cafe

474 78 6
                                    

Mereka memutuskan untuk rehat di cafe sederhana bernama JinHit. Setelah memesan, mereka berdua menempati kursi di tengah.

Begitu duduk, Taehyun lagi-lagi terfokus pada benda segi empat dan terkikik geli. Ada apa gerangan anak ini?

"Wah, Taehyun. Sedari tadi aku melihatmu begitu bahagia memandangi layar ponselmu"

"Ya begitulah, dia orangnya lumayan lucu dan manis"

Lelaki Choi itu menaikkan sebelah alis, lantas tersenyum mengejek, "Oh, jadi kau sudah memiliki kekasih hm?"

Taehyun melirik ke arah Soobin, "Tentu saja. Aku itu tampan dan mapan, baik yeoja maupun uke pasti tertarik denganku. Oh ya, Hyung sendiri bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana?"

"Hubunganmu dengan Seunhye noona. Maksudku, apakah ada perkembangan?"

"Entah, kami jarang memiliki waktu luang yang sama. Meskipun begitu, dia baik dan pengertian"

Percakapan kecil tersebut berhenti ketika seorang pelayan menyajikan pesanan mereka. Secangkir teh lemon untuk Taehyun dan Americano bagi Soobin.

Beberapa menit kemudian, datanglah sepasang yeoja dan namja memasukki cafe di malam yang kian larut.

Larut malam tak mempengaruhi penglihatan tajam Taehyun, matanya menangkap pemandangan Seunhye sedang bergelayut dengan namja asing entah siapa.

"Hyung, apakah Seunhye noona memiliki saudara laki-laki?"

Soobin menjeda tegukannya, "Eoh? Iya, seorang adik laki-laki. Dia sedang kuliah di Jerman. Kenapa?"

"Lihatlah ke arah barat"

Lelaki jangkung tersebut menggulirkan bola mata ke arah yang diminta, dahinya berkerut hingga hampir tersedak.

Apakah matanya tak salah lihat? Seunhye bergelayut oh bahkan memeluk erat lengan dengan pria lain. Dan Soobin pastikan bahwa pria itu bukanlah kerabat Seunhye, mengingat keluarga mereka sudah saling mengenal cukup lama.

Tangannya mengepal sampai arterinya terlihat. Peka terhadap keadaan yang memanas, pemuda Kang itu menepuk bahu Soobin agar dapat tenang.

"Hyung, tahan dirimu. Lebih baik jangan membuat keributan di tempat umum. Bagaimana jika seorang paparazzi memotretmu sedang mengamuk karena kau diselingkuhi? Ingat, kau itu CEO Choi Corp, beritamu sangat mahal bagi para wartawan!"

Emosi yang bergemuruh di dada Soobin kian meluntur, perlahan namun pasti pikirannya sedikit tenang. Jarinya mengapit pada lengan cangkir kemudian menyesap kopi.

"Pantas saja dia selalu menolak setiap kuajak berakhir pekan bersama. Aku memang lelaki yang membosankan, benar?", ujar Soobin sembari memijat pelipis.

"Aha, hyung benar mengenai membosankan. Tetap saja berselingkuh itu buruk. Aku turut sedih atas kejadian yang menimpamu, hyungie"

"Terima kasih atas simpatimu, Taehyun-ah"

Healing [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang