papa turun dari mobil membungkukkan badannya sopan. Dan kami balas dengan senyuman. Begitu terus sampai akhirnya aku dan papa berada di dalam ruangannya.

"Sebentar lagi, orang yang membantu mu akan datang" Kata papa sambil melihat handphonenya sedangkan aku mulai melihat-lihat berkas yang ada di ruangan papa dan mulai mempelajari nya.

Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu ruangan. Setelah papa menyahut orang itu pun masuk.

Aku melihatnya. Dan aku merasa tidak asing dengan wajahnya. Tapi aku tidak ingat pernah bertemu dengan nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

maliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang