1 : perkenalan

24 6 8
                                    


⚠️warning!! Terdapat ketypoan ⚠️

.

Namaku Shalihah Amalia Fitri.
Bagi orang-orang yang hanya menilai orang lain dari penampilannya maka, nama itu sangat tidak cocok dengan diriku. Tapi, tahu apa mereka?.


(04:35pm w.i.b)

"Assalamualaikum... Ummi,Liah pulang."


"Waalaikumsalam..., Eh anak ummi udah pulang. Ya ampun!? Sayang apa kamu pulang sambil lari?"
Ucap ummi melihat anak gadisnya ini berpenampilan berantakan.

Bagaikan *beurit kabulusan, rambut basah acak-acakan, celana kotor kena lumpur jalanan. Astaghfirullah pokoknya.

"Hehe... Nggak kok Ummi, tadi Liah pulang ikut sama Alex. Tapi ya... Emang udah kehujanan." Jawabku dengan watados.

"Itu rambut, kamu warnain? Abi bisa marah kalau lihat ini." Ucap ummi.

"Nggak kok Ummi, ini bisa dihilangkan pakai shampo. Bukan yang permanen, tuh Lihat! Hihi..." Ucap ku sembari mengusap rambut dan menunjukkan tanganku yang terkena pewarna yang luntur.

"Ya sudah, cepat mandi sana nanti masuk angin! Habis itu bantu ummi masak buat makan malam!"

"Siap Ummi!!" Jawab ku sambil menghormat menerima perintah.

Aku masuk kamarku dan mengambil handuk. Kulihat diriku dicermin, inilah kenapa bagi yang menilai seseorang dari penampilannya, namaku itu sangat tidak cocok.

Saat ini yang bisa kulihat dicermin adalah seorang gadis remaja dengan rambut berwarna, seragam yang bercoret coret piloks. Sekali lihat orang pasti beranggapan 'Anak nakal'. Seperti kataku, tahu apa mereka tentang diriku.

Ummi dan Abi tidak mempermasalahkan bagaimana aku berpenampilan, tapi sejujurnya ini juga adalah kesepakatanku dengan Abi.

__skip selesai mandi__

(05:30pm w.i.b)

"Ummi? Masak apa hari ini?"

"Ummi mau masak semur telur, Liah bantu ummi ngiris bawang,abis itu tolong kocokin 2telur ya!"

"Baik ummi, Ummi? Apa Abi lembur lagi?"

"Tidak,Abi tadi menelpon. nanyain anaknya pulang apa belum? Terus Abi juga bilang bakal pulang cepat hari ini."

.
.
.

"Assalamualaikum... Ummi... Liah...?"


"Waalaikumsalam..." Jawab ku dan ummi serentak.

Panjang umur,orang yang dibicarakan datang dan tepat waktu saat masakan Ummi sudah matang.

"Waaah!! Hujannya sangat deras, untung Abi tidak terjebak macat juga." Ucap Abi sembari mengusap usap pakaiannya yang kehujanan.

"Alhamdulillah, kalau begitu Abi ganti baju dulu nanti masuk angin!" Ucap ummi.

"Liah siapkan meja makan ya ummi" aku pun bergegas membawa semua makanan yang kami masak tadi ke meja makan.

Tak lama adzan Maghrib berkumandang.

"Kita sholat dulu ya!?" Ujar Abi.

Abi menjadi imam.
Kami sholat berjamaah dirumah, biasanya tak sempat seperti ini. Selalunya Abi pulang pukul 9 malam,aku mengerti Abi bekerja keras untuk kami. Untuk Ummi, untuk aku.
Selesai solat kami makan malam bersama ◡‿◡ senangnya mendapatkan kesempatan seperti ini.

Tapi!

Seperti biasa,setiap malam jika aku belum tidur maka Abi akan mengintrogasi ku. Menanyakan semua hal yang aku lakukan, terutama dalam hal pelajaran. Dan kebetulan hari tadi aku ada ulangan harian tiga mata pelajaran.

Aku menyerahkan ketiga hasil ulangan ku,
"A...Abii...?" Dengan suara yang sedikit bergetar.

Kulihat Abi menatap hasil ulanganku, lembar pertama Abi masih tersenyum, lembar ke dua, senyuman Abi mulai memudar, di lembar yang terakhir senyum Abi menghilang dan hanya helaan nafas dari Abi.

Ketegangan mulai merambat keseluruhan tubuh, jujur saja ini lebih menegangkan dibandingkan dengan guru BK yang memanggil aku dari radio sekolah untuk datang ke kantornya. ŏ﹏ŏ

"Liah? Abi mau tanya, apa kamu ada rencana untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi? S1?" Pertanyaan Abi memecah keheningan sesaat tadi.

"Hummm,eh? I..itu...anu... "
Aku yang masih belum mencerna pertanyaan Abi menjawabnya dengan kebingungan.

"Kalau anak Abi ini ingin melanjutkan, Abi sarankan jangan mengambil jurusan fisika/kimia! Nilai kamu ini ya! Haduuh Abi sendiri bingung harus berkata apa?!" Ucap Abi menepuk keningnya.

Sekarang aku paham, Abi tidak marah karena nilai ulanganku tidak sempurna. Dan perkataan Abi tadi membuatku merasa lega.

"Jadi Abi tidak marah nilai fisika Liah jelek?" Ucapku antusias.

"Bukan seperti itu! Abi bukannya tidak marah karena nilai mu jelek, untuk kali ini Abi maklumi, tapi!!" Tiba tiba Abi kembali ke mode serius nya.

"Iyaa...iya Abi Liah akan perbaiki,nilai Liah akan lebih baik, tidak akan jelek lagi!" >﹏< ucapku.

"Abi percaya, anak Abi pasti akan lebih berusaha lagi." Ucap Abi sembari mengelus kepalaku dan tersenyum, senyuman inilah yang membuat Ummi jatuh cinta pada Abi.

Setelah itu aku pun masuk ke kamar ku. Haaaah.... Jadi kepikiran, mau setelah lulus nanti mau kuliah atau tidak ya? Kalau kuliah, aku akan ambil jurusan apa?

Sembari memikirkan hal itu, rasa kantuk pun mulai datang.

'Akhirnya Liah pun ketiduran'

(04:25am w.i.b)

Tok!! Tok!! Tok!!
"Liah... Bangun sayang, sudah subuh!."

Suara Ummi.
Aku pun bergegas bangun,mandi dan menunaikan shalat subuh. Setelah selesai aku menyiapkan keperluan ku untuk sekolah.

" بِسْمِ اللّٰهِ الرَّ حمَنِ الرَّ حِيْمِ ... "

Eh? Suara siapa ini?
Terdengar lantunan ayat suci Alquran, surah Ar Rahman dari masjid dekat rumahku.

Tidak biasanya ada pemuda yang mengaji setelah subuh, biasanya hanya bapak-bapak.

Suaranya terdengar begitu merdu.
Subhanallah...








Bersambung...



catatan:
*Tikus kehujanan
_________________________________ᏊᏊ*



Terimakasih yang sudah mau mampir dan baca cerita ini.

*!!Mohon dukungannya!!*

Untuk yang penasaran akan kelanjutannya jangan lupa vote & komentarnya.

Ig:@19marlina

ShalihahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang