Re-load

1.7K 210 12
                                    

"pacar aku!"

"pacarnya Renjun!"

"Na Jaemin!"

"Na Jaemin!"

"Nana!"

Suara itu selalu didapatkan Jaemin dari seorang pria mungil dengan seragam sekolahnya semenjak 4 tahun yang lalu

"Nana, selamat pagi" ucap pria mungil itu lalu tersenyum, setelah berhasil menyamakan langkahnya

Jaemin menoleh sebentar kearah pria mungilnya, lalu kembali menghadap lorong didepannya
"pagi" balas Jaemin, tanpa menghentikan jalannya dan tanpa senyuman

"Nana nanti pulang bareng ya?" tanya Renjun -pria mungil tadi, masih dengan senyuman, gumaman Jaemin dan pekikan senang Renjun sebagai balasan sebelum mereka berpisah untuk menuju ke kelas masing masing

Jaemin tidak membenci Renjun sungguh, bagaimana dia bisa membenci pacarnya sendiri, pacarnya yang menggemaskan dan dengan susah payah ia dapatkan -ya walaupun Renjun yang menembaknya saat itu

...

Renjun tidak marah pada Jaemin yang sering mendiamkannya, Renjun sudah siap dengan konsekuensi yang akan ia dapat saat menyatakan perasaannya pada Jaemin, Renjun hanya mencintai Jaemin -Moomin tidak masuk perhitungan ya

'haha, masih saja dingin' Renjun membatin, tertawa miris

Namun bukan berarti Renjun tidak sakit, jika melihat Jaemin yang tidak menatapnya saat berbicara, Jaemin yang hanya membalas pesannya singkat, Jaemin yang berbicara dengan gumamannya

Walaupun begitu Renjun tau, ia akan selalu mencintai Na Jaeminnya, Nananya. Mungkin

...

"kau tidak kasian dengan Renjun?"


"cobalah sedikit romantis Jaemin-ah"

"Aku melihatnya murung tadi"

"kau membiarkan pacar cantikmu dikantin sendirian Jaemin"

"jika kau tak ingin Renjun, berikan saja pada ku"

Oke, ucapan dari teman temannya berhasil membuat Jaemin pusing sekaligus kesal, bagaimana bisa Jeno dengan gamblangnya meminta Renjun agar diberikan padanya saja, Renjun itu pacarnya,

Mereka sudah berpacaran sejak kelas 2 sekolah menengah pertama hingga saat ini

"apakah aku segitu buruknya untuk Renjun?" tanya Jaemin pada dirinya sendiri, menatap kertas yang diambilnya dari mading yang berisikan tulisan tangan Renjun

Saat pulang bersama tadi Jaemin tidak banyak berbicara, lebih tepatnya hanya bergumam saat Renjun dengan cerianya menceritakan kesehariannya di kelas yang berbeda dengan Jaemin

Dari ia meresa kesal dengan Haechan yang menarik bangkunya secara tiba tiba saat ia ingin duduk, dan membuat pantatnya berciuman dengan lantai yang berakhir Haechan meminta maaf pada Renjun yang sedang memiting kepalanya

Sampai Renjun yang senang bisa pulang bersama Jaemin, jika dipikir pikir Jaemin jarang bisa pulang bersama pacarnya, ia terlalu sibuk, mungkin

Lalu bagaimana dengan Renjun yang menjadi sekertaris MPK, anggota OSIS dan harus mengurus beberapa club ekstrakurikuler, mengapa ia bisa meluangkan banyakwaktunya untuk Jaemin, walaupun itu hanya sebuah pesan yang dikirim dalam jumlah banyak dalam satu menitnya

{ Massage }

Na Renjun💚

Ren, bisa bertemu?

Ah, pas sekali Nana, ayo bertemu seperti biasa
read

Menghiraukan balasan Renjun yang tampak berbeda, Jaemin langsung bergegas merapihkan penampilannya, Jaemin tak mau didepan pacarnya yang menggemaskan ia tampak buruk

...

"

lho, Jaemin kenapa tidak masuk ke cafe duluan diluarkan dingin, padahal kau bisa memesan minuman hangat terlebih dahulu, sambil menungguku" ucap Renjun langsung menarik tangan Jaemin -yang sendari ujung jalan Renjun melihatnya sedang menggosok kedua belah tangannya menyalurkan panas untuk tubuhnya,

Yang ditarik tidak bergeming, membuat Renjun kembali menghadap Jaemin dengan raut 'kenapa?'

"ada apa dengan panggilanmu itu?" tanya Jaemin "huh?" Renjun memiringkan kepalanya refleks dengan salah satu alisnya terangkat

"kenapa kau memanggilku Jaemin, bukan Nana?" tanya Jaemin lagi, menatap dalam obsidian hitam Renjun, pria manis didepannya

"ng.. Jaemin"

Renjun melepaskan tautannya pada tangan Jaemin

Belum sempat terlepas Jaemin kembali menggengm tangan Renjun

"maaf, Injun-ah"

Jaemin menunduk mengikis jarak antara dirinya dan Renjun lalu meletakkan kepalanya pada bahu sempit Renjun,

kaget? Jelas Jaemin tak pernah seperti ini sebelumnya, ini seperti Na rapuh Jaemin

"Jangan pergi ya, aku benar benar meminta maaf, Injun-ah maaf jika aku belum bisa seperti yang kamu inginkan"

Tubuh Jaemin bergetar menahan isakan yang sayangnya sudah keluar dari mulutnya

"aku benar benar tidak bisa kamu pergi, aku langsung mengajakmu bertemu saat Haechan mengatakan jika kamu ingin mengakhiri semuanya Renjun-ie, maaf"

"Jaemin_" ucapan Renjun terpotong "Injun-ie tolong jangan panggil aku begitu, itu membuatku sangat takut" ujar Jaemin, kedua tangan Jaemin menggenggam sebelah tangan Renjun

"Nana..

Renjun membuang nafasnya pelan

Nana meminta maaf untuk apa hmm?" tanya Renjun, kali ini mengusap punggung Jaemin dengan satu tangannya yang menganggur

"maaf untuk semuanya, maaf karna aku bukanlah orang yang romantis, maaf karna selalu menyakitimu, maaf belum bisa menjadi orang yang kau inginkan"

"Nana, aku tidak memintamu menjadi romantis, kamu membalas singkat pesanku seperti biasa saja dapat membuatku tersenyum, kamu mebalas ucapanku hanya dengan beberapa kata saja dapat membuatku ingin loncat loncat seharian"

"dan jika Nana belum bisa jadi orang yang Injun inginkan, bagaimana mungkin Injun mau menyatakan perasaan Injun pada Nana" Jaemin mengangkat kepalanya menatap Renjunnya yang sedang tersenyum indah didepannya

"jangan tersenyum terlalu indah, aku bisa khilaf" ucap Jaemin menangkup kedua belah pipi kekasihnya tersebut

"kalau begitu khilaf saja" ucap Renjun lalu tertawa

"aku serius Injun-ah" ucap Jaemin menatap "aku juga serius Nana" Renjun tersenyum, kali ini sangat indah

Keduanya mengikis sisa jarak yang sudah tanpa jarak sebelumnya, hingga keduanya merasakan sesuatu yang kenyal dan basah pada masing masing bibir mereka, melupakan fakta bahwa mereka yang masih berada di depan sebuah cafe

Jaemin mulai memberika panguntan panguntan kecil pada ciuman mereka, masih dengan dahi yang saling menempel "Renjun aku akan melulai semuanya kembali, biarkan aku yang menyatakan perasaanku sekarang" ucap Jaemin dengan suara rendahnya

"Huang Renjun jadilah kekasihku"


Ehe :')

Anae (?)  ¦ Jaemren ¦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang