"Nalfa! Nall..." Teriak Rani ibu Nalfa.
"Duh ini anak ngapain sii di kamar kok gak nyaut-nyaut di panggil dari tadi," ucap Rani sambil menghampiri kamar Nalfa dan membukakan pintunya.
Seketika Rani melihat anak bontot nya itu sedang tertidur sambil menggenggam handphone android nya itu.
"Duh ini anak, malah tidur bukan nya mandi," gidig Rani sambil menyelimuti nya.
***
•••••
"Woy! Dari mana aja sii lu Ren?!" Rizky berteriak bagaikan toa memanggil Rendi.
"Udah makan siang sama si bucin resee," Rendi mendengus melirik Dimas.
"Ehk bangkee sembarang lu bilang gue rese gue timbuk juga ya lu eeeeeuuuhhhh!" saut Dimas sambil membuka sendal jepit butut nya itu.
Rendi hanya nyegir melihat tingkah teman nya itu.
"Lah yang ada juga kalian yang rese!" timpal Rizky.
"Lu dari tadi gue cariin,makanya kalo keluar bilang napa sama gue biar gue gak capek nyari-nyari lu ampe ke gorong-gorong," lanjut Rizky dengan songong.
"Ehk upill lu kira gue tikus apa?! Ampe lu cari ke gorong-gorong segala!" timpal Rendi dengan wajah yang kesal.
"Dah lah, to the point' aja gak mau banyak bacot gue. Tadi cewe lu nelefon rindu katanya, terus dia titip salam ke gue buat lu," ucap Rizky sambil menatap wajah Rendi.
Seketika sontak terlihat raut wajah Rendi sumringah nya bagaikan senyum joker.
"Yang bener lu kii?! Asli dua kelinci 'kan lu?!" girang Rendi kepada Rizky.
"Apaan si luu malah iklan segala. Ya bener lah, udah cepat telfon balik dia tapi jangan lupa gantiin pulsa gue," timpal nya sambil memberikan handphone nya kepada Rendi.
Tanpa menghiraukan Rizky, Rendi langsung saja mencari kontak kekasih nya yang sedang di rindukan itu. Kemudian ia langsung menekan tombol call dengan raut wajah yang kegirangan abis, kek anak kecil dapet permen satu dus hahahaa.
Tuttttt tttttttt...
Tuttttt tttttttt..."Duh kok gak di angkat si kii, lu canda ya ama gue," ucap Rendi dengan raut wajah sumringah nya yang perlahan memudar.
"Enak aja lu ngomong, kambing emang. Udah coba lagi aja apa susah nya si," Rizky menjawab dengan kesal.
"Yaelah ini yang lagi rindu sama doi nya sampai-sampai yang dari tadi di sampingnya di lupain. Anjay emang lu Ren, dengan mudah nya lu lupain gue! Makasiii loh Ren," dengan sinis tiba-tiba Dimas membuat pandangan Rendi beralih padanya.
"Diem lu curutt! Gue sumpel juga ya mulut lu pakek bata!" Rendi menjawab dengan kesal.
Rendi pun kembali mencoba menghubungi Nalfa dengan harapan Nalfa akan menjawab telfon nya tersebut. Namun, kembali Nalfa tidak menjawab telfon nya. Untuk yang kesekian kalinya dia mencoba lagi menelfon nalfa.
Dengan perasaan nya yang selalu sabar Rendi kembali harus menunggu Nalfa menelfon nya terlebih dahulu. Karena sedari tadi Nalfa tidak lah menjawab telfon nya.
"Lagi sibuk kali kii dia nya, nanti aja lah kalo dia nelefon lagi kasi tau gue ya," Rendi menyerahkan telfon nya.
"Oke siap Ren..."
"Gue ke kamar duluan ya, dah.."
Rendi pun berlalu menuju kamar dengan perasaan yang gundah. Karena dia sudah tidak sabar lagi ingin berbincang dengan kekasih nya itu yang telah lama tidak memberikan kabar kepadanya.
***
•••••
"Hmm... Jam berapa sii?" sambil melihat handphone nya.
"Ya ampun! Tadi Rendi nelefon gak ke angkat, duh gimana nih pasti dia lagi sedih sekarang," Nalfa segera lari keluar kamar.
Nalfa memanglah seorang gadis yang tingkat ke khawatiran nya terhadap orang lain memang lah tinggi. Ia tidak ingin mendengar kabar jika kekasih nya itu harus terpuruk karena ulah kesibuk kan nya.
"Ehk.. Ehk... Nalfa kamu kenapa lari-lari gitu entar jatuh lagi," ucap Rani.
"Aku mau mandi dulu ya ma," timpal Nalfa sembari mengambil handuk yang ada di dekat tangga.
"Awas hati-hati! Itu licin lantai nya tadi belum sempat mama lap Nalfa!" teriak Rani kepada anaknya itu.
•••••
Tak henti-henti nya hingga sampai saat ini Rendi melamun sambil menunggu suara cempreng nya Rizky memanggil namanya. Dan berharap Rizky memberikan kabar bahwa kekasih nya itu menelfon.
Namun hingga jam menunjukan pukul 16:30 Rizky tak kunjung menghampiri nya.
"Mending gue mandi dulu aja lah biar seger," gumam nya.
"Kii gue mandi dulu ya!" teriaknya kepada Rizky yang sedang duduk santai dengan Dimas di taman.
"Oke!" saut Rizky kepadanya.
Kesabaran Rendi memanglah sangat kuat. Ia memanglah jago dalam hal seperti ini, karena ia bisa menahan rasa kesabaran nya itu. Ia selalu di uji dalam hal seperti ini, terkadang ia pun lebih memilih untuk menyendiri ketimbang hadir di dalam sebuah kerumunan.
Rendi selalu berharap agar Nalfa tidak lah terlalu sibuk dengan dunia nya. Rendi selalu mengharapkan Nalfa memberikan kabar kepadanya sesering mungkin. Namun karena memanglah itu adalah sebuah cobaan pula dalam hubungan mereka, Rendi tidak bisa berkutik apa-apa lagi selain mengandalkan rasa sabar nya itu.
***
•••••
"Mah dingin banget air nya," ringis nya sambil memeluk tubuhnya.
"Lah lagian kenapa buru-buru gitu, mau kemana emang nya?" tanya Rani.
"Nggak kok ma, cuma pengen seger aja gitu hehe..." Nalfa menimpali perkataan ibu nya.
Keluarga Nalfa memang tidak mengizinkan nya untuk berpacaran di usia nya sekarang hingga dia telah mendapatkan pekerjaan nanti. Termasuk Rani, ibunya.
Makanya sering kali Nalfa menyembunyikan kegalauan dan kesedihan nya ketika semua itu ada sangkut paut nya dengan Rendi. Namun, berbeda dengan keluarga Rendi yang telah mengizinkan nya untuk berpacaran.
Dari awal Nalfa tidak berani untuk bercerita kepada ibunya mengenai hubungan nya dengan Rendi. Karena tak lain keluarga nya memang begitu over protektif kepadanya. Sehingga sesekali hal itu membuat Nalfa tertekan dan lebih memilih untuk selalu diam di kamar ketika ia sedang tidak sibuk.
"Nalfa, gimana tadi pagi? Lancar?" tanya Rani.
"Hmm alhamdulillah ma lancar kok," ucap nya.
"Bulan pertama ini kamu betah kan Nal kuliah disitu?"
"Betah kok ma, seru orang-orang nya pada welcome sama aku," sambil tersenyum.
"Bagus deh, tapi ingat harus tetep fokus gak boleh ke ganggu sama apapun. Apalagi ke ganggu dengan masalah percintaan, mama pasti akan kecewa banget sama kamu kalo kamu gagal karena hal itu," celetuk Rani.
Seketika Nalfa terdiam sejenak dan meresapi perkataan ibu nya itu. Ia tidak ingin mengecewakan keluarganya terutama ibunya. Namun, di sisi lain ia juga tidak mau jika harus melepas Rendi karena ia pun sudah capek dan tidak mau lagi mengenal yang namanya orang baru dalam kehidupannya.
"Iya ma.." jawab nya dengan lesu.
"Yasudah bagus lah, mama ke kamar dulu ya Nal, kalo kamu mau ke kamar juga matiin tv nya."
"Iya ma.." jawab Nalfa.
______
Ditunggu ya vote dan komen kalian. Maaf jika ada typo dan banyak nya kesalahan kata.
Jangan lupa follow juga ya😉
'Vote sebanyak-banyak nya baru lanjut ya,jangan lupa komen juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Patient Boy Friend
RomancePada dasarnya, sabar memanglah tidak mudah. Apalagi ketika kita harus bersabar menunggu sebuah kabar dari seseorang yang di damba. Pasti akan sangat sulit bagi mereka yang melaluinya. Rendi selalu dengan sabar menunggu kabar dari Nalfa kekasih nya...