Kau hadir bersama dengan teka-tekimu namun mampu menghapus tanda tanya menjadikan nya tanda seru dihidupku. Menghapus segala yang ada disekitarku dan menjadikan dirimu pusat dari segala poros kehidupanku._Marsel Dwinata.
•••••
"Selesaikan urusan kalian. Aku akan kembali," imbuh Kayla lalu keluar dari ruangan menjijikkan itu. Demi Tuhan, mengapa belakangan ini ia terus menemui kejadian sialan seperti ini?
Ia menuju kearah bangku dimeja bar lalu duduk disana. Menyebalkan ketika saat seperti ini ia tidak bisa minum alkohol sesuai kemauannya mengingat dirinya yang sangat mudah mabuk. Satu-satunya orang yang bisa minum bersamanya adalah...
Aish. Sialan. Ia terus mengingat hal itu.
Sebotol bir yang ia pesan tadi tersimpan didepannya. Kayla yang terbengong dengan cepat mengambil lalu membuka tutupnya dan langsung meminumnya tanpa menunggu gelas dari pria pemberi minuman didepannya yang menatap Kayla takjub. Mungkin baru kali ini ia melihat seorang wanita yang meminum langsung dari botolnya.
"Arghhh" geram Keysa waktu usai menghabiskan satu botol bir sekali teguk. Seluruh tubuhnya terasa panas sekarang. Selain emosi membara didalam tubuhnya, meminum satu botol bir sekali teguk kurang baik untuk keadaanya sekarang.
Keysa meletakkan beberapa lembar uang dimeja bar kemudian beranjak menuju pintu keluar. Ia tidak mempedulikan lagi keadaan anak-anak buahnya sekarang. Masa bodo.
Bagaimana bisa masalah ini tidak terpecahkan?!Ia berdiri ditepi jalan dan menunggu taxi. Ia tidak membawa mobil kesini karena kedua manusia sialan tadi memaksanya datang dan tidak membiarkannya kabur.
Kepala Kayla sedikit pening sekarang. Ia menggeleng pelan mencoba menghilangkan rasa sakit itu tapi malah membuatnya hampir oleng dan terjatuh. Dengan cepat ia menahan tubuhnya lalu melihat kearah jalan dan sebuah taxi mendekat.
Ia mengulurkan tangannya memanggil taxi itu dan yeah taxi itu berhenti didepannya. Baru selangkah akan masuk sebuah tangan menahan pergelangan tangan Kayla lalu menariknya kebelakang tubuh cowok itu.
"Maaf. Dia tidak jadi ikut bersamamu," ujar Marsel meminta maaf pada supir taxi itu. Terdengar gumaman kesal dari supir itu kemudian melajukan mobilnya menjauh dari tempat Marsel dan Kayla berdiri.
"Kenapa malah pulang?" Tanya Marsel membalikkan badannya menghadap Kayla.
"Kenapa aku harus tetap disini?" Jawab Kayla kesal dengan tingkah Marsel. Disinikan yang membutuhkan, Kayla bukan Dia tapi kenapa dia yang repot menahan Kayla.
"Karena kamu sudah datang. Dan menganggu urusan saya," balas Marsel mengeratkan pegangannya dipergelangan tangan gadis didepannya.
"Ouhhh. Maaf Tuan, jangan khawatir saya akan segera pergi dan tidak mengganggu anda," sarkas Kayla dengan wajah dongkol. Benar-benar sialan pria ini.
Kayla berusaha menghempas tangan Marsel namun malam ini Marsel tidak akan menurut seperti malam awal pertemuan mereka.
"Lepaskan atau aku akan teriak," ancam Kayla menatap tajam kearah Marsel. Terlihat Marsel tersenyum miring menatap Kayla.
"Teriak saja. Dan kita lihat siapa yang akan menolongmu?" Ucapan Marsel terdengar seolah mengejek Kayla. Bahwa berteriak adalah hal bodoh yang dilakukan. Kayla melempar pandangannya keseluruh penjuru dan sial benar. Lingkungan ini hanya ada orang-orang mabuk yang membawa pasangannya entah ke Hotel ataupun rumah. Kita semua tau tujuan kepulangan pasangan-pasangan itu.
"Bagaimana? Ada yang datang sebagai pahlawan?" Ejekan kembali keluar dari mulut Marsel.
Kayla hanya diam dan menatap jengkel kearah lain. Melihat wajah pria songong didepannya ini sangat menjengkelkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My PSYCHOPATH My Enemy
AcakJangan Lupa Follow dulu biar dapet notif dari pak Marsel. 18+ (MENGANDUNG KEKERASAN) Yang dibawah umur mohon kebijakannya dalam memilih cerita😊.