Bab 1

59 17 6
                                    

Arra menguap perlahan sembari merenggangkan tangannya. Semalaman dia bergadang di depan layar PC hanya demi game, handset gaming masih menempel ditelinganya dan mata panda turut menghiasi wajah kusamnya.

Dengan terkantuk-kantuk Arra berjalan ke arah ranjangnya, berniat tidur seharian. Disingkapnya selimut hingga menutupi sebagian besar tubuhnya dan dalam waktu sekejap Arra langsung tenggelam ke dunia mimpinya.

" Arra, bangun udah jam enam, " Teriak Tara, Mama Arra.

Arra tak berkutik, bergerak sedikit pun tidak.

" Ra, makananya udah siap "

Tara mendengus kesal, dia yakin jika anak pertamanya itu belum bangun seperti biasa. Tara lelah, Arra selalu begitu.

" Roro, bangunin Arra sana, " Perintah Tara pada anak bungsunya Rizal. Entah kenapa Tara suka memanggilnya dengan sebutan 'Roro' sejak kecil.

Rizal yang sedang berjalan ke arah pintu pun terhenti sebentar, kakaknya memang selalu merepotkan.

" Ck, emang dasar kebo jadi-jadian, " Dengus Rizal.

Dengan langkah paksa Rizal menghentak-hentakkan kakinya menuju kamar Arra yang terletak di atas. Padahal Rizal ingin cepat pergi sekolah agar tak disuruh membangunkan Arra.

Cklek

Dibukanya pintu warna putih, terpampang Arra yang terkapar diatas ranjang dengan keadaan memilukan seperti biasa.

Rizal mengambil nafas panjang " Woy bangoonnn, " Teriakan Rizal yang bak toa tahu bulat langsung memenuhi kamar Arra.

Arra tak bergerak malah dengkuran tipis terdengar sayup-sayup.

Heran, Arra tidur apa mati?

Inilah yang Rizal kesalkan ketika disuruh membangunkan Arra, tak semudah menggosok daki.

Rizal berpikir keras, setiap hari dia harus mengganti taktik membangunkan Arra.

" Aha, " Seakan ada lampu berpijar diatas kepala Rizal, ide cemerlang terlintas diotaknya.

Rizal mengambil Game Controller warna merah kesayangan Arra " Ra, kalo tetep ngebo gue banting benda kesayangan lo ini "

" Satu "

" Dua "

" Tiga "

Arra memincingkan matanya menatap Rizal yang membawa Game Controller nya seperti membawa sampah.

" Empat, " Lanjut Rizal dengan mengayun-ayunkan Game Controller.

" Kalo sampe jatoh lo kudu, harus, wajib nggantiin dengan yang lebih mahal, " Ketus Arra mulai membuka kelopak matanya.

Nampaknya taktik Rizal berhasil.

" Lima "

Bersamaan dengan angka lima disebut Game Controller melayang dari tangan Rizal. Arra melonjak hendak menangkap sampai tertubruk meja tempat PC nya.

Brakk

Suara gedebuk terdengar hingga ke lantai bawah, tempat Tara.

" Alhamdulillah Arra nggak mati, "Syukur Tara sambil menyuap sesendok nasi goreng ke mulut nya.

Sementara Arra berhasil mengambil benda kesayangannya meski terkantuk pojokan meja. Mata Arra berkilat marah, semakin seram dengan adanya bulatan hitam dimatanya dan rambutnya yang amburadul.

" Mirip kunti, " Celetuk Rizal dengan wajah watados nya.

" Goblok lo ya, kalo rusak emang lo punya duit apa buat gantiin, pakek ngatain lagi lo!! " Tatap Arra kesal.

Bukannya merasa bersalah, Rizal malah mendongak sombong dengan senyum lebar terulas jelas diwajah tampan nya.

" Halah palingan harganya sebelas dua belas sama pembersih kloset kamar gue "

Arra geram, ingin membunuh Rizal rasanya.

" Bener-bener ya punya adek kek lo tu kaya melihara setan, " Dengus Arra lalu bangkit menaruh Game Controller nya.

Rizal bangga, bisa membangunkan Arra memang suatu yang patut diapresiasi mengingat Arra adalah kebo jadi-jadian.

Sementara Arra berjalan menuju kamar mandi dengan handuk yang ditentengnya, meninggalkan setan dengan wujud manusia bernama Rizal Praditya.







Hai, selamat datang dicerita gaje gue :)
Betah betahin ya,
Salam

Sungirl 🌼

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang